DISCLAIMER:

This story is a work of fiction. Any resemblance to any person, place, or written works are purely coincidental. The author retains all rights to the work, and requests that in any use of this material that my rights are respected. Please do not copy or use this story in any manner without author's permission.

The story contains male to male love and some male to male sex scenes. You've found this blog like the rest of the readers so the assumption is that material of this nature does not offend you. If it does, or it is illegal for you to view this content for whatever the reason, please leave the page or continue your blog walking or blog passing or whatever it is called.



Pijat ... Chapter 3

Chapter 3
by Ajiseno

tiba-tiba telapak tangan hafid terhenti
aku menoleh
dia diam sesaat, dan menyeka keringat di dahinya..
ohhh...dia keringatan, akhh...aku jadi kasihan melihatnya

"fid..."
"ya mas.."
"kalo mijet aku, jangan...hmmm...jangan...sekuat tenaga gitu deh, entar kamu kecapekan, tuh kan dah keringetan sekarang"
"hahahah...biasa mas...bukan capek sih cuma gerah saja lagian aku mijetnya juga pelan kok"
"ohhh..."
"mas...kuhidupin kipas angin ya?"
"duhhh...jangan fid"
"napa?"
"yaaa enak di kamu deh, akunya kan lagi bugil gini, mosok diangin-angin, nanti kembung fid"
"hehehehe..iya juga sih mas, tapi mas aji nggak apa-apa to kalau aku keringetan gini?"
"nyante saja fid..."

tiba-tiba aku ada ide
aku duduk
dia masih menyeka keringat yang keluar deras di wajahnya
duh...
maskulin banget..
wajahnya terlihat maskulin dengan keringat yang mengkilat di terpa lampu kamar
kamar ini memang sempit
tidak ada ventilasi yang memadai
cuma sayangnya dia penyandang cacat tuna netra
akhh..andai saja dia normal..tidak cacat...mungkin cerita saat ini jadi lain lah
aku bakalan tertarik mati-matian sama dia
hmmm...paling tidak melihatnya...merasakan pijatannya sudah bikin aku senang lah

"lho mas aji kok duduk sih...?"
"anu fid...ini ada handuk kecil pake saja"
"ngga usah mas...aku ada kok"

kulihat dia mengambil handuk kecil dari sakunya
aku mengamati lengannya
woow..besar banget
banyak otot menyembul
sangat kontras dengan wajahnya yang cute
kupengang lengannya
dia kaget...

"ada apa mas?"
"ohhh...lengan kamu kok kekar banget fit?"
"hehehe biasa saja lah mas, aku kan pemijat, jadi lengannya ya kayak gini"
"nggak lah...nggak gini-gini banget kalo cuma mijat, kamu olahragawan ya?"
"hmmmm...iya juga mas"
"panteslah"
'mas tiduran lagi saja...lho celana mas belum dibenerin to?" dia meraba lututku yang mana disitu terdapat gulungan celana dalamku

aku memandang ke bawah
betul...akhhh poseku jelek banget...duduk dengan dengkul tertekuk dengan celana dalam yang melorot sampai lutut, dan 'dedek' yang masih keras mengacung...hahahah
jelek banget kalau di foto pastinya

"hehehehe...tadi kan kamu yang melorotin celanaku to..ya harus tanggung jawab lah"
"halah mas ini, cuma melorotin celana saja, kok pake tanggungjawab segala to, sudah tiduran lagi saja mas"
"tengkurap atau terlentang fid?'
"halahhh...mosok nggak pake celana terlentang to mas? hahahaha...ya tengkurap mas'
"ahhh kamu ini malah ngetawain aku" ujarku pura-pura sewot
"bukan gitu mas....kata embah saya, kalau laki-laki bugil dan tidurnya terlentang katanya diatas tubuhnya penuh setan, hahahaha"
"berarti...kamu setan dong kamu kan diatasku saat ini?"
"hahahahha masse ini bisa aja" ujarnya sambil menampar pelan pahaku

pelan aku kembali tengkurap
dan pelan pula dia memegang gulungan celana dalamku yang ada di lutut
dan ditariknya keatas
aku kaget...

