DISCLAIMER:

This story is a work of fiction. Any resemblance to any person, place, or written works are purely coincidental. The author retains all rights to the work, and requests that in any use of this material that my rights are respected. Please do not copy or use this story in any manner without author's permission.

The story contains male to male love and some male to male sex scenes. You've found this blog like the rest of the readers so the assumption is that material of this nature does not offend you. If it does, or it is illegal for you to view this content for whatever the reason, please leave the page or continue your blog walking or blog passing or whatever it is called.



Cowok Keripik Jengkol Sheet 13

Sheet 13
by be_biant




Jadi kesimpulannya, Biant masih bimbang dengan filing nya? Ia menginginkan raganya selalu ada di sisi Rakha dengan tidak mengurangi perhatian yang pernah diberikannya, namun ia juga takut akan perasaan yang membuat kedekatan ini menjadi hal yang disebut cinta, Biant masih keras kepala dan tidak ingin mengakui ke abnormalannya. Bahwa di luar kesadarannya, Biant itu sebenernya Gay. Hanya saja ia malu, sementara Rakha sudah tau! Masalah gak, kalo Rakha yang bicara dulu? Rasanya, ini bukan urusannya!

Jadi selama tiga hari ini, Rakha tinggal dirumah dengan sikap yang rada bingsal, bukan seharusnya istirahat total dengan fikiran tentram. Ia masih saja terus terusan membayangi sosok hantunya yang misterius, si Biant. Dan masih belum bisa meyakinkan apakah perasaan aneh ini yang di bilang ‘kangen’ namanya? Karna udah tiga hari juga si Biant gak mampir buat nengok keadaan Rakha yang mulai membaik.

Gak sabar pengen ngeliat mimic wajah Biant sesudah kejadian malam itu, dikala ia mengatakan sesuatu yang semestinya hanya Rakha belom tau. Coba seandainya Rakha memilih tenang dan tertidur, mungkin kata katanya tidak akan pernah di dengar, sampai menjadikan konsentrasi dan daya ingatnya semakin buyar seketika. Sekarang, apa yang mo dituntut? Ujian semester tinggal dua hari lagi. Sedang fikiran tentang Biant masih bergemelut di otaknya.

Hari ke empat ini, Rakha memberanikan diri untuk tampil ke muka public. Majalah mana lagi yang akan ngebahas tentang berita ketidak hadiran keripik jengkol itu belakangan ini? Mading?, Pesbuk?, Twiter?, Forum laen? Whatever! Rakha takkan ambil pusing, karna sudah waktunya ia harus hadapi konsekuensi! Ini jua demi mata pelajaran yang lebih penting, bukan sensasi!

Kembali jadi topic hangat, itu mah udah biasa! Yang luar biasa itu, ketika pertama kali bertatapan muka sama Biant di dalem kelas. Sweeeeeerrr,.. dalam diam, bulu bulu halus Rakha serasa berdiri, tau kalo hantunya masih bergentayangan.

Perlahan tapi pasti, Rakha ngebales senyum Biant dari jauh dan memilih tetap cuek mendekati bangkunya yang sudah tiga hari ini kosong. Tidak berdebu dan tidak ada yang menukarkannya, Corrie pasti menjaga meja ini dengan baik. Di lihat dari sebuah lukisan manga yang terukir oleh tinta pena standard di paling sudut meja itu, ‘sebentuk kepala lelaki tampan yang sedang melengos kebelakang’. Itu sebuah karya terhebat yang pernah Rakha buat, yang menggambarkan se sosok Pria yang merasa dirinya mendengar seseorang memanggil namanya. Dan tampang Pria itu masih berlagak cuek!

Kalo di ingat lagi, entah dari mana inspirasinya berawal? Pria itu juga bukan seorang Biant, kalo diperhatikan secara seksama. Pria itu misterius, sama kayak sosok Rakha yang menjadi symbol teka teki orang sekitar. Pokoknya, setiap kali Rakha ngerasa pikirannya Blank, yang dipandang nya pertama kali adalah manga itu. Ukiran itu yang membuatnya tenang dan selalu terhenti untuk berkhayal.

