DISCLAIMER:

This story is a work of fiction. Any resemblance to any person, place, or written works are purely coincidental. The author retains all rights to the work, and requests that in any use of this material that my rights are respected. Please do not copy or use this story in any manner without author's permission.

The story contains male to male love and some male to male sex scenes. You've found this blog like the rest of the readers so the assumption is that material of this nature does not offend you. If it does, or it is illegal for you to view this content for whatever the reason, please leave the page or continue your blog walking or blog passing or whatever it is called.



Pijat ... Chapter 2

Chapter 2
by Ajiseno

“mas ajii…” suara teguh dari seberang sana
Suasana masih berisik, seperti sedang dalam perjalanan
‘ya guhh…gimana?”
“kalau ketemu sekarang aku nggak bisa mas, baru nganter barang, kalau nanti sore saja gimana mas?” suara teguh meninggi

Aku terdiam sejenak
Dalam hati aku sadar betul, teguh sedang bekerja mengantar barang
Dan aku tak ingin jadi orang egois

“ya udah guh, nggak apa-apa, gampang lah, kalau jadi ketemu, nanti kamu kutelpon lagi saja ya…”
“ya mas, kutunggu”
“met kerja guh, ati-ati, salam ya untuk jandamu, hehehe” candaku
“uhhh, mas aji ini, makasih mas”

Kututup hp ku
Aku menarik nafas panjang
Sebenarnya disudut terdalam hatiku terbersit sedikit rasa kecewa
Jarang-jarang aku ke magelang, dan kalau ke magelang adalah kesempatan emas untuk ketemu dengan teguh
Tapi hari ini teguh tidak bisa bertemu denganku karena sedang bekerja
Aku maklum
Dia kan juga punya kesibukan sendiri sekarang

Aku rasa cukup istirahatku menikmati es kelapa muda sekaligus menikmati udara segar kota magelang
Aku bangkit…berjalan pelan menuju sepeda motor yang kuparkir tak jauh
Kembali sepeda motor tuaku berjalan menyusuri jalanan
Melanjutkan petualangan…
Mungkin nanti akan akan aku temui kembali hal-hal menarik yang bisa ku kenang dalam hidupku

Sepeda motorku berjalan ke arah utara dari magelang, kemudian belok kiri
Aku tak tahu arah ini mau ke mana…
Yang aku tahu bahwa jalan ini arahnya menuju lereng gunung sumbing
Hmmm…aku belum pernah menyusuri jalanan disini..

Ahhh…dugaanku benar
Semakin mendekati kawasan gunung sumbing, pemandangan semakin luar biasa
Aku suka ini
Pemandangan ini bisa mengobati kekecewaanku akibat tidak dapat bertemu teguh tadi

Kususuri jalanan…
Melewati sawah-sawah yang menguning
Melintasi jembatan dengan air sungai yang jernih di sela bebatuan
Sesekali aku berhenti, cuci muka menikmati kesegaran air bening dari gunung sumbing

Sekali lagi…perasaanku begitu nyaman….

Jalanan terus naik hingga begitu dekat dengan gunung sumbing
Dan selanjutnya menurun ketika melewati sebuah kota kecil yang sepi

Terus dan terus menurun…
Hingga sampai di kota yang begitu bersih…
Kota yang lumayan ramai
Sejuk dan begitu bersih
Dan aku baru tahu, kota ini baru saja mendapat adipura
Pantas saja…

Tiba-tiba perutku terasa lapar
Kulihat jam di hpku
Jam 2 siang
Pantas saja….

Aku menyusuri jalanan dalam kota
Berharap menemukan warung makan yang menarik hatiku
Uhhh…semua biasa
Tidak ada makanan khas yang menarik, yang ada, soto, nasi rames, mie ayam, bakso, ayam goreng…semua biasa
Semua tidak menarik perhatianku
Terus aku menyusuri jalanan…
Hingga kutemukan salah satu makanan yang menjadi kesukaanku waktu aku kecil…KUPAT TAHU…

Sebuah warung kecil disisi jalan yang sempit di pojok kota yang sejuk
Ada tulisan …’KUPAT TAHU’
Aku berhenti di depannya

Pelan aku turun dan berjalan masuk ke warung
Sepi…
Tak ada pengunjung selain hanya aku seorang
Seorang bapak-bapak menyambutku

“monggo mas” sambutnya ramah khas orang jawa
Aku tersenyum mengangguk
“pak kupat tahu, pedas, satu…” aku langsung pesan
“nggih mas, unjuk’ane apa mas” tanyanya lagi
“kopi hitam” jawabku singkat

Aku duduk…
Kuregangkan tubuhku
Akhhh…penat…
Baru terasa sekarang tubuhku begitu penat dan pegal
Aku telah berjalan mengendarai sepeda motor dengan jarak yang lumayan jauh
Uhhh…sedikit menyesal, kenapa tadi tidak kuterima saja tawaran pijat plus-plus dari mbak wagiyah
Tapi…mungkin kalaupun jadi dipijat, mungkin bukannya capeknya ilang malah nambah penyakit saja

“silakan mas…”
Aku sedikit tersentak kaget
Segelas kopi kental hitam terhidang di depanku
Aromanya begitu menenangkanku

Kuseruput pelan…
Sangat-sangat nikmat..
Menyeruput kopi kental hitam dengan panorama gungung sumbing yang kokoh di depanku

