DISCLAIMER:

This story is a work of fiction. Any resemblance to any person, place, or written works are purely coincidental. The author retains all rights to the work, and requests that in any use of this material that my rights are respected. Please do not copy or use this story in any manner without author's permission.

The story contains male to male love and some male to male sex scenes. You've found this blog like the rest of the readers so the assumption is that material of this nature does not offend you. If it does, or it is illegal for you to view this content for whatever the reason, please leave the page or continue your blog walking or blog passing or whatever it is called.



Negeri Dibalik Awan - Chapter 17

Chapter 17
by Ajiseno



Suasana gramedia begitu ramainya
Mungkin karena ini , minggu sore, banyak yang menghabiskan sisa waktu libur disini
Aku kesana kemari …sekedar melihat-lihat buku
Bagiku ini jauh lebih mengasyikkan dari pada nongkrong di simpang lima
Sejak dulu tempat favoritku memang toko buku dan bioskop
Di toko buku bisa ngilangin stress sekaligus nyari-nyari buku atau novel yang di suka
Dan…
Satu lagi yang kusuka di gramed semarang…
Cuci mata…
Woww…cowok yang kesini ..cakep-cakep lah
Bisa lirik-lirik sepuasnya

Hendra sejak tadi masuk langsung tertarik dengan tas-tas dan perlengkapan kantor di lantai Satu dan langsung kutinggalkan dia menuju lantai dua tempat gerai buku
Hmm…disinilah terlihat nyata perbedaanku dengannya
Dia nggak suka dengan buku atau novel
Nggak suka juga nonton film di bioskop
Makanya aku jarang banget main bareng dia
Kalaupun keluar palingan makan bersama di mana lah
Kesenangannya berpetualang…
Mencari tempat-tempat yang menantang
Kalau sudah demikian …
Kadang dia berhari-hari tidak pulang
Tapi apapun juga, hubungan kami begitu dekatnya
Tidak ada diantara kami yang begitu manja ingin diantar atau memaksa untuk menemani dalam rangka memuaskan hobby masing-masing
Justru perbedaan inilah yang menyatukan kami
Dari sinilah obrolan kami sering begitu nyambung, membicarakan hobby dan rasa ingin tahunya hobby pasangan

Tadi sore setelah beres-beres rumah, sempat bingung mau kemana
Akhirnya diputuskan untuk jalan-jalan menyusuri semarang
Sekalian melepas kangen terhadap kota ini
Kota dengan sejuta kenanganku bersamanya
Kami berjalan pelan menggunakan sepeda motor
Selama ini, sepeda motor serta rumah kontrakanku kuserahkan kepada wahyu, satpam kantorku
Dan tadi pagi wahyu sudah kuberitahu kalau aku sudah kembali ke semarang

Sempat ogah-ogahan juga tatkala kutawarkan untuk menemaniku ke toko buku gramedia
Tapi dengan berbagai jurus rayuanku, akhirnya hendra mau juga menemaniku
Katanya “ ya udah lah, sekalian aku mau nyari tas punggung dan map”
Aku lega

Beberapa buku menarik perhatianku
Terutama novel…
Ada novel kisah ‘kamasutranya jawa’ dalam serat centhini
Hmmm…kubaca beberapa halaman
Aku sangat tertarik
Terutama terhadap beberpa filosofi jawa yang termuat dalam serat centhini

“udah belum?” suara hendra tiba-tiba sudah di belakangku
Aku menoleh sedikit kaget
Aku tersenyum
“tiga jam lagi ndra…”
“hahh” hendra melotot
‘heehehehe…bentar lah, nih lihat ada novel tentang kisah serat centhini”
“apaan tuh?”
“hmmm…apa ya? Pokoknya tentang budaya jawa yang agung…termasuk dari segi seksualitasnya”
“woww..kamu paham bener ji?”
“dikit lah, mau baca nggak?”
Dia menggeleng
“aku nggak suka baca, beli aja, entar kamu yang baca, aku yang dengerin”
“hehehehehe…sorry..nggak lah, enakan di kamu, nggak enak diaku..hehehe”
Dia tersenyum manis
“jii…peta di sebelah mana ya?”
“tuh”
Aku menunjuk tempat peta-peta
Da hendra langsung kesana
Aku mengambil nafas pelan
Kutimang-timang lagi buku ini
Akhirnya kuputuskan untuk kubeli
Berjalan pelan menuju kasir…