"lho fid kok dinaikkan lagi to?" tanyaku kaget
"ehh masse ini, ya dipake lagi lah...dibagian pantat kan sudah dipijat..."
"duhh fid...dibagian depan kan belum dipijat to?' godaku
"hahahahha...mosok pijat kok dibagian depan to? nanti nggak jadi pijat lah mas"
"lho emang bagian depan nggak dipijat ya?"
"ya di pijat nanti...cuma depan pantat itu nggak dipijat mas...bahaya...hehehehe"
"ditanggung nggak bahaya fid, nanti tolong dipijat ya...dielus juga boleh..."godaku lagi
"hehehehe...nggak lah..emangnya aku pemijat esek-esek gitu po?"
"eh bukan lah fiddd...............cuma elus-elus dikit lah...bikin pelangganmu senang gitu fid"
"tetep saja aku nggak mauuu..."
"ya udah! " ujarku pura-pura sewot
"hhmmm masse ini, ngambegkan ternyata...tapi bener kok aku nggak mau kalau nyentuh yang bagian itu mas"
"emang napa fid?"
"nanti deh aku cerita...pokoknya aku punya pengalaman buruk"
"cerita saja fid"
"nggak ah..entar nggak jadi mijet, cuma ngobrol saja"
"ya sambil mijet lah ceritanya"
"udah ahh..mas cepet tengkurep..aku pijet lagi ya...kita kok kebanyakan ngobrol jadinya"

hmmm...cuma itu yang keluar dari bibirku
aku kembali ke posisi tengkurap dan siap diuntuk 'disentuh' dia lagi
celana dalamku sudah terpasang rapi
uhh sejujurnya aku ingin pijat dengan tidak memakai apapun
tapi dia nya nggak mau
dan aku juga penasaran dengan 'pengalaman buruk'nya

dia mulai menyentuh belakang lututku
kurasakan keringatnya di telapak tangannya

"stop fid"
dia terhenti
"ono opo mas?"

"fid kalau kamu masih gerah, copot saja bajumu"
"hahh...ya nggak boleh mas, nyalahi aturan mas, mijat sambil nggak pake baju"
"nggak apa apa lah, kita kan cuma berdua, nggak ada yang tahu"
"tetep saja nggak boleh mas, kalau ketahuan aku bisa dihukum mas"

aku kembali duduk
"fid buka saja..."kali ini aku berbisik sangat pelan
"nggak boleh mas' ia juga ikut berbisik
"aku nanti yang tanggung jawab fid, aku nggak mau kamu mijat sambil keringetan gitu.." aku masih berbisik

kulihat dia ragu
dia berdiri terpaku, raut mukanya bingung
disisi lain keringatnya masih mengalir di wajahnya

"tapi bener lho...mas aji jangan lapor ya?"
"janji!"
"ya udah...tapi maaf mas, keringatku bau" ujarnya pelan
'nggak apa-apa...bau wangi kok"
"uhhh"

pelan jari-jarinya membuka kancing bajunya
kulihat dia tidak memakai kaos singlet
sumpah! badannya luar biasa
lengannya sungguh besar ketika menekuk
dan dadanya mulai menyembul..keluar dari bajunya
puting susunya kecoklatan berambut jarang
ouhgghhh...aku terpana
tapi...
tapi....
aku nggak mungkin lah menyukainya
mungkin cuma...aku iri saja...
yaahh...aku benar benar iri dengan badannya
ouughhh...perutnya rata...

dia membuka seluruh bajunya
dan dihadapanku tampillah sebuah badan sempurna berwarna coklat mengkilat oleh keringat
sangat...sangat...super...sexy

pelan dia ke arah pintu dan menyantolkan bajunya disana
dia kembali dan mendekatiku
sangat-sangat dekat dengan wajahku
puting susunya seperti siap untuk aku hisap...
ouhhh ingin sekali...cuma aku nggak mungkin lakukan...

akhhh...akhirnya tangan nakalku meraba dadanya pelan
dia kaget menggelinjang memegang lenganku
"masse mau ngapain"
"hmmm...kamu olah raganya apa?"
aku mengusap dadanya, pura-pura mengaguminya,padahal memang benar kagum

terus kuusap
putingnya yang coklat mengeras di telpak tanganku
"anu mas...hmmm...aku atlet"
"hahh yang bener?"
"iya mas"
"pantes, badanmu bagus banget, kenyal gini"
kuremas dadanya pelan
oughhh aku nggak kuatttt....