Kudengar bapak-bapak tadi mempersiapkan kupat tahu pesananku
Aku dengan sabar menunggu…
Sambil sesekali ol lewat hp dan menyeruput kopi…

Dan sepiring kupat tahu siap di depanku
Sebuah hidangan sederhana
Irisan kupat, tahu goreng, tauge, isisan lembut kol dan bawang goreng di atasnya
Sausnya sepertinya saus kacang dengan kecap kental
Aromanya membuat rasa laparku menjadi jadi

Kusendok pelan dan kusantap…
Okhhh…aku suka
Ini sangat sedap…
Walau sederhana aku suka

Dan tiba-tiba mataku terbelalak kaget
Aku hampir tersedak..
Ketika kuamati sebuah tulisan di depanku
Di seberang jalan…
Dengan latar belakang gedung tua yang megah

Ada sebuah tulisan…’PANTI PIJAT, MENERIMA PANGGILAN’
Hahh……..
Mimpi apa aku semalam…
Ini hari yang aneh..
Hari dimana dua kali aku ketemu dengan kata ‘pijat’
Dan mungkinkah sudah takdirku bahwa hari ini aku harus pijat?...
Sekali lagi kuamati papan tulisan di depanku

Aku masih belum puas
“pak…??”
“ya mas…” bapak tadi tergopoh-gopoh mendekatiku
“itu panti pijat ya pak?” tanyaku
“ohh iya mas, masse mau pijat ya”
“mmmm…yang mijat laki-laki atau perempuan pak?”
“ohhh…yang di depan itu laki-laki…khusus mijat laki laki mas, yang belakang perempuan..khusus mijat perempuan”
“ohhh gitu ya, makasih pak”
“masse mau pijat ya?”
“iya pak, mungkin, kalau yang mijat laki-laki aku mau pijat” jawabku mantap

Hahh…ini sempurna..
Hatiku begitu mantap…saat ini juga aku harus pijat
Badanku pegal semua
Capek…
Dan…hmmm sudah lama aku tak merasakan sentuhan laki-laki
Dipijat laki-laki…hmmm…mungkin ada sensasi lain
Paling tidak aku dapat merasakan sentuhan jari laki-laki yang sudah begitu lama tak kudapatkan
Tapi…
Gimana kalau yang mijat orang yang sudah tua dan renta
Ohhh tidak…..

“pak yang mijat muda atau tua pak” tanyaku lagi
“ya muda mas…umur dua puluan mas, wong itu kan sekolah ketrampilan khusus pijat, jadi yang mijat disitu siswa sekolah yang sedang magang mas”

Woww…ini sempurna
Setelah aku makan kupat tahu ini sudah kumantapkan hatiku…aku harus mencoba pijat disitu

aku berjalan pelan menuju pintu bangunan panti pijat
ada sedikit keraguan di langkah kakiku
aku belum pernah pijat di sebuah panti pijat

bangunan ini sangat besar
terdiri dari beberapa gedung
di bagian belakang ada bangunan tua seperti peninggalan jaman penjajahan belanda
dan bagian depan ada bangunan yang lebih kecil
berlantai keramik putih bersih
pintu kaca bening
dan bagian depan terdapat taman..asri

akhirnya sampai juga aku di pintu kaca
ada dua daun pintu
salah satunya terbuka dan satunya lagi masih tertutup

"assalamualaikum...." suaraku kubuat keras
"walaikum salam.." kudengar suara laki-laki serempak
aku melongok kedalam ruang tamu...
ada tiga cowok muda
berpakaian putih-putih bersih
tapi ada keanehan...
semua masih dalam kondisi duduk terpaku
dan....
aku baru sadar ketiganya semua tuna netra...
okhhh...ini panti pijat tuna netra ternyata...

"mari mas...silakan masuk" ujar salah satu cowok muda
aku melangkah mendekat...

dari jarak dekat aku bisa melihatnya dengan jelas
semua cakep
semua matanya terbuka
tapi ....semua tuna netra

aku menghela nafas panjang
"mas...saya mau pijat..." kuberanikan diri untuk bicara

dan salah satu cowok berdiri
"ohhh mari...silakan masuk ke kamar nomer dua mas"

aku baru sadar...
ada empat kamar
semua bersih

cowok tadi langsung berjalan cepat menuju kamar dua
aneh...walau tak melihat tapi gerakan jalannya seperti orang yang penglihatannya normal
sejenak aku berdiri bingung
sempat kulihat dua temannya yang lain cuma duduk sambil mendengarkan musik
dan...sepertinya tugas memijat memang sudah diatur , jadi tidak rebutan

"mari mas...silakan masuk"
"baik mas..."
aku langsung masuk kamar

hmmm...kamar yang bersih
sebuah dipan pijat yang tinggi
berseprai putih bersih
disisinya ada meja kecil dan diatasnya terdapat bantal dan botol minyak pijat dan botol baby oil
dipannya panjang
dibagian ujung dipan kasurnya berlubang sebesar muka manusia
hhmmm itu pasti tempat wajah orang yang dipijat iar bisa bernafas saat tengkurap

cowok tadi langsung menutup kordin
gerakannya terampil seperti orang bukan tuna netra
saat menutup kordin, wajahnya sangat dekat dengan wajahku
dan wajahnya sangat-sangat bisa kuamati
wajah yang berjerawat kecil-kecil
hidung mancung
bibir tipis tak terlalu merah
tingginya hampir setinggiku, hmmm sekitar 175an

dia menutup pintu
"silakan mas..pakaiannya dibuka.."
"ya mas.."

