DISCLAIMER:

This story is a work of fiction. Any resemblance to any person, place, or written works are purely coincidental. The author retains all rights to the work, and requests that in any use of this material that my rights are respected. Please do not copy or use this story in any manner without author's permission.

The story contains male to male love and some male to male sex scenes. You've found this blog like the rest of the readers so the assumption is that material of this nature does not offend you. If it does, or it is illegal for you to view this content for whatever the reason, please leave the page or continue your blog walking or blog passing or whatever it is called.



Cowok Keripik Jengkol Sheet 11

Sheet 11
by be_biant




Rakha udah mo tidur tadinya. Eh, di pintu kamar yang terbelalak itu menampakkan sosok Brilliant secara tiba tiba. Ia berdiri tegak sambil tersenyum menampakkan wajahnya yang tampan rupawan, serta pandangannya lurus pada Rakha yang dengan asik tergolek diatas ranjang. Gila, Rakha gak pernah bayangin kalo muka nya benar benar menyimpan seribu rupa. Rakha hanya melongo kagum membalas pandangannya.

Ketika Rakha membalas senyumnya, malah gak nyangka si Biant mendekat ke tempat tidurnya. Rakha terbangun dari baringnya dan duduk diam di atas kasur, Biant pun duduk di sampingnya. Terlalu dekat, malah. Dan seperti biasa, tak ada kata selingan yang terlontar di mulut keduanya, hanya menggunakan bahasa tubuhnya saja sebagai isyarat.

Tatapannya sangat dalam, Rakha gak mungkin mengelak. Ini peluang besar! Lalu spontan, wajah Biant mulai maju.. Rakha pun gak kalah maju, mereka sedang ingin mencoba sesuatu hal yang baru hingga sampailah kedua bibir itu menyatu. Diam, lalu mulai melumat. Ikh,.. Rasanya, sumpah! Jijik tapi asik! Permainannya, lembut. Itu yang bikin Rakha ketagihan. Dan saking gak mau lepasnya, Rakha yang lebih dulu menahan kepala Biant agar terus berhubungan. Ini menakjubkan, semakin basah semakin lancar melumutnya. Apalagi jikalau sampai lidah yang bermain… aneh, dan geli.

Biant kemudian mengelak, padahal Rakha masih penasaran. Batinnya berkata ‘ingin lagi’, namun Biant tidak langsung pergi. Ia malah tetep stay ditempat sambil melepas kaosnya yang berwarna putih bersih. Aduh,.. gak perlu sekejam itu, kali! Rakha udah tau bentuk badannya yang ngangenin, pengen mengusap.

“Gue gak mau, Iant” Rakha grogi sambil menggeleng

“Gue gak bakal nyakitin lo, Ka. Gue lakuin ini agar lo bisa menikmatinya juga..!”

Dan Rakha percaya gitu aja. Demi pembaca (memelas) kalo gak diterusin, bisa ngamuk!

Tak ragu, akhirnya belaian itu tercapai. Biant membolehkan Rakha meraba bentuk tubuhnya persekian inci, dari leher, dada, perut, pinggang, hingga,… hingga Biant yang menghentikan tangannya sampai situ. Tampang Rakha sudah kayak korban kecanduan narkotika, maunya lagi, lagi dan lagi. Ia sama sekali belum puas, dan penasaran abis sama kont*olnya Biant yang kayaknya agak lebih besar dari punya Rakha.

Maksudnya, biar Biant menghentikan itu agar ia yang seharusnya bertindak agresif. Biant menciumi wajah Rakha yang halus seperti wajah bayi yang mulus tanpa jerawat satu pun, begitu berperasaan, geli, merinding, dan apalagi??? Gak bisa di ungkapkan! Wah, ciumannya menjalar ke leher Rakha, lebih tepat lagi, sekeliling lehernya Rakha. Semua nya kalo bisa dibasahin dengan air ludah, saking buasnya. Nyambung ke bahu, tak malu malu ke ketiak yang tanpa bulu. Turun lagi ciumannya ke putting, sampai disini ada yang ke pengen??? Haha!

Gak ada, ya?! (tampang kecewa!) Lanjut deh, sampai di putting Biant makin beraksi. Lidahnya bermain main, mata nya terus terusan menanggapi ekspresi Rakha yang merasakan puncak kegelisahan yang tak bisa di jelaskan rasanya kayak apa. Rakha hanya bisa merangkul kepala Biant, minta diteruskan dan mendesah, tentu saja. Pokoknya terusin, Iant. Elo yang sudah bikin Rakha mengerti akan hal ini, serta ngebuat Rakha ketagihan abis sampai bagian sini.