Antrian di kasir lumayan banyak
Sekitar tiga atau empat orang di depan masing-masing kasir
Sekali lagi mataku langsung Menjelajah
Pada sesosok lelaki remaja jangkung
Hmmm…dari samping aku tertarik
Tubuhnya kecil..
Berkaca mata
Dari belakang tubuhnya kurus
Usia sekitar 17 tahunan
Dia membawa setumpuk buku yang akan dibayar di depan kasir
Aku tertarik tidak pada fisiknya
Tapi pada ketertariakannya terhadap buku seperti diriku pula
Seorang remaja yang sebagian besar tidak suka dengan buku
Dia sosok yang lain…
Sosok yang serius dengan masa depannya
Mencari ilmu
Dan sekilas kulihat…semua buku pelajaran di SMA
Woww….
Aku mendekatinya
Berdiri di belakangnya
Sekedar mengenal lebih dekat terhadap fisiknya
Siapa tahu bisa mengenal pribadinya
Mungkin juga aku akan berkenalan

Kuberanikan diri…
Melangkah pelan
Mendekat
Dengan jantung sedikit berdebar
Dan akhirnya sampai juga berdiri di belakangnya
Di belakang cowok kurus berkaca mata dan sangat menarik perhatianku..
Sejenak aku lupa dengan hendra..
Otakku berganti dengan siasat…’bagaimana cara mengenal dia…si cowok berkaca mata’

Dalam jarak yang begitu dekat…
Aku semakin tertarik
Lehernya panjang
Rambut tipis hitam
Baju warnah biru kotak-kotak dengan bawahan celana jeans..
Dan bau badannya..
Hmmm…
Aku tersentak…
Aku seperti telah mengenal bau badannya

Dan kuamati sekali lagi …
Yahhh…aku mengenalnya
Mengenal rambutnya, walau hanya dari belakang
Bahkan aku mengenal kaca mata minusnya…
Aku mengenalnya…
Aku mengingatnya
Dan semakin aku mengingat semakin berdebar pula jantungku

Sedikit kumajukan wajahku
Sekedar untuk memastikannya
Dan dia sepertinya juga paham dengan kehadiranku
Dia menoleh sedikit
Dan kini tebakanku benar adanya

Wajah yang sangat dekat denganku
Wajah yang selalu mengisi memori otakku
Dari balik kaca matanya..kulihat sorot mata kekagetannya
Bibirnya yang tipis bergetar melihatku
Dan kusambut dengan senyum…
Apabila ini bukan di keramaian …pastilah sudah kupeluk erat tubuh rampingnya
Ini adalah untuk kedua kalinya aku bertemu dia di gramedia
Kedua kalinya…
Setelah ‘peristiwa’ memalukan’
Peristiwa yang menyebabkan adit menjauh dariku
Dan membenciku
Mungkin untuk selama-lamanya

“kak ajiiii..” dia mendesah lirih
Aku mengangguk sambil tersenyum
“pa kabar dit?” ucapku juga lirih
“baik kak…’
“beli buku ya?”
“iya kak..kak aji nyari buku juga?”
“iya..”

“mas…silakan mas..” suara kasir mengagetkan kami
“mbak ini jadi satu ya…biar saya yang bayar”
Aku langsung mencomot buku yang ada di tangan adit
“duhh..kak, biar aku bayar sendiri kak”
“udaahhhh…”

Akhirnya dia menyerah
Kubayar semuanya
Dan kuserahkan kembali bukunya
“nih dit, duhh…pangling aku dit, kamu tambah tinggi sekarang..”
Dia tersenyum
Senyum yang selalu melumerkan sanubariku
Senyum termanis yang pernah ada
Dengan lekukan di kedua pipinya

“ahhh kak aji..biasa saja lah, eh katanya kak aji baru saja tugas keluar kota?”
“kok tahu?”
“fian yang cerita kak”
“ohhh..kayak apa ya fian sekarang?”
“hehehehe fian? Tambah gila dia”
“gila?”
“iya….tambah di gila-gilain cewek mas”
“hehehehe…kamu tergila-gila juga sama dia dit?’
“hahhh…amit-amit hehehe, manjanya minta ampun”
“hmmm…aku kangen nih” bisikku di sisi wajahnya
Dia menoleh
Wajahnya memerah
“kangen?”
“iya…kangen sama kamu dan fian, kapan-kapan maen bareng lagi, gimana?”
“wahhh…besok aja lah, sekarang materi pelajaran semakin susah kak, aku harus ngebut belajar, besok aja kalau pas liburan”
“oke…eh, kan bisa belajar di rumahku?”
“hmmm..nggak deh, takut kak hendra marah entar”
“yahhh…jangan kuatir lah, eh, habis ini mau kemana dit?”
“pulang”
“hmmm…kutraktir makan atau minum di kantin belakang ya?”
“ahh..aku…aku..”
“ayoooo…udah jangan sungkan”
“oke!”