kuletakkan tas punggung dipojok ruangan
kucopot dengan cepat satu persatu kancing bajuku
tanganku sedikit bergetar
entahlah
ini yang pertama kalinya...aku dipijat cowok muda tuna netra

semua pakaianku sudah kucopot
ku kaitkan di tempat gantung baju dibalik pintu
tinggal celana dalamku saja

hmmm...aku takkan malu
toh dia tidak melihatku
bahkan jika aku telanjangpun aku takkan malu

"silakan mas...tidur tengkurap"
dan aku langsung tidur tengkurap
kuletakkan wajahku tepat di bagian berlubang di ranjang

jantungku berdebar tak karuan
dan pijatan dimulai
telapak tangannya meraba bagian belakang pahaku terus menyusur ke pantatku dan sampai ke punggung
semua gerakan awal ini sudah bisa membuatku merinding....

Aku sebenarnya tipe orang yang nggak suka dipijat
Entahlah…
Mungkin karena aku orang yang mudah geli jika tersentuh orang lain
Masih ingat betul…fian paling mengerti kelemahanku
Jika dia merajuk, pastilah dia menggelitikku
Dan…pastilah aku menyerah kalau sudah digelitik
Aku akan menuruti semua keinginannya
Dan fian tersenyum bangga bisa mengalahkanku

Atau …
Mungkin karena aku paling tak tahan dengan sakit saat dipijat
Pernah ketika kakiku terkilir, aku sampai meraung-raung kesakitan ketika dipijat dukun pijat
Dan sebelnya si dukun pijat malah ketawa-ketawa melihat aku kesakitan

Atau….
Aku paling sensitif jika dipijat dibagian-bagian tertentu
Akhhh…pernah aku dipijat disekitar selangkangan…
Dan si dukun pijat tersenyum ketika melihat ada ‘bercak’ dibagian depan celana dalamku
Waduhhh…kalau yang ini jika diingat aku maaluuu setengah mati

Aku hanya beberapa kali pijat
Itupun kulakukan dengan amat sangat terpaksa
Di kampungku…
Ketika aku pulang kampung
Oleh dukun pijat didesaku
Mbah jarwo…namanya
Orangnya sudah tua
Dan kalau mijat sakitnya minta ampunnn
Mungkin itulah yang menyebabkan aku alergi dengan kata ‘pijat’
Bagiku pijat sama dengan penyiksaan fisik

Tapi entahlah…kali ini diluar kebiasaanku
Aku penasaran dengan pijat selain oleh mbah jarwo
Aku penasaran bagaimana jika dipijat oleh lelaki muda…bukan tua seperti mbah jarwo…buakan pula oleh seorang perempuan muda seperti yang ditawarkan mbak wagiyah

Akhhh…mbak wagiyah dari kopeng
Aku jadi tersenyum geli ketika mengingatnya
Atau….
Saat ini aku mencoba pijat gara-gara mbak wagiyah menawariku pijat ya?
Mungkin juga…
Gara-gara mbak wagiyah aku jadi tahu, bahwa ada juga pijat yang bikin enak
Dan aku juga baru tahu…ternyata ada pijat yang tidak menimbulkan rasa sakit
Aku ingin mencobanya…

Di panti ini aku mencobanya…
Aku mencoba..
Jika nanti pijatannya sakit seperti pijatan mbah jarwo aku akan cukup sekali ini saja pijat
Tapi…
Jika nanti ternyata pijatannya enak…membuat nyaman…membuat syaraf-sarafku rileks…membuat capekku hilang…hmmm…mungkin aku akan ketagihan…

Apalagi yang mijat kulihat umurnya baru duapuluhan
Walau dia tuna netra…
Tapi dia bersih
Tidak seperti mbah jarwo yang kumal
Dia juga cakep
Dia juga banyak senyum
Dan aku yakin…aku akan menyukai pijatannya

“nyuwun sewu mas…” suaranya lembut (nyuwunsewu=permisi)
“ya mas…silakan”
Luar biasa ucapan pertama kali dia ketika dia akan memijat
Dia minta ijin dulu untuk memegang tubuhku
Dan telapak tangannya terasa hangat ketika pelan dan lembut meremas pundakku
Aku tahu sekarang….
Mbak wagiyah benar…
Ada pijatan yang membuatku nyaman…
Karena remasan tangannya benar-benar membuatku nyaman…

“boleh tau, nama mas siapa?” tanyaku membuka pembicaraan
Dia sejenak diam
Kurasakan telapak tangannya masih membuat gerakan meremas pundakku dengan pelan
Mungkin gerakan meremas ini untuk melemaskan syaraf-syarat di leher dan sekitarnya sebelum dia mijat sungguhan

“hafid mas…kalau mas siapa?”dia balik bertanya
Mirip orang kenalan…yahhh memang baru kenalan kok
“aji…hmmm dari mana mas hafid?, eh boleh kupanggil fid saja nggak?” tanyaku basa basi
Dia terkekeh ringan
“waduhhh…silakan dipanggil fid saja mas aji, saya dari cilacap mas, tepatnya dari majenang”
“wooww…jauhhh banget, kok bisa nyampe sini, siapa yang beritahu?”