Begitu saraf di otak mulai terangsang, keponakan yang di bawah juga ikut ikutan konek dan semakin paham adegan ini. Apalagi Biant jilati putting sambil tangan nya melatih si dedek bangun dari tadi. ya ampuun, Rakha betul betul terjepit! Tubuhnya sekarang sudah resmi jadi milik Biant seutuhnya. I’m your Lah! Biant diatas, Rakha dibawah. Guling gulingan.

Selanjutnya, ciuman Biant turun ke boxer. Dengan gemas, ia menggigit gigit pen*is nya Rakha sampe Rakha gak sabar pengen nge buka tu celana. Tak lama, Biant sendiri yang menariknya, karna ia taulah. Celana yang di pake Rakha kedodoran, jadi sekali tarik aja! Keliatan deh, tugu monasnya! Ia nampak paling tinggi dan besar diantara re rumputan dan dua bola tennis di lapangan kulit.

Awalnya, Biant hanya mencium cium ujung kepalanya. Lalu dijilatnya, dan nyaris disedotnya lubang saluran Mr P nya, Rakha mengerang “Sakit, Biant!” terpaksa adegan itu terhenti, sambil mengatur nafas dulu masing masing

Mulut Biant sudah mulai menganga di depan si Mr, Rakha melihat dengan jelas ketika kont*ol nya pelan pelan di masuk in kedalam mulutnya Biant sampai ke dalam, mungkin ke tenggorokan. Begitu dalam hingga dada Rakha kerasa sesak, Rakha hanya bisa mencengkeram seprei. Tadinya, kuluman itu hanya bergerak pelan saja, namun lama kelamaan, di saat Rakha sama sekali tidak merasa keberatan, irama gerakannya pun kerasa cepat dan menantang. Koq bisa dahi Rakha ampe keringetan?

Busyet, ini kali pertamanya. Gila deh, serangannya ampuuuun! Biant nafsu sekali, apa ia tak melihat tampang Rakha yang merintih sekaligus ingin menyudahi ini, ia tak sanggup lagi. Perih, apanya yang nikmat! Geli, tapi ngebosenin! Sampai kerasa kayak ada sesuatu yang mo mengalir,.. mana mungkin air seni? Lubang salurannya beda! Sejak tadi Rakha juga gak ngerasain tanda tanda mao pipis

“Udah dulu, Iant. Jangan dulu diterusin!” pinta Rakha merintih.

Namun Biant tak peduli, ia bagai serigala yang kelaparan batang kont*ol nya Rakha. Kalo bisa, dimakan. Mungkin batang itu sudah habis, kali! Sayangnya Biant bukan serigala, ia hanya anak kecil yang sedang menginginkan permen. Terus di kulum dengan geramnya sambil bermain lidah tanpa mau berhenti membasahinya. Dan kalo di lepas, mungkin ia akan nangis dan mao minta lagi.

Walhasil, Rakha mulai merasakan klimaks, matanya terpejam, Nafasnya tak mampu di controlnya, ia hanya bisa pasrah menyambut tabungan yang selama ini di jaganya keluar dan mulai membiarkan puluhan mili cairan sperma tumpah dan,..

“Croot, crooot,.. croooot,..!” Rakha mendesah dan Legaaaahhh,..

Matanya terbuka, dan dilihat di seputaran kamarnya, hanya lah ruang kosong yang pengap, sinar mentari pagi yang masuk lewat celah ventilasi rumah, selimut tebal yang melekat serta celana boxernya yang masih setia menggantung di pinggang. Dan tentunya, dibalik celana itu nampak sesuatu yang basah, aroma wangi yang menyengat dan cairan kental yang kerasa lengket di kulit.

Tak lama knop pintu kamar yang tadinya tertutup mulai tergerak, lalu terbuka. Dan sosok yang datang kali itu adalah hantu manisnya, dengan senyum sumringah serta membawa makanan tanpa memasang wajah yang berdosa.

“Ya, ampuuun,.. gue mimpi basah!” batin Rakha menggerutu, jangan sampe Biant tau!

http://dee-rosid.blogspot.com/

Rakha menggeliat, ia merasakan derajat tubuhnya meningkat panas. Semalam ia kebasahan, bisa jadi ia demam! Meski ia sudah duduk dikasurnya, tapi cover bed sama sekali tak ingin dibukanya, tampangnya pucat, ia benar benar takut ketauan!

Biant ngerasa ada yang gak beres sambil mengendus ngendus idungnya “Bau apaan?”