Wajah manis Biant masih sama, tubuhnya masih belom berubah, matanya masih saja ngangenin, senyumnya bikin gerem dan gatel pengen langsung berlari ke hadapannya dan nyipok mulutnya lama lama, saking gemesnya. Tapi, heran lagi. Apa gak salah? Biant itu cowok! Rakha gak bener bener suka ama dia, gak mungkin suka juga, sebelum denger Biant yang bener bener serius nyatain rasanya lebih dulu secara gentle.

Pikiran yang ngelantur, dan otak yang gak beres! Rakha mana mungkin Gay, ia hanya akan membuat seluruh dunia gempar, orang akan mati ketakutan dengan pernyataannya, membuat seluruh penggemarnya kecewa berat, terutama kaum Hawa, membuat nama keluarganya hancur berantakan, dan tentunya menjadi symbol kaum gay masa sekarang! Menapa demikian? Yaa, kalo orang homo kebanyakan ganteng ganteng, siapa yang gak mo tertarik ikut mandi bareng sambil ngintip dan beradu fisik? Dan segala yang telah terjadi, baik itu resiko, tentunya di tanggung masing masing.

Secara batiniah, semua orang punya rasa gengsi tuk ngaku kalo dia Homo? Meski secara rohaniah, seks itu bisa apa saja dan dengan siapa saja, alias masa bodoh. Yang penting tersalurkan! Tapi Sebaiknya, biar masalah ini mengalir dengan sendirinya. Dan menjadi rahasia terbesar, sampai ada sosok pujaan yang bisa meyakinkan orientasi seksnya kemana kemudian, entah itu akhirnya cewek ataw malah cowok yang jadi pilihannya!

Sekali lagi Rakha hanya bisa natap Biant dari kejauhan, gak berani deket apalagi sampe bilang apapun, bahkan sekedar ngucap makasih, rasanya berat minta ampun. Rakha cuma takut salah tingkah aja, itu yang bisa ngerusak image di mata hantunya. Apalagi, sekarang Rakha udah tau maksud hati Biant berteman dengannya, intinya dia gak mo terlalu deket. Takut jatuh cinta, padahal ia udah gak bisa mungkiri lagi kalo rasa sayang itu masih ada sampai detik itu!.

Mereka harus saling ngebantu agar perasaan yang gak wajar ini semakin tidak berangsur memburuk. Sebaiknya, Rakha gak mo ikut campur sama urusan hatinya Biant mo jatuh cinta ama siapa? Lagian, Biant mungkin benar. Kalo cinta sejenis itu hanya akan saling melukai, menikmati sesaat dan tak untuk dimiliki selamanya… lebih jelasnya, kalo cinta sesama itu tak penting didiskusikan, cukup hanya mereka saja yang merasakan arti kesungguhan. Itupun walaw,..

Walaw begitu, kalau masih bertekad untuk selamanya di pendam, bisa sakit juga. Bahkan lebih parah! Karna parahnya, Rakha saat ini mulai merasakan jatuh cinta… sialnya, andai saja sejak dari awal tak ada pandangan, perhatian dan ucapan yang tak sengaja di perbuat Biant. Pasti segalanya tak mungkin bisa berbalik arah, dan tak bisa minta ganti rugi. Karna barang yang sudah hancur itu, baru saja dibeli.

Enough, gak ada statement apapun tentang hal itu! Rakha gak mau jadi manusia yang munafik. Toh, kalo nolak.. ini kesempatan. Kalo diterima juga, agak membingungkan. Karna masih serba salah ngebayangin resikonya.

“Udah sehat, lu Ka?” Tanya si Nathan, temen sebangkunya Biant mengawali sapaan pagi itu. Rakha hanya bisa tersenyum mubazir. Ngarep kalo Biant bakal ngasih respon yang lebih dari sekedar nanyai kabar.

“Katanya, elu sakit parah? Asma akut ya? Stadium brapa?” tambah si Nathan berlagak menjengkelkan. Stadium?? Emang mo brangkat kemana? Eh, itu stasiun.. kalo stadium itu tempat banguanan yang di buat diatas lapangan luas dan bisa buat nonton secara live! Haha,..

