DISCLAIMER:

This story is a work of fiction. Any resemblance to any person, place, or written works are purely coincidental. The author retains all rights to the work, and requests that in any use of this material that my rights are respected. Please do not copy or use this story in any manner without author's permission.

The story contains male to male love and some male to male sex scenes. You've found this blog like the rest of the readers so the assumption is that material of this nature does not offend you. If it does, or it is illegal for you to view this content for whatever the reason, please leave the page or continue your blog walking or blog passing or whatever it is called.



Negeri Dibalik Awan - Chapter 26

Chapter 26
by Ajiseno


Pelan aku duduk disisi ranjang berdampingan dengan agung
Ini bukan agung yang biasanya
Agung yang selalu tenang dalam menghadapi masalah dengan rokoknya
Atau agung yang garang jika tersulut emosi
Ini agung yang lain
Akhhh…baru kali ini kulihat agung tertunduk lesu disisi ranjang
Tubuhnya masih penuh bintik-bintik air habis mandi
Ada apa?
Dia tadi mandi begitu lamanya
Ada apa?
Aneh saja bikin aku penasaran
Jika dia sedih, aku ingin mengurai kesedihannya, mungkin melepasnya dari kesedihan

“ada apa?” tanyaku lirih
“nggak pa pa!” ujarnya ketus
Aku menghela nafas panjang
Kadang aku memang terlibat terlalu jauh dalam hatinya
Akhhh…maafkan aku
“ohh…ya udah, sorry gung, kadang aku terlalu jauh mencampuri urusan hatimu, kadang seseorang memang punya privasi terhadap masalah yang dihadapi, maaf yo”
“ya, nggak pa pa kok”
‘oke, tapi kalau emang kamu memang ingin berbagi masalah denganku aku seperti biasa, siap kok”
Dia menoleh dan aku tersenyum

Kutepuk pundaknya yang masih basah
“kamu yakin akan ke lampung sekarang?” tanyaku lagi
“ya…sekarang, nggak ada masalah”
“oke…siap-siap ya” ujarku sambil senyum

Perlahan aku bangkit
Tiba-tiba lenganku dipegangnya begitu erat
Dan aku kembali duduk
“jii…makasih, sampai dengan hari ini, Cuma kamu yang sedemikian perhatian terhadapku, tadi…tadi…hmmm:
“oke gung, nggak pa pa”
“bukan ji, tadi di kamar mandi aku nerima telepon”
“ohh dari siapa?”
Dia menghela nafas panjang
“ranti”
“ohhh” hanya itu yang keluar dari mulutku
“dia ..hmmm…dia hanya mau ngucapin selamat jalan dan titip salam untuk ibuku di lampung”
“ohhh gitu ya, baguslah kalau gitu, berarti masih ada perhatian darinya untukmu, bagaimanapun juga, dia ibu dari anakmu”
“iya, entahlah, aku jadi ingat semua, ingat semua masa laluku yang sedemikian pahit dan kelam, ingat semua kehidupanku dengan ranti, dan…terakhir aku ingat ibuku, akhhh…semua muncul begitu saja” ucapnya lirih

“gung, sekali lagi gung, lupakan semua masa lalu, jadikan cermin yang akan kamu pakai untuk melangkah dimasa depan, dan jangan sesali semua keputusan yang telah kau putuskan dihari kemaren, penyesalan hanya akan menyakitkan hatimu”

Agung Cuma terdiam
“gung…aku paham, berpisah dengan anak istri merupakan hal terberat dalam hidupmu, aku paham itu, tapi menurutku, akan lebih berat lagi, jika kamu memaksakan diri untuk hidup dengan orang-orang yang tidak lagi mencintaimu, makanya…kembali berkumpul dengan orang tuamu, mungkin ini jalan terbaik saat ini, disana kamu bisa mnyusun masa depanmu, termasuk menata kembali hidupmu, disana kuharap kamu bisa menata kembali kehidupan cintamu, karena disana kamu akan dikelilingi oleh orang-orang yang benar-benar tulus mencintaimu, mereka semuanyalah yang akan mendukungmu”

Tiba-tiba agung memelukku dari samping
“makasih jii, makasih, kamu sahabatku..benar-benar sahabat dan saudaraku, kayaknya belum telat ji, gimana kalau kamu ikut aku ke lampung, gimana?”
Aku Cuma tersenyum dan menggeleng lemah
“nggak!”
“napa?”
“mungkin suatu saat, tapi saat ini bukan saat yang tepat gung, aku paham, disana kamu akan menyelesaikan masalahmu dengan kedua orang tuamu, jadi…aku takkan mencampurinya”
Agung menggeleng
“nggak, aku takkan menyelesaikan masalah apa-apa, ketika aku nanti tiba disana, secara otomatis semua masalahku hilang”
“wahhhh…oke, baguslah kalau gitu, ya udah, semangat gung, ayo cepetan siap-siap, bentar lagi kutunggu kamu dimeja makan”
“oke boss!” dia tersenyum lebar penuh semangat