“Ambil in remote AC! Nyalain sekarang! Pengap” Perintah Rakha agak sensi.

Biant mengernyitkan dahi “Elo sehat, kan Ka? Koq pucet?!” mukanya nyaris mendekati wajah Rakha. Aduh, malu sekali mengingat tentang mimpi itu. Andai suasananya dapat terulang dalam kenyataan sekarang… nyesel, nyesel, nyesel,… pengen rasanya kepala ini di jedotin ke dinding beton! Biar tau rasa!

“semalem gue liat lo menggigil, terus gue selimutin dan nutup pintu kamar. Makanya, siapa suruh dingin dingin gak pake baju,.. belagu amat!” Celoteh Biant rada kesel

Apaaa?!! Semalem Biant masuk tanpa sepengetahuan Rakha, anjing! Sial banget si Rakha, coba kalo dia tau dan terbangun, mungkin gak cuma mimpi. Ini peju pasti udah keluar sebelom waktunya! Yaaa AaaaRRRaaaaa,…

“Mo sarapan apa? Indomie, roti isi, nasi uduk apa nasi goreng lagi?” tawar Biant

Menggiurkan kayaknya, dimana lagi Rakha bisa milih menu sarapan? “Nasi goreng, deh!”

“Masak aja sendiri!”

Kontan Rakha kaget “Gimana sih, jadi pelayan hotel? Nasi uduk aja!?”

“Beli sendiri diwarung sebelah!”

“Waduh! Customer complaint nih, tau service nya kayak gini! Roti isi?”

“Habis barusan, terakhir gue yang makan!”

“Apaaa doong?? Jangan bilang kalo mie, lo nyuruh gue yang masak? Ogah, mending sarapan dirumah!”

Biant ketawa “Haha,.. Emang dari tadi gue cuma nyiapin mie goreng doang, ama sossis kesukaan lo!”

Rakha keheranan, tau aja ni anak kalo Rakha sukanya sama sossis sekarang! Tapi yang lebih mantap lagi, pisang goreng keju yang diatasnya di siram susu kental rasa coklat sama beberapa buah cerry. Mmm… sebelom sarapan, sebaiknya Rakha mandi wajib dulu.

“Minggir dulu, gue mo mandi!” nada Rakha kasar karna sedang ngumpetin sesuatu, jadi kesannya masih sensi. Gini kali rasanya datang bulan??

“Mandi aja, tinggal mandi! Emang mo di mandi in, aneh banget!” lawan Biant gak kalah

“Ogah, di mandi in ama lo, bukannya gue di sabunin malahan lo gerayangin!”

“Enak aja, gue mana mau sama Lo!!,..”

“Gue lebih gak mao lagi sama lo!! Najis!”

“Oh, gitu yaa! Jadi gue temen yang najis buat lo! Its okey,..” Biant nyerah lalu melangkah pergi tanpa menoleh sekalipun

Tau gak ya, kalo omongan Rakha barusan cuma sekedar bercandaan doang! “Elo sebenernya emang najis, Iant. Tapi asal lo tau, setelah itu elo nikmat banget..” lirih Rakha.

Don't speak, seal your lips.
Please don't say a word, maybe I won't remember the words I have not heard.
I see that you're in love, I know it's not with me.
But I don't want the truth to haunt my memory.

It's never too late to relight the fire
It's never stopped burning for me.
The flame, it never died inside of me.

How is it now that I can tell you I love you
How is it only now that it's too late.
What can I do?
The love that we had is torn in two.
So you take the smiles from all of our years.
I'll take the tears.

Now I realize that you're no longer mine.
But I'm hoping that the pain will ease in time.
Although you're leaving, I won't say goodbye.
Because I know you're here with me inside.

"I'll Take The Tear by A1"

Sehabis mandi, tentunya Rakha ngobrak abrik isi lemari pakaian sendiri. Ia tau baju mana yang pantas di kenakannya pagi itu, pastinya tidak memancing ikan dengan kayu, sia sia aja jadinya.

Biant sedari tadi menunggu di ruang santai sambil nonton acara kartoon kesukaannya, crayon sinchan! Rakha geleng geleng kepala, sambil mengambil sepiring mie di meja makan, susu segar, sama beberapa sossis. Rakha lalu berjalan lagi mendekati Biant.

“Segeeeeerr!..” kata Rakha seneng, namun Biant masih ngambeg. “Ngapain, manyun? Abis ketauan ngintip? Atao abis disangka mencuri? Apaaa, mo di bilang Omas wati??”