Dia sejenak kembali diam
Aku tahu dia lagi konsentrasi dengan pijatannya
Pijatan sekarang turun
Didaerah punggungku
Mirip orang menekan tuts keyboard
Turun kebawah
Pelannn..
Tapi lumayan sakit
Sakit-sakit tapi enak…
Sampai ke daerah pinggang
Kembali keatas…didaerah bahu
Turun lagi dan berulang-ulang

Dan herannya aku tidak kegelian
Rasa takut akan kegelian ternyata tidak muncul
Hafid memang pandai memijat

“saya…hhmm…di data dari dinas sosial mas…lalu dirujuk kesini”
“ohhh…” hanya itu yang keluar dari bibirku

Gerakan selanjutnya ‘mengurut’ dari pinggang keatas sampai punggung
Dengan ibu jarinya…
Dengan segenap tenaganya
Aku meleguh…
Ini lumayan sakit
Kurasakan dia sampai membungkuk untuk melakukan kegiatan ini
Kurasakan hembusan nafasnya di punggungku
Aku meleguh …serak…karena sedikit sakit
Tapi enak…

“terlalu keras ya mas aji?”
“ohhh…hmmm…iiayaa…akkkuu jarang pijat sih” ujarku terbata-bata menahan setiap desakan ibujarinya di punggungku
“iya mas keliatan kok, kalau mas aji jarang pijat’
“hah…emang kamu tau?”
“ya tau lah…kalau orang sering pijat, kalau Cuma diginiin nggak sakit mas..”
“ohhh…gitu ya..emangnya kamu sudah berapa lama mijat fid”
“baru beberapa bulan ini kok mas”
“ohhh..kok dah pinter ya?”
“alahh mas aji ini, aku kan sudah belajar mijat disini tiga tahun mas”
“ohhh..jadi kamu disini sudah tiga tahun ya?”
“ya mas”
“gratis?”
“ya mas”
“semuanya? Makan minum dan lain-lain?”
“ya mas, pokoknya disini enak, semua gratis, dapat pelajaran juga, banyak temen juga, dulu aku sempat frustasi mas…” ujarnya lirih

Kali ini aku kurang begitu perhatian
Konsentrasiku pada rasa yang begitu enak setiap urutan ibu jari di punggungku
Tadi begitu sakit
Dan sekarang begitu enak

Tiba-tiba dia berhenti
Aku mendongak
Kulihat dia sedang meraba-raba meja kecil disampingku
Diambilnya babyoil ….
Hah baby oil? Mirip bayi saja
Aku belum pernah dipijat dengan babyoil

Pelan punggungku diolesi babyoil
Oughh…susahhh digambarkan sensasinya
Sejukk…atau nyaman…
Dia terus mengolesi punggungku
Seperti seorang jurumasak sedang mengolesi margarine pada adonan roti
Gerakan telapak tangannya melingkar-lingkar diatas punggungku
Gerakan tangan yang kuat tapi kurasakan lembut di kulitku

Mataku terpejam
Aku kehilangan kata-kata dengan sentuhan lembut tangan hafid
Kunikmati betul setiap gerakan tangannya

Dan kini dia kembali mengurut punggungku
Kurasakan kedua ibujarinya bertemu dan membuat gerakan lurus dari pingang ke atas sampai bahu
Turun…
Kembali naik…
Dan setiap gerakannya selalu kunikmati…
Ini benar-benar beda dengan pijatan mbah jarwo
Ini pijatan yang benar-benar enak
Ibu jarinya terasa begitu empuk, lembut di kulitku
Sekeras apapun gerakan pijatnya sungguh kurasakan begitu nyaman
Lama sekali tangannya mengurut punggungku
Dan akhirnya terhenti
Dia kembali berhenti
Meletakkan pelan babyoilnya diatas meja..
Tepat…gerakan yang tepat
Luar biasa dia meletakkan baby oil tanpa meraba meja

Dan kembali dia menyentuh punggungku
Meraba-raba…
Terus turun ke bawah…
Dan…
Nafasku seperti terhenti

Telapak tangannya tepat diatas bongkahan pantatku
Oughhh…ini kan bagian paling sensitif dari tubuhku
Pelan dia meremas bongkahan pantatku
Pelannnnnnnnnn….
Remasannya sangat lembut
Setiap remasan seperti sebuah getar aliran listrik yang menyentuh ujung syaraf kelelakianku
Aku ingin menjerit
“jangan teruskannn….”
Tapi aku tidak bisa menjerit
Aku hanya mengerang

“sakit mas aji?”tanyanya hati-hati
Dan dia semakin memelankan remasan di bongkahan pantatku
“ahhh…nggaakk….enak kok” suaraku parau

tubuhku memiliki beberapa area sensitif
jika area sensitif disentuh sedikit saja...maka akan langsung terkoneksi dengan syaraf kelelakianku
akhhh...pasti langsung konak

salah satuanya area pantatku
akhhh...entahlah jika pantatku diremas rasanya seperti melayang
entahlah sangat nyaman ketika proses peremasan terjadi
hatiku menjadi tenang...
pikiranku melayang
setiap remasan bagai setrum listrik yang menyulut seluruh syaraf di tubuhku

dan....
saat ini area sensitifku sedang diremas pelan oleh tangan kekar si hafid
di luar kesadaranku aku mengerang sekali lagi...