Aku bangkit
Dan …agung berdiri
Seperti biasa, dia dengan cuek melepas handuk yang melilit pinggangnya untuk berganti pakaian
Memamerkan lekuk tubuhnya yang polos tanpa sehelai benangpun
Tapi untuk kali ini, tak memperdulikan lagi
Aku berjalan pelan keluar kamar
Menuju hendra yang mungkin sedang duduk di ruang depan
Aku mengambil nafas panjang
Lega rasanya

Kucari hendra di ruang tamu…tak ada
Aku berjalan keluar
Hendra ternyata duduk di kursi panjang di teras rumah
Dia merokok…
Akhir-akhir ini memang kulihat hendra kadang merokok
Pelan aku duduk disisinya

Sesaat kami terdiam
“jii”
“yap”
“kamu begitu perhatian dengan agung ya?”
Aku menoleh
Aku paham…tak selayaknya aku memamerkan perhatianku yang sedemikian berlebihan terhadap agung
Ada pacarku disini….
Tapi aku tak bisa, yang jelas ini hanya sebatas perhatian terhadap sahabat saja

“ya” jawabku singkat
Kulihat hendra menghela nafas panjang
“hmmm….mungkin aku cemburu atau apalah, tapi yang jelas menurutku sikapmu terhadapnya berlebihan ji, menurutku…kamu harusnya lebih perhatian terhadapku, aku kan kekasihmu, apa menurutku ini berlebihan ji?”
“apa…perhatianku terhadapmu masih kurang?”
Hendra menoleh…
Tapi aku tak berani menatapnya
Aku tak ingin berdebat tentang sebuah hubungan, apalagi sedang ada agung disini
“nggak! Maksudku….”
“sssttt……”aku memotong kalimatnya dengan menempelkan jariku di bibirnya
Hendra menghela nafas panajng dan menatap ke depan

“ndra…aku tak sebaik yang kau kira, aku juga bukan orang kaya seperti pejabat, aku tak punya apa-apa di dunia ini, aku juga tak setampan kamu, aku tak sesexy agung, aku hanyalah orang jelek..item…, aku juga bukan orang yang pandai, cerdas layaknya ilmuwan,…..pada intinya aku hanyalah orang sederhana saja di dunia ini, tak punya apa-apa dan bukan siapa-siapa ndra..tapi aku punya satu , yaitu…hati!...yah hati saja, aku hanya punya hati saja, dengan hati inilah akau akan menyanyangi orang-orang yang dekat denganku, dengan adit, agung…fiyan teguh atau siapapun,memang kadang aku merasa berlebihan dalam menyayanginya, tapi percayalah…hanya satu orang yang selalu tertanam dalam hatiku…selalu kuingat dalam setiap detak nafasku..hanya satu…”

Kembali suasana diam..
“siapa?” tanya lirih..
Aku menoleh
Menatapnya tajam
“kamu..ndra!” jawabku lirih pula
Kulihat hendra hanya terpaku menatapku dalam hening

Suasana bandara Ahmad Yani, siang ini tidak begitu ramai
Hanya beberapa orang berjalan kesana kemari
Aku dan hendra hanya duduk memandang agung yang berjalan menuju loket penukaran tiket

Penampilan agung kali ini menurutku merupakan penampilan terbaiknya
Dia memakai celana jeans dan kaos berkerah lengan pendek dibalut jaket tipis rapi
Sangat rapi…
Semua yang dipakai agung adalah baju baru yang tadi dibeli di mall bersama hendra
Mungkin juga hendra yang memilihkan baju sehingga terlihat begitu elegan
Akhh…ini agung yang benar-benar lain
Rambut rapi…
Wajah bersinar..bersih..dan kulitnya terlihat putih
Dia tidak hanya ganteng atau gagah, tapi juga tampan
Aku maklum…
Hari ini hari yang spesial buatnya
Dia akan bertemu orang tuanya setelah sekian lama tidak ketemu

Mengapa agung bisa pulang naik pesawat?
Menurut penuturannya…
Beberapa hari lalu orang tuanya mengirim uang ke dia dalam jumlah cukup banyak
Sebagian di berikan ke ranti untuk biaya hidup anaknya dan sebagian lagi untuk kehidupannya termasuk biaya kepulangannya
Akhhh hidup seseorang siapa yang tahu…
Siapa yang menyangka kalau agung si petruk seorang pimpinan preman ternyata anak orang berada
Dan saat ini dia sangat berubah