"atlet apa fid"
"tolak peluru mas"
"ohhh...pasti berprestasi ya"
"satu emas dua perak mas di pon di solo kemaren"
"woww...luar biasa"
"kamu atlet pon?"
"ya mas...pon khusus penyandang cacat"
"ohhhh...luar biasa fid"

wahhh ini sungguh diluar dugaanku
aku dipijat oleh atlet pon
dan badannya..wajahnya begitu cakepnya

"lho mas aji ini kok duduk lagi sih.."
aku tersenyum geli
iya yah...tadi harusnya kan aku tengkurap
kok sekarang duduk lagi

"hehehehe...aku kan lagi menikmati badannmu yang luar biasa to fid"
"wallahh mas ini...udah ahh..tiduran lagi mas"

aku kembali tengkurap
kunantikan detik-detik dipijat oleh cowok atlet PON yang sedang telanjang dada

Yang kurasakan selanjutnya..pijatannya hafid lebih mirip…hmmm…lebih mirip sentuhan erotis di kulitku
Aku tak tahu…
Aku tak tahu…mungkin karena gejolak syahwat yang tak tersalurkan
Atau…
Mungkin karena pijatan hafid memang begitu nikmatnya kurasakan

Hafid terus mengoleskan babyoil ke betis sampai paha
Mengurut pelan dari dari bawah ke atas
Sampai kepangkal paha

Pinggangku terasa kaku
Di dalamnya ada gejolak yang harus segera kukeluarkan
Pegal….
Tapi aku tak boleh gegabah..
Memaksa hafid untuk ‘membantu’ mengeluarkan
Aku tak mau…
Aku paling tidak suka memaksa seseorang untuk melakukan sesuatu demi kepuasan syahwatku semata
Aku tak mau egois
Jika hafid memang tak mau, aku tak akan memaksanya
Mungkin nanti ketika aku sampai rumah…aku bisa mengeluarkannya dengan lebih leluasa

Sentuhan hafid benar-benar seperti sengaja mengusik syahwatku
Dia mengusap…
Memilin……
Dan aku benar-benar menikmatinya
Sebenarnya di beberapa titik di kakiku terasa sakit
Tapi…
Rasa sakit ini langsung sirna dengan sentuhan halus tangan hafid
Bahkan ketika pijatan hafid tiba-tiba berpindah ke telapak kakiku
Sakit……

Aku menggeliat
Ini benar-benar sakit
“fid…kamu apain to? Sakit banget…”
“hehehe…mas aji ini, ini namanya pijat refleksi mas…sakit memang’
“kok sakit ya fid?”
“iya mas..yang kupijat kan simpul-simpul syaraf, jadi sakit’

Aku terus menggeliat
Sakit sekali
Apalagi ketika jari-jari kakiku jga ikut dipijat
Terasa nyeri…

“mas sekarang terlentang…”
“hah…”
“iya mas, aku mau pijat bagian depannya”
“ohhh…”

Aku langsung membalikkan badan
Ini saat yang kutunggu
Aku ingin di pijat di bagian depan…
Sambil memandang wajah dan tubuh hafid yang sexy
Melihat dia memijat tubuhku
Melihat jari-jeri tangannya mengelus-elus dadaku
Dan seketika …aku EREKSI HEBAT…

Aku merasa agak berlebihan memang…
Masak Cuma dipijat aku begini banget ereksinya.
Sambil terlentang kulihat celana dalamku menggunung
Dalamnya begitu keras

Andai saja aku tak malu pada diriku sendiri
Hmmm…pastilah aku sudah buka celana dalamku
Akan kukocok sepuasnya
Toh hafid tak melihatnya

Tapi…
Aku benar-benar menyadari
Aku harus bisa menahan diri
Walau ini sangat menyiksa
Sungguh sangat menyiksa
Apalagi sentuhan jari-jari hafid di kulitku bagai sentuhan erotis yang begitu sulit untuk kutolak

Aku harus bisa menahan diri
Sampai nanti di rumah
Akan kukeluarkan dengan sepuasnya

Dan ketika jari-jarinya tiba-tiba berhenti tepat di dadaku
Meraba pelan dadaku
Puting susuku langsung mengeras
Dan dia membuat gerakan memutar

Dan kemudian dia oleskan babyoil di dadaku
Dan kembali membuat gerakan memutar serta kadang meremas pelan…
Ouwww…aku benar-benar tak kuat
Bagian bawahku semakin mengeras
Sekeras baja….