"mas aji masih sakit...??" dia begitu khawatirnya
"ohhh...nggak kok, enak enak banget pijatanmu..." ucapku tanpa sadar
"ohhh gitu ya" jawabnya dingin

dia terus meremas pelan
atau lebih tepatnya hati-hati takut aku mengerang lagi

"fid..."
"ya mas..."
"kamu pinter mijat ya..."
"biasa saja kok mas"
"emang di sini ada pelajaran pijat ya?"
"ya iya lah mas...memang jurusan saya mijat ya pelajarannya pijat, tapi diajari juga pelajaran yang lain kok, fisiologi, anatomi, bahasa inggris, kewirausahaan, dan lain-lain mas"
"lahhh kalau pelajaran mijat langsung praktek atau ada teori fid?"
"keduanya mas, pijat kan macam-macam sesuai tingkatan"
"ohhh...waduhh pantesan kamu pinter mijat, eh ada macem-macem pijat to? ya udah aku mau 'pijat pantat' saja...ada nggak fid?" tanyaku menggoda
"hahahaha...mas aji ini ada-ada saja, mosok pijat pantat, nggak ada lah" dia tertawa geli
"ohh kirain yang namanya macam-macam pijat itu, pijat kepala, pijat badan, pijat pantat, pijat kaki...gitu lhooo..."
"hahahaha...ya bukan gitu mass...macam-macam pijat itu seperti shiatsu, ada refleksi, terus pijat sport dan pijat terapi..."
"ohhh gitu ya..."

hafid diam
dia terus memilin dan menurut pantatku
akhhh...sungguh enak pijatan si hafid

tiba-tiba tangannya pindah ke kaki
"lho-lho-lho...fid kok pindah ke kaki? aku kan masih seneng di pijat di pantat...?"
"hahahaha...mas aji ini...sekarang ganti pijat kaki mas...hehehe"
"ya udah...tapi jangan sampai pangkal atas lho"
"emangnya kenapa mas, bagian pangkal paha itu ada syaraf-syaraf penting bagi lelaki lho, jadi harus di pijat"
"hahhh...yang bener fid?"
"bener mas...kalau ada masalah, bisa menyebabkan impoten.."
"hahh..."
"iya mas...ini disini mas syarafnya..."

tiba-tiba jarinya menekan pangkal pahaku
jari telunjuknya masuk ke dalam area antara kemaluan dan anus
kurasakan jarinya menyentuh 'kantung telurku'
waduuhhhh......nggak kuat aku

jarinya menekan keras
aku menggelinjang
"ini disini mas syarafnya..."

dia menekan
tapi lebih kurasakan menggelitikku
sekali lagi aku menggelinjang

"sakit ya mas..."
"ougkkhhh..." aku mnegerang
aku mengerang bukan sakit, tapi menikamati sentuhannya
"kalau sakit berarti mas aji ada masalah dengan kelelakian...ati-ati lho mas, mungkin karena banyak duduk bisa terjadi"

dia terus menekan pangkal pahaku
menyusup sampai kedalam
jari-jarinya terus menyentuh kantung telurku walau terhalang kain celana dalam

aku hanya diam menikmatinya
karena bagian 'depanku' kurasakan menggeliat dan mengeras memenuhi kain celana dalamku

akhhh...rasanya dia nggak boleh terus memijat bagian ini
bisa jebol pertahananku...
bisa-bisa aku orgasme...uhhhh...

aku terus menggeliat sambil mengerang
"mas aji masih sakit ya..."
"udah ahhh...mijatnya disitu.."
"napa mas?"
"nggak apa-apa ....geliii..."
"ohhh..tapi kalau bener sakit di daerah sini, mas aji harus jujur lho, karena bahaya mas, ini syaraf lelaki mas, bisa impoten lho"
'iya..jangan kuatir lah , selama ada kamu, aku nggak akan impoten, hehehehe"
'hahahaha...kok aku? aku kan bukan ceweknya mas aji..."
"maksudku...kamu kan bisa mijat biar nggak impoten gitu lho, eh...emangnya impoten itu apan sih?"
"allaaahhh mas aji ini ngetes ya? mosok impoten nggak tau?"
"ya tau , sering dengar , cuma kasusnya gimana, aku kan lom jelas"
"ya...gitu mas...nggak bisa ngaceng katanya"
"ohhh gitu..kok bisa ya, lelaki nggak bisa ngaceng, emang yang nyebabin apaan fid?"
"ada dua sebab mas, menurut teori sih, katanya akibat pikiran dan syaraf tadi nggak berfungsi"
"kok menurut teori? emang kalau orang tuna netra kayak kamu bisa ngaceng juga ya?"
"haahaha...akhh..mas aji ini menghina ya, ya bisa lah...kalau soal ngaceng, tiap hari juga aku ngaceng mas..."
"bukan menghina fiiiddd.....maksudku kalau seperti aku, proses ngaceng kan karena melihat yang hot-hot gitu to fid...lah kamu kan nggak bisa liat yang hot-hot...kok bisa ngaceng sih?"
"hahahaha...ya nggak tahu mas, prosesnya mbayangin saja mungkin...hehehe"

dia mulai memijat pahaku
menekan kuat sampai atas
sampai menyentuh pangkal pahaku
kadang kurasakan ibu jarinya menyentuh kantung telurku