Aku berjalan beriringan..keluar dari toko
Rasa bahagiaku begitu sempurna di hari ini
Aku bertemu dengan dua kekasihku…
Adit dan hendra..

Dia adalah adit…..
Aditya prasojo namanya
Sebuah nama yang artinya’ hidup apa adanya’
Dan benar adanya..
Adit adalah cowok sederhana
Dia tidak suka kumpul-kumpul..maen di mall
Dia tidak suka hura-hura..pesta
Dia hidup lurus..
Hanya satu yang dia pikirkan
Cita-cita
Dia selalu sadar..dia anak sulung yang harus menjadi contoh adik-adiknya yang masih kecil

Dia juga anak yang cerdas
Bicaranya kadang melebihi orang dewasa
Dengan otak brilliant yang luar biasa
Nilai matematika dan IPA saat lulusan di SMP kemaren sempurna…10…
Luar biasa

Aku mengenal adit karena karena di kenalkan oleh fian
Fian anaknya pak danar bossku
Seorang yang sangat manja
Dan fian memang sudah kuanggap seperti keluargaku sendiri
Sehingga seperti apapun manjanya dia, aku tetap akrab dengannya
dan herannya walau sifat adit dan fian luar biasa bedanya, keduanya bisa akrab

Hubunganku dengan adit cepat sekali akrab
Terlebih rumah adit tak begitu jauh dari kontrakanku
Setiap malam selama beberapa hari dia tinggal di rumahku
Kuajari beberapa pelajaran yang aku bisa

Dia anak yang super baik
Aku mulai mencintainya
Dan sepertinya cintaku bersambut
Dia mendapatkan figur seorang ayah dariku
Sebuah hubungan yang mirip ayah dan anak yang saling menyayangi
Aditlah yang merawatku disaat aku sakit
Dia yang menemaniku disaat aku kesepian
Dialah yang memberi penguat dalam hidupku disaat aku begitu rapuh dan lemah

Sayangnya disaat yang sama ada anggota kepolisian ‘putra mahendra’ namanya
Muncul dalam kehidupanku..
Disaat aku sedang tersangkut sebuah kasus
Dia polisi penyelidik…
Sangat tampan..
Datang secara tiba-tiba menimbulkan kecurigaan
Awalnya aku menolak kehadirannya yang secara tiba-tiba dalam hidupku
Apalagi wajahnya yang tampan membuatku curiga
Dia datang dalam rangka menyelidiki
Dia menyamar…
Tapi apalah…
Hatiku yang lemah menerima kedatangannya
Melupakan adit
Berasyik masyuk dengan hendra
Dia sangat baik..
Sangat melindungiku
Sangat menyayangiku
Hingga disaat yang sama aku terima cinta hendra
Aku mencintainya karena dia serasa sebagai pelindung dalam hidupku

Sebuah kisah cinta yang rumit…
Aku berada dalam dua pilihan yang sama-sama berat
Antara hendra dan adit
Sama-sama punya kelebihan..

Dan akhir malapetaka pun datang
Ketika aku sedang bercinta dengan hendra di pagi hari
Adit datang…
Dia melihatku bersama hendra
Melihat apa yang sedang kulakukan
Terlambat sudah….
Dia pergi dengan membawa kehancuran hatinya

Mulai saat itulah aku mulai hidup tanpa aditku
Aditku yang begitu susah untuk aku temui
Mulai hidup yang baru bersama hendra
Hidup penuh dengan kebahagiaan
Dan pahamlah aku sekarang…
Hendra adalah perfec man…
Dia sangat penyayang
Sangat melindungi..
Sangat memanjakanku
Dia perfec…
Disaat aku dicerca karena status ke gay anku…dia membelaku dengan segenap hati
Disaat aku sakit di rumah sakit…dia datang bak malaikat yang selalu menyayangiku
Dia tidak hanya baik hatinya
Dia juga hangat di ranjang
Selalu menggebu-gebu
membuatku terlena..