Hafid terus membuat gerakan memutar-mutar di dadaku
Mirip mengusap…
Aku terus menikmatinya sambil memandang tubuh telanjangnya yang mengkilat berpeluh

Aku mengerang…
Ini erangan karena nikmat
Erangan spontan yang keluar dari celah kedua bibirku
Dan eranganku semakin mengeras
Aku benar-benar dikuasai nafsu

“mas…mas aji napa?” hafid rupanya curiga
“hmmm…ouuhhh…fid nikmat banget..” ujarku tak sadar diri
“hehehehe…dasar…mosok Cuma di pijat dibagian ini saja sudah terangsang, mas aji ini aneh”
“ehhh nggak aneh fid, ini memang benar-benar nikmat kok”
“wallahhh…”
“eh fid…”
“ya mas”
“hmmm…kamu mijat bagian dadaku pasti sambil mbayangin mijat cewek yo? Hayo ngaku..hehehehe”
”hehehehe mas aji sok tahu…hmmm..dikit mas”
“dikit apa maksudmu?”
“dikit mbayangin, soalnya kalau aku mijat dada lelaki kadang memang mbayangin mijat dada cewek mas”

“hahahha…bener to? Ya udah…terus remas-remas ya…aku suka kok, terus ya….uhhh..jadi ngaceng neh fid”
“apa? Ngaceng?”
“iya fid…waduh gimana nih, pokoknya kamu harus tanggung jawab”
“apa?”
“tanggung jawab!” ulangku
“tanggung jawab apa?”
“ya tanggung jawab untuk ngelemesin kembali…bahaya fid kalau habis pijat ini aku ngaceng terus…bisa-bisa entar masuk rumah sakit”
“hahahaha…masse ini ada-ada saja, ya lemesin sendiri to? Mosok aku yang suruh ngelemesin, lagian mas aji ini, wong Cuma di usap dadanya kok bisa-bisanya ngaceng to?”
“la iyalah…bagian itu kan area sensitifku fid”
“hahahaha…”
“uhhh..malah ketawa”

Tiba-tiba telapak tangan hafid sudah di atas ‘gundukan celana dalamku’
Kulihat raut wajahnya kaget
“lho, mas aji ini tidak main-main to? Ini benar-benar ngaceng”

Dan kurasakan telapak tangannya sudah menggenggam batangku
Batangku yang sudah sekeras baja
Dan aku Cuma bisa bersuara parau..
“ouuhhh fid…tolong remas terusss….”

Langsung kepegang lengan hafid yang sedang menggenggam ‘batangku’ yang sedemikian keras
Dia kaget…
“maaf…aku…aku tak bermaksud…’
“fid….”
Tetap kupegang lengannya
“maaf mas..”
Dia berusaha lepas dari celana dalamku
Tapi lengannya tetap kupegang

“fid…ayo teruskan…”
“mas…nggak ahh”
“ayolahh…pijatnya berhenti dulu”
“mas…aku…nggak bisa”
“ayolahhh…aku udah nggak kuat fid…ayolahhh” aku merengek

Kulihat dia ragu
“ayolahh…”
“maaf mas…aku nggak bisa”

Akhirnya tanganku langsung meraba selangkanganya
Dia menggelinjang kaget
Penisnya langsung kugenggam
Kenyal
Lumayan besar
Dan masih lemas
Kuremas pelann…

“mass…mau ngapain?”
“fid…ngocok bareng yuk?”
“hahh…entar ketauan mas”
“nggak ada yang tau lah…kan di kamar tertutup fid”

Penisnya masih kuremas pelan di balik celananya
Dan kurasakan pelan mengembang
Tubuhnya bereaksi
Tangan hafid langsung memegang lenganku

“mas…sudah ahh…udah mas…”
Aku tersenyum
Kurasa hafid juga sudah mulai horny akibat remasanku

Pelan aku duduk
Kudengar nafasnya sedikit menderu menahan dorongan nafsu yang telah bangkit
Penisnya juga sudah mengeras

“mas aji kok duduk?”
Nadanya panik
Aku tersenyum

“fid duduklah…pijatnya selesai dulu yah”
“lho…mas, pijatnya belum selesai kok”
“udahh…aku nggak mau di pijat diarea perut dan paha depan”
“emang napa?’
“aku sering terangsang dan lupa diri kalau dipijat dibagian itu ” alasanku
“tapi bagian itu juga harus dipijat mas”
“boleh, tapi ada syaratnya’
“syarat?”
“iya”
“apa?”
“ngocok dulu…ini yang didalam di keluarin dulu biar nanti kalau dipijat aku nggak terangsang lagi”
“hehehehe…masse ini ada ada saja”

Aku tersenyum
Entahlah tiba-tiba saja muncul alasan kayak gitu dari otakku

“fid…hmmm…lagian aku juga pengin nyenengin kamu juga “
“kok aku?”
“fid…tiap hari kamu capek, mijat orang…nyervis orang lain..sesekali aku yang servis kamu sekarang lah”
“hehehehe…nggak perlu mas…ini kan memang tugasku”

Kembali kuraba selangkangannya
Kugenggam penisnya
Sudah keras…
Kuelus-elus pelan
Dia mengambil nafas panjang
Kurasa birahinya sudah naik