"ya udah fid sekarang bayangin saja aku ini cewek cantik yang sedang kamu pijat, hmmm pasti kamu entar ngaceng deh..."
"hahahaha...nggak mungkin mas...mbayangin cewek cantik"
"lho emang napa?"
"hahaha...ini ...mosok cewek cantik pahanya penuh rambut gini hahahaha..."
"hahaha" aku ikut tertawa

aku memang mempunyai rambut di sekujur kaki
lumayan tebal....

dia kembali melakukan gerakan mengurut mulai dari atas lutut sampa ke pangkal paha
kembali ujung jarinya menyentuh 'kantung telur'ku dari balik kain celana dalam

"duhhh fid...jangan senggol sengol anuku dong...aku jadi ngaceng nih..."
"hah...apa mas..... ngaceng?" nadanya kaget

uhhh...dia malah semakin berani saja
terus dan terus mengurut pahaku
dan...sensasinya sungguh luaar biasa...
dan....
aku memang benar-benar ngaceng ...
bahkan sejak tadi
"fidd..." panggilku pelan
hmmm...ya mas.." dia kurasakan masih sibuk memijat pahaku
"kamu...eh...kamu pernah mijat cewek belum?" tanyaku
"yahhh mas ini, ya belum lah...disini aturannya...nggak boleh cowok pijat cewek, bisa bahaya mas...'
"walahh cuma pijat kok bahaya to?"
"bener mas, dulu tuh pernah pemijat cewek disini hampir di perkosa mas, ama laki-laki yang minta dipijat"
"hahh yang bener?"
"iya mass..bener.."
"kurang ajar betul tuh orang"
"iya mas...mereka mengira setiap perempuan pemijat bisa diajak gituan"

aku cuma terdiam...
yahh..ternyata setiap pekerjaan memang ada resikonya
"yahhh itulah resikonya jadi pemijat fid
"iya mas...itu juga gara-gara pemijat plus-plus dari cewek-cewek nakal yang ngga bisa mijat mas, jadinya kami yang pemijat betulan jadi korban"
"iya juga fid"

entahlah...
tiba-tiba aku jadi teringat mbak wagiyah
dia yang menawari pijat plus-plus
dan baru kusadari dampaknya bagi pemijat semacam hafid
hafid pemijat betulan
dia profesional
dia punya keahlian mijat dari pelatihan dan pendidikan yang terprogram
tentunya sangat sangat beda dengan pemijat plus-plus

"ehh kamu tuh tau dari mana kalau pemijat plus-plus nggak punya keahlian mijat fid?"
"ya tau lah mas...aku yakin, mereka nggak punya ijazah keahlian mijat seperti aku"
"lho kalau nggak bisa mijat, terus kegiatannya apaan fid?"
"maksud mas apa?"
"maksudku mijatnya dia gimana?"
"ohhh..ya udah mas aji telentang sebantar"

kuambil bantal
dan aku berbalik terlentang
sekarang kulihat hafid dengan jelasnya
sebenarnya wajahnya ganteng juga
kulitnya coklat
hidungnya mancung kokoh
cuma wajah keliahatan kurang terawat, karena terlihat banyak jerawat kecil
dan yang jadi perhatian khususku
lengannya..
lengannya begitu besar dan kokoh
banyak urat bermunculan
mungkin karena sering mijat
atau dia itu olah ragawan

"gini lho masss cara mijatnya"
dia mengelus-elus pangkal pahaku...
dan beralih ke perut bagian bawah...
oughhhh....
"lhoo kamu ngapain fid?"
"katanya pengin tahu cara pemijat plus-plus, ya gini mas.."

dia terus mengelus
dan tiba-tiba dia mengelus bagian luar celana dalamku yang isinya sudah sedemikian kerasnya
seolah akan meledak

"hahahaha...masse...ngaceng to...baru dielus saja..hahaha"
"dasar kamu nakal yaaa..."


aku kembali tengkurap dengan dongkol
sementara hafid hanya terkekeh
tapi disisi lain hatiku aku seneng melihat hafid tertawa

akhhh...hidup ini indah jika melihat orang lain tertawa
walau dia tuna netra tapi dia berhak pula berbahagia

dia kembali memijat..
"fid...?"
"iya mas"
"udah punya pacar belum neh?"
"emmm...udah mas..."
"wahhh asyik dong" godaku
"asyik apanya?"
"yah asyik lahh, namanya aja pacaran, apalagi pacaran dengan orang kayak kamu, pasti romantis"
"halahhh mas aji ini, wong aku ini kan tuna netra...romantis dari mana?"
"ehh...andai aku cewek, aku pasti dengan sukarela menjadi pacarmu, kamu tuh pasti romantis"
"kok romantis to?" tanyanya lagi
"la iya lah...pacaran denganmu pasti penuh rabaan....iya kan...pasti penuh rabaaan kan? makanya romantis"
"hahaha.....'plak'" dia tertwa sambil menepuk pantatku
"hehehehe...hayooo ngaku...kalo kamu pacaran pasti penuh rabaan to?"
"hahahaah...ya nggak lahh"
"haallaaaahhh ngaku aja...jangan malu ma akuuu"
"iya...dikit mas" ujarnya lirih menahan malu
"ihhh banyak rabaan juga boleh kok"
"eit...nggak boleh mas...bisa-bisa entar di keluarin dari sini mas"
"lho kok bisa, emang pacarmu anak sini juga ya fid?"
"iya mas"
"hahhh...berarti sama-sama tuna netra ya fid?"
"iya mas"
"haahhh...romantis beneeeerrr?" godaku lagi
"allaaaaaa...mas aji ini sejak tadi bilangnya romantis mulu" dia agak merajuk kali ini
"ya udahhh...kamu tuh harus bersyukur bagaimanapun juga"
"iya mas"