Lagi lagi, Rakha agak kalem meski diledek mati sama lawan bidak nya. Rakha hanya ngarep mentrinya yang jalan sekarang! Biar langsung kena skakmath lagi.

Gak heran, kalo kedieman Rakha masih dianggap orang lain sombong! Nyatanya, abis nanya semacem dua macem, Nathan langsung kabur dari radar, bahkan Biant juga ikutan gak berkibar pada tiangnya, alias gak ngasih respon. Cuman mencengkram bahu kanan Rakha sesaat, and just said “Jaga kesehatan,..”

FU*ck me now! Jadi, selama tiga hari gak ketemu cuma ngomong itu doang?? Menyebalkan, kayaknya Biant mencoba memancing ikan di air yang dangkal, sejenis aquarium. Sudah tau ikannya keliatan, masih aja pake alat!

***

“Lo akhir akhir ini bawa makanan mulu, Ka? Diet mo jadi obesitas, ya?” sindir Corrie

Rakha yakin kalo yang masukin makanan ringan ke laci mejanya pasti si Biant yang brengsek itu! Apa dia pikir, Rakha anak yang gampang di sogok dengan perhatian? Cukup! Taruhan, malam itu Biant pasti tidak sedang mempermainkan isi hati Rakha!

Biant lebih layak jadi makhluk yang sok najis, sengaja menghindar dari Rakha, gak mau di sentuh ama Rakha, padahal Rakha cuma ngerangkul doang, gak ada unsur unsur porno nya dan masih rata rata dibawah sikap yang wajar. Dan gak bakal ada yang curiga juga kalo hanya sekedar pelukan! Tapi tampang dan sikap Biant rada resek, ia gak mau di perhati in balik. Ia lebih senang jaga jarak, dan sama sekali gak ngebahas apapun tentang kata kata malam itu! Kayaknya, Biant bener bener serius gak mau pacaran sama cowok!

Damn, Rakha mulai benci pada dirinya sendiri. Untuk apa, Rakha masih mempertahankan cintanya kalo dikasih sinyal yang gak jelas? Mulai sekarang, gak usah kasih perhatian ke dia, gak usah pernah peduli katanya, gak usah banyak bicara sama dia dan gak usah cari cari muka. Biar sama sama merasakan siapa yang nantinya butuh kasih sayang! Biant ataw Rakha!

“Lo boleh ngabisin semuanya, gue tau lo laper!”

“Yaa aarrrraaa,.. Kaaa. Elo marah? apa lagi baek banget! Gak nyesel bisa sebangku ama lo! mudah mudahan tiap arrrii, di bawain. Bisa irit tariff sekolah!” gerutu Corrie gak jelas

Rakha kian pasrah sama sikap Biant yang aneh! mungkin hanya dia yang tau kemana langkah selanjutnya. Tapi maaf, kalo saja Biant ngajakin Rakha kesuatu tempat. Mungkin jawaban Rakha akan bilang ‘sekarang kita udah gak satu tujuan lagi!’

Maka dendam Rakha pun terwujud. Ia selalu melewati hari hari tanpa mau peduli sama sekali. Tentu Rakha bisa lebih melengos ketika bertemu di jalan, atau Rakha sendiri yang lebih berinisisatif pergi sebelum Biant yang pergi duluan. Bila ketemu pada satu tempat yang sama dan jarak yang tidak terlalu jauh, Rakha tentunya tidak akan merasakan lagi kehadirannya apalagi sampai menatap matanya, Enggak banget!.

Alhasil, Biant kayaknya udah menyadari akan kesalahannya dan ada yang gak beres dengan hubungan ini, garis kurung, kacau lagi, kurung lagi! Rakha tersenyum dalam hati, Mampus! Makan tuh muntahan lo sendiri!

“Rakhaaa,..!” tereak Tasya sambil melambaikan tangannya dari kejauhan.

Well, kebetulan ada Tasya. tambah deh, Rakha berniat bikin garang si Biant dengan cara ngejailin si Tasya supaya keliatan Rakha bisa romantis ama lawan jenis dan juga buat nyadarin ke Biant kalo selama ini Rakha gak pernah mikirin Biant.

“Makasih, yaa udah bantuin ngerjain soal tadi. Gila, darimana bisa tiba tiba dapet soal yang melanting jauh sama latihan harian?” curhat Tasya maen seruduk aja.