“fid…gimana enak to?” Aku berbisik di sisi telinganya
Dan tanganku terus meremasnya pelan…

Kurangkul tubuhnya
Kuraskan badannya yang lengket oleh keringat
Kucium pipinya
Dia menggelinjang kaget

“mas mau ngapain?’
“ssttt…kamu diem saja…pokoknya akan ku bikin enak fid” aku berbisik
“tapi mas…” dia mulai panik kulihat

Dan pelan kubaringkan tubuhnya di ranjang
Aku sudah lupa diri
Tubuhnya keras
Keringatnya mengalir memunculkan aroma maskulinnya
Aku suka
Dan aku semakin lupa diri

“mass…”
“ssstt…” desisku memberi tanda agar diam saja

Dan pelan tubuhku menindih tubuhnya
Penyatuan dua kulit tubuh yang hangat menambah panas suasana
Hafid masih saja belum rileks
Dia sedikit berontak…
Tapi…aku paham..sepertinya dia juga menikmatinya

“mas…masse mau ngapain” hafid berbisik
“hmmm…fid..kamu jangan takut yah, aku tak akan menyakitimu…apalagi memperkosamu…nggak lah…nikmatin saja ya”
“tapi…tapi…”
“ssstt…percaya padaku fid..”
Dia diam..

Dan kembali aku beraksi
Kucium bibirnya
Pipinya
Kukulum janggutnya yang berambut tipis
Kujilat lehernya
Dan tubuhnya mulai meronta
Menggeliat
Dan aku semakin lupa diri
Kujikat dan terus kujilat
Aku harus cepat menuntaskannya
Tak peduli lagi dengan keringatnya
Tak peduli lagi dengan aromanya
Kulepas celana dalamku
Penisku sudah mengacung tegak dan keras

Dan sampai juga di dadanya
Kulihat putingnya yang kecoklatan
Berambut jarang
Kujilat…
Dan dia mendesah kali ini
Terus dan terus kujilat

Dan akhirnya kembali tubuhku naik ke atas
Kulumat bibirnya
Kondisinya sekarang berubah
Dia jadi lebih rileks
Lebih pasrah dengan ‘serbuanku’
Terus kulumat bibirnya
Kenyal..dan manis
Seiring desahan yang terus keluar dari sela kedua bibirnya

Akhirnya aku menghentikan aksiku
Kurasakan nafasnya tersengal-sengal
Demikian juga nafasku
Kedua dada kami bergerak sehingga mirip gelombang pasang yang menerpa
Kami sudah dikuasai nafsu

“fid…” aku berbisik sambil kuelus pipinya
Dia terdiam
“gimana fid? Enak kan?”
Dia masih diam
“mass..tapi…”
“ssstt….”
Kembali kukecup cepat bibirnya
Dia kali ini begitu pasrahnya

Dengan cepat aku turun ke bawah
Jilatanku melingkar-lingkar diarea perutnya
Ada rambut tipis
Memanjang dari dalam celananya ke atas sampai dibawah pusarnya
Kujilat
Hafid menggelinjang kaget
Dan aku paham ini mungkin area erotisnya
Terus kujilat…
Terus kujilattt…
Pelann…
Rambut di bawah pusarnya sampai begitu mengkilat basah oleh jilatanku
Dan terus kujilat
Sampai pusarnya
Dan lidahku menggelitik area pusarnya
Tubuhnya menggeliat
Meronta dan kulihat begitu sexynya
Kudengar......
Desahan ringan dari bibirnya

Pelan kubuka celananya
Kupelorotkan …
Memperlihatkan celana dalamnya yang berwarna coklat
Sangat padu dengan warna kulitnya
Dan…
Batangnya mengeras dibalik celana dalamnya
Menggunung
menggoda birahiku

Kupelorotkan celana dalamnyapelan..
Mataku tak ingin melewatkan moment sangat berharga ini

Pelan…
Rambut kemaluannya muncul
Hitam..
Kerinting
Tebal
Tak beraturan

Dan …
Pelan kepala penisnya muncul
Coklat kemerahan
Mengkilat…oleh cairan yang mulai menetes keluar
Kepala penis yang sexy

Sangat-sangat pelan aku turunkan celana dalamnya
Batangnya berurat kecil muncul
Berwarna coklat tua
Kuelus dengan ujung jariku
Terasa sangat keras …

Tubuhnya sudah menggeliat tak beraturan lagi…
Dan kurasakan dia sudah sangat menikmati permainanku…


----------------------------------------------------------------------------------------------------------


 

0 comments:

Post a Comment