“Gak lucu!” bantah Biant, ia masih nampak kesal

“Makasih sarapannya, yah.. emang lo sahabat yang paling number one in the world!”

Biant gak bergeming sama sekali. Huft,.. cakep sekali kalo lagi kalem kayak gini, berasa inget lagi sama mimpi, hehe,..

“Rambut lo emang panjang kayak gitu ya, Iant?”

“Suka suka gue!” cetusnya, dan si Rakha pun kecele.

“Sorry kalo ucapan gue tadi nyinggungin perasaan, lo… gue tarik lagi omongan gue, kalo bisa”

“Baju lo udah pada di cuci, masih di jemuran. Sebaiknya kita pulang agak sorean aja, entar gue yang anter.”

“Pasti baliknya pake mobil BMW keluaran terbaru nih,!” Rakha kesemsem.

“Mobil kodok!” seletuk Biant

Rakha pasang muka tambeng “Gak papa lah, yang penting mobil!”

“Emank kalo bukan mobil, gak mo balik? Lo kan musti sekolah besok!”

“Gak bakal pulang, sebelom lo senyum!..” pancing Rakha mulai jayus.

“Moh!,..”

“Ayolaaaah,.. dikit ajaa,.. kalo gitu, gue nginep lagi sehari!”

“Mo nginep sendiri, gue aja mo pulang kerumah tante gue sore ini!”

“Oh, ya.. jadi lo tinggal ama tante lo, dan ninggalin rumah ini kosong?”

“Iya, gue biasanya balik sehari sebelom liburan.. kalo enggak jalan jalan, paling maen PS disini..”

“Mana PS lo, ajarin gue maen dong.. gue gak pernah maen gituan.”

“Katrok!”

“Elo yang katrok! Otak lo gak encer gara gara kebanyakan maen, mending gue gak pernah maen, tapi banyak piagam!”

Yah, kita tinggalin mereka yang senang sibuk berantem sama beradu argument… emang kalo ngebahas obrolan selalu gak tau kapan bisa berhenti. Kayak Biant yang manyun, sampe menjelang Rakha pulang pun masih jarang jarang senyum. Padahal Rakha udah seribu cara untuk mengembalikan aura positifnya, namun lagi lagi, gagal!

Walaw Rakha selalu kalah dalam permainan, tapi ia tak pernah kalah dalam menyelesaikan soal mata pelajaran. IQ nya Rakha memang menurun akhir akhir ini, minimal otaknya masih lebih encer ketimbang Biant yang punya nama asli Brilliant itu, Hh! Ga kerasa, Seharian mereka asik maen game, sampe lupa waktu. biasalah, naluri kekanak kanakan! Dan lagi lagi, Rakha musti meloloskan jam kerjanya hari minggu ini. Hilang duit gaji 2 hari,.. tapi gak ada yang bisa ganti in moment special kebersamaan ini.

Ketika Rakha berniat berangkat ke sekolah pagi itu, tiba saja Biant berteriak memanggil namanya dari sudut rumahnya. Ralat, rumah Tantenya. Sepertinya, ia sengaja menunggu di depan rumah karna tau Rakha akan melewati rumah Tantenya. Jujur, Rakha setengah terkejut melihat penampilan baru Biant dengan potongan rambut Mohak, atawa Cepak, apa bedanya sih? Pokoknya Biant ganteng banget, Cuma… meski Rakha terlalu mengagumi nya tapi ia termasuk orang yang paling anti memuji orang laen. Dan sama sekali tanpa komentar sedikitpun tentang rambutnya.

Alhasil, walaw gak ada topic obrolan sampai depan pintu kelas, tapi keduanya nampak enjoy jalan berbarengan. Ada yang aneh sama pemandangan pagi itu, Rakha ama Biant jalannya rada nempel gitu. Hampir di setiap langkah, lengan mereka selalu bertabrakan! Yang ini juga pasti di segaja total. Dasar, Biant ini gatel gatel kuman! Meski udah di garuk, gatelnya enggak pernah mo ilang!

Sampai di depan kelas, Rakha langsung disambit, eh, disambut sama Corrie dengan hebohnya. Pake peluk pelukan yang tidak romantis, dan agak kasar keliatannya. Tapi kali ini Rakha gak bisa ngelawan. Ia hanya pasrah dan berpura pura melemaskan badan. Supaya ada yang percaya kalo dia gak masuk sabtu kemaren gara gara abis sakit.