sejenak aku terdiam
kembali aku merasakan sensasi pijatannya di sekujur kakiku
mulai dari ujung jari sampai pangkal paha
ada kalanya dia mijat sambil duduk dan memangku sebelah kakiku
kurasakan betisku tepat diatas pahanya
dipangku....
aku...entahlah...aku merasa begitu dimanja olehnya
ujung jari kakiku terasa menyentuh selangkangannya
dan sambil duduk ku perhatikan dia memijat betisku
diurut...
pelann....
sebenarnya mungkin sangat enak pijatannya, cuma karena rambut di betisku yang lumayan tebal sangat mengganggu
dia terus mengurut...

"fid?"
"ya mas..."
"kok nggak nyari yang nggak tuna netra?"
"nyari apa mas"
"nyarinya pacarrr..."
"ohhh...waduhhh mas aji ini, emang ada cewek yang awas mau ama orang tuna netra macam aku ini?"
"ya banyak lah...kamu tuh cakep lho, pasti banyak yang naksir '
"hahahaha..walau ada yang naksirpun aku nggak mau mas"
'lho napa emang?"
"ogah ah pacaran ama yang nggak netra, entar dia selingkuh aku nggak tau"
"hehehehe iya juga sih...kalau pacarmu selingkuh dan kamu ingin balas dengan selingkuh kan susah..."
"hahahaha...mas aji bisa aja.."

dia berhenti
pelan meletakkan kembali betisku diatas kasur
dan dia pelan berdiri
kembali ke area pantatku
tangannya meraba-raba pelan dari bawah ke atas...dan terhenti tepat diatas bongkahan pantatku

aku mengambil nafas panjang
dalam hati aku bersorak sorai
dia akan kembali memijat pantatku
area fovoritku untuk dipijat

sejenak dia diam disana
tangan satunya mengambil botol minyak

dan tiba-tiba...
dia menurunkan celana dalamku sampai diatas dengkul....
aku bugil sekarang walau tengkurap

kaget..
yahhh...kaget aku dengan gerakan memelorotkan celana dalamku tadi

aku langsung berteriak

"heyyy...fid kamu mau ngapain? kok dibuka celanaku?"
"hehehe tenang mas...cuma mau ngolesin minyak..."

hahh...pantatku mau dielus-elus dengan minyak?
ouuuuhhhhh moga aku diberi kekuatann...

kali ini aku bener-benar pasrah
seluruh otot tubuhku kubuat serileks mungkin
aku siap...
aku siap menerima elusan dari hafid dengan babyoilnya
detik-detik menunggu olesan dipantatku terasa begitu lama
jantungku berdebar...
pantatku terasa dingin...menunggu sentuhan

dan....
saatnyapun tiba.....
pelan hafid mengolesi pantatku dengan minyak, mirip mengolesi selai diatas roti
sejenak jantungku berhenti
menerima sebuah sensasi yang luarbiasa

telapak tangan hafid yang hangat berpadu dengan lembutnya babyoil menyatu di kulit pantatku
aku meleguh....
ini lebih dari sekedar bersentuhan kulit

kurasakan selanjutnya...
telapak tangannya membuat gerakan memutar diatas pantatku
ohhhh...aku benar-benar terangsang
telapak tangannya terus memutar
dan terus memutar....
kadang aku menggelinjang geli..tapi nikmat

aku cuma terdiam...
aku tak ingin melewatkan moment sentuhan ini dengan mengobrol tak berarti
aku ingin menikmati moment ini
menikmati sentuhannya

dan berikutnya...
ini yang kutunggu
telapak tangannya meremas bongkahan pantatku
seluruh syaraf kelelakianku tertarik...
bagai terkena ribuan setrum aliran listrik
sekali lagi aku meleguh
"ouhhhh..." sambil kuangkat sedikit pantatku

terkadang yang membuat aku merinding...
ibu jarinya entah sengaja atau tidak menyentuh area antara anus dan kelelakianku
aku benar-benar terangsang...

"mas..." dia berkata lirih
"hmmmm..."
"mas aji sakit atau enak kupijat bokongnya?"
"enak" jawabku singkat

"iya akupun kalau bokongku dipijat enak memang..."
"iyaa...terus jangan berhenti ya..."
"hahahahaha" dia tertawa

aku tetep terdiam
"fid"
"iya mas..."
"kamu pasti sambil mijat bokongku, sambil mbayangin mijat cewek ya?"
"hahahaha enak saja, ya nggak lah"
"alaaa ngaku aja fid, aku tau kok"
"iya...dikit, mungkin gini ya kalau mijat cewek, empuk-empuk enak, hahahaha"
"ya udah pijat terus saja, aku rela kok..." godaku

dia terus meremas...
dan aku semakin meleguh dan sesekali kuangkat pantatku menerima remasannya

"sudahh cukup mas"