Loh, Tasya koq jadi genit? Napa, sih? Norak deh! Ini dia sifat cewek yang paling di benci ama Rakha. Buang buang tenaga! Sikap kayak gitu mana jamin bikin cowok kesemsem. Trick gitu mah, udah di bilang ‘Zabiz’ garis kurung, Zadul Abiz, kurung lagi! Tipikal cowok sekarang kebanyakan nyari yang agak perkasaan, sedikit lebih agresif, keliatannya pasti lebih seneng mandangi Mitha ketimbang Dara The Virgin. Lebih sayang lagi kalo kemana mana, cewek yang bayarin!

Emang wajar kan, apalagi stock cowok masa kini udah limited edition. Kebanyakan cewek daripada cowok. Jadi kalo lo udah kebelet, jangan pernah yang namanya lo sia sia in! istilah kembang desa sekarang identik sama cowok cakep, malah! Yang lagi pasaran, mayoritas nyari cowok bermuka cute, berpenampilan cool, bersikap dewasa ama bisa saling menjaga rahasia… gak punya mulut banyak ama gak mata duitan! Bagi yang ngerasa cirri cirri di atas, tolong hubungin media, dijamin laku terjual. One in million, dech!

Rakha hanya bisa terpaku menyambut datangnya kehangatan dari Tasya “Biasa aja koq, gue tadi juga ngisinya sembarang. suka suka gue, namanya juga ngarang bebas!” ujar Rakha nyante dan berlalu dari pandangan Tasya, sebelum ia semakin menjadi

Kontan Tasya melongo dan menyesal seratus persen atas keputusanya telah mempercayai Rakha tanpa ada kecurigaan sebelomnya. Walaw kayak gitu, Tasya masih menganggap kalo Rakha itu keripik yang renyah! Gerrreeeeeeeeeem,……..

***

Hari menegangkan selama seminggu telah terlewati. Asli, Rakha sama sekali gak konsentrasi mikirin pelajaran matematika dan fisika tentang angka 3,14? Atau soal bahasa Indonesia yang tiba tiba ngebahas tentang criminal di tivi? Atau pelajaran kesenian yang setau Rakha banyak jam kosongnya, dan gak pernah teori maupun praktek. tiba tiba langsung di cekok ama pertanyaan yang ngawur semesta alam. Yang ada dipikirannya hanya Biant!, Biant! dan Biant! Gimana caranya supaya bikin Biant itu tertarik lagi sama sosok Rakha kayak yang dulu?

Rakha masih belom bisa ngebayangin kalo sampe bener, Biant nembak Rakha dan ketika dua lelaki ini bisa pacaran, mohon pencerahannya, pacaran gay yang pantesnya kayak apa, ya? Apakah selalu pura pura gak nempel kayak perangko? Apa harus salalu bicara kotor, karna tipe Biant bukan cowok romantis?, ataw justru kebanyakan ngelaku in adegan seks? Gak sanggup bayangin gimana, dan siapa yang nusuk duluan? Yang jelas, selama ujian berlangsung, nama inisial B berada diruang 1 sementara R berada di ruang 2. mereka terpisah selama itu, dan Rakha harus makin nahan kangeeeennn,… disela bencinyaaa,…

Di waktu classmeting, ajang dimana anak anak nunjukin bakat selagi guru masih pusing menentukan nilai yang pantas di dapat anak didik mereka. Beragam acara dibikin sama osis. Saling mengungkapkan perasaan lewat Nyanyian di lapangan sambil bergitar, di bawah terik mentari yang makin mengancam dan disaksikan siswa lain dibawah tudungan atap kelas atau diselasar. Ada yang jadian, ada yang ketauan selingkuh, ada yang putus, ada yang nyambung bahkan Biant ikut ikutan nyumbang sebuah tembang.