Tapi disisi lain hatiku
Ada perasaan bersalah selalu hinggap
Perasaan bersalah terhadap adit

Berbulan-bulan aku berusaha bertemu dia
Hanya untuk minta maaf…
Dan akhirnya kesempatanku datang juga
Aku bertemu adit secara tak sengaja di toko buku gramedia
Seperti saat ini…
Walau waktu itu adit sepertinya mau berlari menjauh dariku
Kupaksa dia…
Kupaksa untuk menerima permintaan maafku
Dan dengan derai air mata dia menerimanya
Dan hanya satu permintaanku waktu itu…”aku ingin menjadi temannya..sahabatnya serta saudaranya…selamanya…”

Dan atas bantuan fian , akhirnya pada suatu malam fian dan adit menginap di rumahku
Disitulah aku paham..bahwa adit masih saja menyayangiku
Walau masih ada hendra disisiku…
Dan malam itu ada kejadian…
Hedra datang dengan luka parah
Dlam keadaan pingsan..
Dan aku dan aditlah yang merawatnya
Dan hendra selanjutnya di bawa pihak kepolisian untuk di isolasi

Baru kusadari…aku tak begitu kenal siapa hendra sebenarnya
Dan setelah itu banyak kejadian muncul …
Hendra ternyata sangat dekat dengan keluarganya pak danar
Informasi ini kudapatkan dari fian…
Beberapa kali malah, hendra menginap di rumah pak danar
Dan semakin besar pula kecurigaanku pada hendra..

Pertemuan terakhir dengan hendra…
Dia membuat pengakuan…
Dia anggota reserse kepolisian yang bertugas menyamar menjadi gay untuk menyelidiki kasus pembunuhan seorang gay di sebuah hotel
Dan dia menyamar menjadi gay dengan menjadi kekasihku
Tapi semua memang di luar kendalinya..
Dia benar-benar jatuh cinta padaku
Dia terjebak dalam perasaan yang tak di mengerti
Dia menemukan arti cinta yang sesungguhnya

Dan…demi keamanan terhadap dirinya
Dia dipindah tugaskan ke batam…
Hari ini adalah pertemuanku yang pertama sejak dia dipindah ke batam…

........................................................................................................................



Aku berjalan beriringan bersama adit..
Keluar dari ruangan toko gramedia
Di luar…dengan udara cerah, baru kusadari wajah adit lain dari biasanya
Wajahnya putih pucat
Tubuhnya sangat kurus
Hingga terkesan begitu jangkung
Adit…telah beda secara fisik

“dit….”
“ya kak”
“kamu sakit ya?”
Dia menoleh menatapku
Rahangnya kelihatan menonjol
“kamu sekarang kurus banget dit, pucat lagi”
Dia terus berjalan sambil tertunduk diam

“dit…”
“iya mas…aku habis sakit…di rumah sakit”
Aku terhenti…
Bengong..
Adit di rumah sakit dan aku tak tahu?
Ohhh begitu menyesalnya aku
Jika nanti aku ketemu fian, akan kumarahi dia
Adit di rumah sakit sampai aku tak tahu

“apa? kamu sakit? Kok aku nggak tahu? Sakit apa dit?”
Dia menoleh dan juga berhenti
“dikit kok, kecapekan saja kak…”
“kecapekan?”
“iya…di tambah stress kak”
“stress? Stress napa?”
Dia terenyum
“stress mikirin kak aji hehehehe”
“uhhhhh….”ucapku sambil menepuk pundaknya

Sampai juga di kantin di belakang gramedia..
Aku memesan jeruk hangat dan adit memesan teh hangat
“kamu mau makan apa dit?”
Adit menggeleng…
“napa?”
“aku masih dalam proses pengobatan kak, nggak boleh makan sembarangan”
“ohh…emangnya kamu kemaren sakit apa?”
“hmmm…katanya sih gejala tifus kak”
“ohh…ya udah, ambil roti aja dit”

Aku berdiri
Kuambil dua potong roti pisang
Kuserahkan ke dia dan kumakan Satu
”maafkan aku dit, aku nggak tahu kamu di rumah sakit”
“nggak pa pa mas…”

Terus kupandangi wajahnya
Aku selama ini sangat merindukannya
Aku tersenyum
“napa kak…senyum-senyum gitu?”
“nggak pa-pa, seneng aja ketemu kamu lagi dit..”
“walahhh”

“brakkk…!!!”
Meja di tepuk keras
“woiii…keluar nggak pamit, aku sampai bingung nyari” hendra bersuara keras
Dia sudah berdiri di samping meja

Kamu langsung mendongak kaget
Terlebih adit
Dia sangat kaget melihat hendra
“kak hendraa…kapan pulang dari batam?”
Hendra melotot melihat adit
“adit?”
Dan adit berusaha tersenyum
Dalam hati aku tak paham apa arti senyumannya…


to be continued...


0 comments:

Post a Comment