"hah..." aku benar-benar kecewa dia mengakhiri remasannya di pantatku

dan pelan...di turunkannya celana dalamku sekali lagi
kali ini sampai ke lututku

aku diam
aku benar-benar diam
hanya pasrah menunggu apa yang akan dia lakukan selanjutnya

dan....
telapak tangannya kembali mengoleskan minyak ke pahaku
mengusap pelan
menekan lembut...
mulai dari atas lutut sampai kepangkal pahaku
jari-jarinya menyentuh...antara kantung telurku dengan anus
area yang sungguh-sungguh sensitif

terus....
dan terus mengusap...
dari bawah keatas....
terus...
dan ini tak kalah nikmatnya dengan remasan di pantatku
kembali aku meleguh
mengerang

tiba-tiba jari-jarinya terhenti di bawah pantatku
di area antar kantong telurku dan anus
jarinya mengusap pelan
aku benar-benar terbang ke awan

"fid...kamu ngapainnnnn...?" aku berteriak
"nggak pa pa mas...cuma aneh saja"
"aneh?"
"iya mas...dari banyak lelaki yang aku pijat, cuma milik mas aji yang di bagian ini banyak rambutnya...hehehehe"
"uuuhhhh kirain apaan, udah akh...entar kalau bagian itu di sentuh aku bisa basah lho"
"hahahaha....tapi pasti enak to?"
"ffiiiidddd...nakal yaaaaa" aku setengah teriak
"biarin...habisnya sejak tadi mas aji godain aku terus sih"

dia semakin berani
kali ini ujung jarinya menggelitik kantong pelirku dari bawah
aku menggelinjang kaget
dan dia semakin tertawa keras
dasar!

hafid kudengar masih saja ketawa-ketawa lirih
kurang ajar betul mempermainkan 'syahwatku'

"fidd..."
"iya mass..."
"hmmm kamu jangan main-main ya...emang kamu nggak takut kalau aku perkosa entar?"
"hahahaha...ya nggak lah. kita kan sama-sama lelaki"
"lho banyak lho lelaki yang merkosa lelaki"
"hahh?'
"napa?"
"udah ahhh...jangan bilang merkosa-merkosa segala bikin aku takut"
"hhahaha...makanya yang mijat, ya mijat betulan, mosok bijiku ikut di elus-elus"
"hehehehe...canda mas"
"uhhh" ujarku pura-pura jengkel
"ya udah mas...maaf"
"hmmm...kamu sih cuma tanggung"
"apa?tanggung?" tanyanya kaget
"ya iyalah...tadi itu tanggung, bikin konak saja, ini harus di 'keluarin' pokoknya kamu harus tanggung jawab" ujarku sok serius
"lho kok aku yang suruh tanggung jawab to? itu kan milik mas sendiri, mosok aku yang suruh tanggung jawab" nadanya meninggi
dalam hati aku berkata "kena deh kamu!"
"la iya lah, gara-gara kamu nih, jadi pegel semua nih di area pinggang"
"pegel...entar deh aku pijat"
"maksudku bukan pegel karena capek fidd..."
"lhooo?"
"iyaa...ini pegel karena ada cairan di dalam yang harus di keluarin...."
"hehehehehe...mas aji ini ah...saru mas"
"ohhh ya nggak saru to...ini kan emang kenyataan"

hafid terdiam
dia terus mengurut mulai dari belakang lutut sampai pangkal paha
sesekali jarinya menyentuh kantung pelirku
aku memang sengaja mengangkang selebar-lebarnya agar tangannya bisa menyentuh bagian paling sensitifku
aku menikmati ini
menikmati dengan senikmat-nikmatnya pijatannya

dia diam...
dan aku tak tahu ada apa di balik diamnya
dalam posisi tengkurap sesekali wajahku menoleh kearahnya
dia memang tuna netra, tapi seperti normal
kedua bola matanya seperti biasa saja

"fid"
"iya mas"
"kamu kok seperti orang normal saja"
"maksud mas aji?"
"kayak bisa melihat"
"iya mas...baru tiga tahun aku netra mas"
"hah emang kenapa?"
"kena glukoma mas"
"ohhh...saat ini kamu masih bisa melihat?"
"udah nggak...udah total"
"sempat sekolah fid?"
"iya mas, sempat kuliah malah, cuma sampai setahun tapi"
"woww hebat dong"
"alahh mas aji ini, apa sih hebatnya orang netra"
"jangan gitu dong fid, paling tidak kamu harus bersyukur lho, siapa tahu memang ini jalan hidupmu untuk menuju sukses"
"amin mas"
"trus kamu itu cakep lho, walau netra"
"hehehehe"
"Kok ketawa?"
"iya lah...sejak tadi mas aji bilang aku ini cakep, naksir ya ma aku..."
"hehehehe...kok tau kalau aku naksir ama kamu?"
"alaaaaa mas...naksir kok ama lelaki to?"
"ya nggak pa pa lah, punya pacar kamu pasti enak fid, tiap hari di elus-elus, hahahaha"
"wahhh nggak enak lah di elus lelaki mas"
"sama aja fid...laki perempuan sama lah...kalo elusannya pinter seperti kamu...ya pastilah enak.."
"hehehehe...jadi mas aji ini pengin dipijat atau di elus nih?"
"waduhhhh...kalau suruh milih...enak kalo dielus-elus saja fid...,gimana mau nggak?" ujarku nantangin

dia diam...
dia terus mengurut...
lebih tepatnya mengelus bagian paha dalam sampai pangkalnya

"fid..."
"iya mas"
"gimana fid, mau nggak elus-elus?"

sekali lagi dia diam
dan jantungku semakin berdegub kencang



----------------------------------------------------------------------------------------------------------


 

0 comments:

Post a Comment