“Lagu ini khusus untuk orang tersayang,…” kata Biant pada mixnya

“Ciyyeeee,..” sorak sorai bergembira di campur tepuk tangan yang gak teratur nadanya

“Ama siapa, Biant?” ada yang nyahut, cuman gak keliatan orangnya

“Seseorang yang ada di sekolah ini, lah!” sambung Biant lagi, makin manteb

“Aseeeeekkk,..!” antusias anak anak sungguh berlebihan menyambutnya, mudah mudahan bukan lagu India yang nantinya akan dibawakan. Bisa bikin yang denger pada otodidak joget ria deh, hasilnya.

Alunan gitar mulai terpacu, nada suara merdunya seakan beriringan. Semua terhipnotis sama gaya nya, meski tak banyak yang tau maksud lagunya. Yang penting asik!

I won't talk I won't breathe
I won't move till you finally see
That you belong with me

You might think I don't look
But deep inside
In the corner of my mind
I'm attached to you
I'm weak It's true
Cause I'm afraid to know the answer
Do you want me too?
Cause my heart keeps falling faster

I've waited all my life
To cross this line
To the only thing that's true
So I will not hide
It's time to try
Anything to be with you
All my life I've waited
This is true

You don't know what you do
Everytime you walk into the room
I'm afraid to move
I'm weak
It's true
I'm just scared to know the ending
Do you see me too?
Do you even know you met me?

I know when I go ill be on my way to you
The way that's true

"True by Ryan Cabrera"

“Laguuu OOppooo,.. Ikiii??” protes yang norak!

Rakha sendiri nampak tersenyum disalah satu sudut ruang. Kebetulan Rakha tau dengan lagu ini, dan mungkin yang lain tak banyak yang tau. Ia Sendirian, teramat menikmati setiap arti lagunya. Namun pertanyaannya, lagu itu untuk siapa sebenarnya? Jika untuk dirinya, kenapa kenyataan malah sebaliknya? Ia lebih persis jadi cowok pembual, di tambah tampangnya keliatan sekali kalo dia jago bikin rayuan maut. Anehnya, seorang cowok kayak Rakha koq bisa terhanyut oleh arus deras sungainya? Saluut!

Menjelang detik detik pengumuman juara kelas, seluruh anak tampak standby di kelasnya masing masing. Rakha pun masih saja memisahkan duduknya di antara orang orang yang menganggapnya musuh utama di sekolah. Tak peduli, seberapa senang mereka akan menikmati libur panjang. Tak ada yang harus mengucapkan kata pisah, ataupun rela bersedih, karna perpisahan dua minggu gak akan terasa lama. Paling cepat waktu itu berlalu…

Dalam hening di sekitaran Rakha, tiba saja Corrie langsung meluk tubuh nya dari belakang. Spontan Rakha agak risih di perlakukan gitu apalagi bagian bawah pusat di atas pahanya Corrie sedang marak maraknya lagi konak. Bahaya, nih! Sebelom digesek gesek ke selipan pantat montoknya Rakha, Rakha kudu menghindar, ini sudah tergolong pelecehan seksual!

“Lo ngapain, Rie? Nganggap gue pelampiasan lo, ya?” Rakha berontak. Sama sekali gak mo di rendahin.

“Gaplok aja kepalanya pake vas bunga, Ka!” ujar Arjunot memberi saran

Dan Biant juga nongol tiba tiba “Kalo lo gak keberatan, gue aja yang geplak palanya!”

Eits, ada yang cemburu nih! Mampus, biar bikin Biant tambah geram. Soalnya ini menjelang perpisahan, siapa tau ada sinyal positif lagi setelahnya. Tiba saja, Rakha terdiam pasrah seraya berpura pura menikmati pelukan hangat Corrie. Sengaja bikin Biant Iri. Namun, berhubung Corrie takut sama muka Biant yang beringas, akhirnya tubuh Rakha dilepas oleh kedua tangannya

“Gue lagi seneng, gak ada salahnya kan?” Corrie memelas

“Masalahnya, adek kecil lu kurang ajar, Rie!” aku Rakha, tambah kesel si Biant. “Nyundul 2 kali ke pantat gue,.. lagi Horny, ya?”

“Wah, asik dah! Pasutri lagi berantem.” lagak Junot geli dengernya “Sakit kagak, Ka?”

Rakha malah cengengesan, ditambah lagi tawa Arjunot yang menggelegar bikin suasana hati Biant tampak panas. Sedang Corrie masih malu malu mengakui kalo perbuatannya barusan tanpa ada unsur kesengajaan.