Biant sadar kalo ia bukan temen sebangkunya Rakha, akhirnya dengan berat hati pula ia meninggalkan keduanya dengan berniat tak ingin mengganggu. Rakha sempet melihatnya sedang menyusun tas dilaci meja belajarnya. Walau ia menunjukan tak kepeduliannya, namun Rakha bisa membaca mata perhatiannya, meski sedikit dan tak terlalu nampak.

“Gue kangen banget, Ka,.. saking kangennya, ampe gue kemaren gak bisa konsentrasi” rengeknya

“Gak ada yang kasih contekan ke lo?!” tebak Rakha bikin Corrie ngucap salut

“Koq tau!” kontan si Corrie melepas pelukan kangen palsu itu.

Selang beberapa waktu kemudian, tiba saja muncul sosok orang yang tidak pernah Rakha duga sebelomnya, Ka Joe dan dua cowok temannya. Mereka maen ke kelas Rakha? Ngapain?

“Gimana kabarnya, Ka?” Tanya Kak Joe to the point

“Kepala Rakha masih sakit, Ka’!” jelas Rakha berpura pura.

“Jangan lupa minum obat, atau kalo perlu kakak anterin ke dokter untuk berobat!”

Kontan Rakha panic ngedengernya “Gak perlu Ka! Gak sakit, koq,..!” Jepp suasana spontan diem kayak keadaan lagi mati lampu. Rakha keceplosan! “Maksud Rakha, Gak sakit sakit amat, gak terlalu sakit sebenernya, gak parah parah amat, pokoknya..”

Mendengar pungakuan Rakha bikin Ka Joe langsung ngacak in rambutnya yang ikal. “Terus, kapan bisa mulai kerja lagi? Kakak gak maksa klo masih sakit..”

“Sore ini,..” Jawab Rakha mantep

“Kamu yakiiin??”

“Yup!” Rakha bersemangat, minimal bayar utang kemaren.

Sekali lagi Kak Joe, nunjukin rasa sayang nya ke Rakha. Dengan sekedar mengacak rambutnya lagi atau mencubit pipi dengan gemesnya. Yah, hal hal yang menurut Rakha wajar di lakukan seorang Kakak. Rakha menikmatinya dengan amat terkesan!

Sementara, disaat jam belajar mulai berlangsung. Tiba saja Rakha mendengar nama Biant disebut dan dipanggil ke kantor. Rakha langsung menengok ke arah Biant, tapi Biant malah tak membalas tatapan Rakha. Ini pasti ada hubungannya dengan Ibu Yanu! Sialnya, sikap Biant gak bisa di baca, ia belagu santai tapi dari matanya kerasa tegang. Ia lebih terlihat tidak mementingkan dirinya sendiri, itu yang bikin Rakha sedari tadi was was. Ada apa gerangan.??

Bahkan ketika Biant balik lagi ke kelas dan menuju bangkunya, ekspresinya masih tetap sama. Terus terang bikin Rakha Khawatiran namanya akan terlibat! Detik berlalu, Menit berlalu, jam pergantian berlalu, namun tak ada kisah lagi yang berlanjut. Ingin langsung Rakha tanyakan ini, tapi percuma. Jangan kan bicara, menoleh saja sepertinya Biant enggan!

“Biant!,.. Biaaant,.. Biiiaaaannnnttt,..” Rakha terus terusan berusaha membuatnya mengaku. Tapi sia sia seperti ramalannya. Ia bahkan paling susah berpaling ketika Rakha yang memanggil. Enggak, Biant pasti gak budeg tiba tiba, atau jangan jangan nama nya bukan Biant lagi, Karna udah ganti nama dalam sehari? Gak tau!

Koq sikapnya berubah seratus8puluh derajat kayak sengaja ingin menghindar dari Rakha? Gak kerasa lagi perhatian, gak ada tatapan, dan gak ada sapaan, bahkan ke akraban seperti kemarin kini bisa di bilang telah lenyap total. Mereka seperti tidak saling mengenal, malah ketika moment keduanya saling berpas passan, tanpa alasan, Biant seakan berusaha melengosi setiap pandangan. Rakha gak peduli lagi dengannya, terserah maunya apa, sekarang!

Why, do you always do this to me?
Why, couldn't you just see through me?
How come, you act like this
Like you just don't care at all

Do you expect me to believe I was the only one to fall?
I can feel, I can feel you near me, even though you're far away
I can feel, I can feel you baby, why

It's not supposed to feel this way
I need you, I need you
More and more each day
It's not supposed to hurt this way
I need you, I need you, I need you
Tell me, are you and me still together?
Tell me, do you think we could last forever?
Tell me, why!

"Why by Avril lavigne"


to be continued




next chapter

0 comments:

Post a Comment