Agung mendekatiku
Duduk disampingnya hendra
“mas hendra…terima kasih mas, mas hendra sudah membantu aku selama di semarang”
Kulihat hendra tersenyum
“hmmm…sama-sama gung, kalau ada waktu, datanglah ke semarang lagi”
‘oke mas”
Sejenak kami terdiam

Entahlah tiba-tiba ada rasa nyeri diulu hatiku
Perasaan yang tiba-tiba muncul
Kenyataan bahwa sebentar lagi aku takkan lagi melihat agung
Tak kan lagi melihat wajahnya yang cuek
Tak kan lagi merasakan emosinya
Takkan lagi melihat sorot matanya yang tajam menusuk
Takkan lagi melihat hidung mancungnya, alis tebalnya dan bibir sexy nya
Takkan lagi mencium bau rokok di badannya atau melihat asap rokok di celah bibirnya
Dan takan lagi melihat kerlingan matanya saat dia menggodaku
Aku sebentar lagi akan kehilangan dia…
Tapi kusadari…
Ini semua untuk kebahagiaannya
Aku harus ikhlas
Dia akan kembali berkumpul dengan orang-orang yang mencintai dan menyayanginya
Sekali lagi…aku harus merelakannya

Tiba-tiba agung pindah duduk
Dia duduk di sampingku…
Lengannya yang panjang dan kokoh merangkul erat pundakku
Aku menunduk…
Dan kurasakan dagunya dikepalaku
Dia memelukku begitu erat
“jii..makasih…”ucapnya serak
“hmmm kita akan ketemu lagi?”
Aku Cuma mengangguk, karena tak ada lagi kata yang bisa terucap dari mulutku
Dan aku semakin menunduk…
Karena kusadari…
Airmataku tak lagi bisa kubendung

Akhirnya agung bangkit juga dari sampingku setelah panggilan penumpang menuju bandar lampung diumumkan
Aku dan hendra dibelakangnya sambil membawa kardus berisi oleh-oleh
Dan ketika sampai pintu masuk…
Agung berbalik…
Memeluk hendra dan memelukku erat sambil berbisik “aku janji…kapan-kapan aku ke sini lagi, hidupku disini ji”
“oke…salam tuk ibu bapak di lampung ya?”
“yap..makasih”

Aku dan hendra hanya berdiri terpaku menyaksikan agung masuk
Kulihat dia menyerahkan barang bawaannya untuk di periksa
Tiba-tiba….
Agung berbalik cepat
Berlari menerobos penjagaan ke arahku
“jiii….ini…ini…untukku saja” katanya sambil menyerahkan sebuah bungkusan kecil ketika sampai di depanku
Aku kaget…
“apaan gung”
“terima saja”
Dia langsung kembali masuk ke bandara

Hendra ikut mengamati bungkusan kecil yang ada di telapak tanganku
Kutatap bungkusan itu
Seperti kotak keras…
Aku bingung…
Dengan pelan Aku duduk di temani hendra dibangku yang tak jauh dari tempatku berdiri
“jii…apaan tuh, buka aja” hendra ternyata penasaran juga rupanya
kubuka pembungkusnya

dan aku terbelalak kaget
sebuah kotak kecil dengan kulit beludru berwarna merah tua
kotak kecil yang biasanya berisi cincin tunangan
aku menoleh ke hendra…
kulihat hendrapun kaget
‘gila jii..agung melamarmu di bandara heheheheh”
Dia tersenyum masam memandangku
Dan aku masih saja bingung
‘hahh…nggak ahh..ini untukmu saja ndra”
Kusorongkan kotak itu ke tangan hendra
“hehehehehe…terima saja ji, yahh..dulu kulamar kan nggak mau, ohhh ternyata baru aku tahu….ada agung dibalik itu”
Aku terbelaalk kaget
Hendra benar-benar dibakar api cemburu.

to be continued...




5 comments:

Anonymous said... Best Blogger Tips[Reply to comment]Best Blogger Templates

lanjutannya mana ni dazz ?

Dazz said... Best Blogger Tips[Reply to comment]Best Blogger Templates

@Anonymous

Abis ga ada yang komen sih...
hehehe

Anonymous said... Best Blogger Tips[Reply to comment]Best Blogger Templates

ni udah aku komen ... aku suka semua cerita di blog ini, tp selalu blum selesai... kan ga enak gantung gitu...

Dazz said... Best Blogger Tips[Reply to comment]Best Blogger Templates

Buat yang diatasku...
tuh sudah aku update

sorry bro
emang ga semua penulisnya ngelanjutin ceritanya
ada yang aktif, ada yang tergantung mood

Anonymous said... Best Blogger Tips[Reply to comment]Best Blogger Templates

makasih dazz, udah mau ngelanjutin lagi cerita ini.. banyak pesan moral yang aku suka dari cerita ini ...

Post a Comment