“Gue udah bilang kalo kalian berdua emang cocok banget, dah!” Arjunot ngawur

“Mana? Katanya bakal ada yang mo neraktir, kalo ada yang diantara kita juara kelas” Alih Biant mencoba memotong pembicaraan. Sayangnya sia sia.

“Bener, Ar? Kata lo kita cocok? Ya udah, kita hari ini jadian!” Rakha ngebales rangkulan erat ke Corrie, itung itung buat nambahin temperature suhu Biant makin naik. Asli, Biant gak bisa berulah lagi. Apalagi topiknya Biant sama sekali gak ada yang tertarik

Mereka bertiga ketawa lepas, menganggap bercandaan ini satu satunya moment yang akhir akhir ini emang jarang dilakukan. Yah, mencairkan suasana tegang. kecuali Biant yang sejak awal tadi diam. Kita berempat ngerti koq, ini hanya perilaku canda anak muda jaman sekarang, kalo ada yang berani ngambeg? Gak gentle, namanya!

(With you, with you
I wish we had another time,
I wish we had another place.)

Now Romeo and Juliet,
Bet they never felt the way we felt.
Bonnie and Clyde,
Never had to hide like we do, we do.
You and I both know it can't work,
It's all fun and games,
'til someone gets hurt,
And I know I wont let that be you

Now you don't wanna let go,
And I don't wanna let you know
That there might be something real between us two (who knew?)
Now we don't wanna fall but,
We're tripping in our hearts and,
It's reckless and clumsy,
Cause I know you cant love me, hey

I wish we had another time,
I wish we had another place,
But everything we have is stuck in the moment,
And there's nothing my heart can't do,
To fight with time and space,
Cause I'm still stuck in the moment with you

See like just because this cruel, cruel world
Saying we can't be,
Baby, we both have the right to disagree,
And I ain't with it.
And I don't wanna be so old and gray,
Reminiscing about these better days,
But convention's telling us to let go
And I still let go,
So we'll never know

"Stuck In The Moment by Justin Bieber"

Bu Aidah, sudah sejak tadi standby di mejanya. Ia membawa beberapa hadiah buku tulis yang nilainya gak seberapa. Tapi bagi yang mendapatkannya, serasa paling beruntung aja!

Nama pertama yang disebutnya adalah peringkat ketiga, yaitu sosok cewek berkulit hitam manis dengan gaya rambut dan sikapnya mirip cowok, gak pernah Rakha kenal sebelomnya. Namanya kalo gak salah, Erica. Cewek itu dapet selusin buku dengan ketebalan lima8 lembar.

Peringkat kedua, rada ngangetin kenyataannya. Mohad? Rakha menyungging senyumnya, koq bisa dia sih? Apa yang dia bisa selain nge drugs, smoke ama alkohol? Gak pantes! Apa dia masih inget kalo soal yang udah ia kerjakan diulang lagi? Paling ia mengerjakannya setengah sadar!

Dan nama terakhir ini, akan mendapat piagam juara umum sama bigbos lagi. Rakha udah sangat yakin, itu pasti akan jadi miliknya. Dia dan ratusan saksi mata yang gak kepengen ketinggalan berita, berada diluar kelas turut menyaksikan detik detik penyerahan itu, yang tentunya diharap mereka adalah Rakha satu satunya yang lebih sesuai nerimanya.

Tapi Bu Aidah malah nyebut nama laen “Karishaa,..” yup! Rakha gak budeg, Risha itu kini jadi tokoh baru, ia mendadak terkenal dalam sesaat. Semua memberi applause atas prestasinya. Cewek itu kini keliat mesem mesem karna penyambutan heboh untuknya. Sementara Rakha??? Toeng, toeng, toeng! Semua menatapnya sebagai pecundang luar biasa, Nem SMPnya pasti dia dapet dari kecurangan! Gak mungkin dia dapat terkalahkan oleh orang orang yang tak seberapa pinternya, termasuk Mohad.

Ini pasti ada kesalahan! Batin Rakha berontak. Tapi bukan saatnya ia ingin menentang.


to be continued





0 comments:

Post a Comment