DISCLAIMER:

This story is a work of fiction. Any resemblance to any person, place, or written works are purely coincidental. The author retains all rights to the work, and requests that in any use of this material that my rights are respected. Please do not copy or use this story in any manner without author's permission.

The story contains male to male love and some male to male sex scenes. You've found this blog like the rest of the readers so the assumption is that material of this nature does not offend you. If it does, or it is illegal for you to view this content for whatever the reason, please leave the page or continue your blog walking or blog passing or whatever it is called.



Cowok Keripik Jengkol Sheet 4

Sheet 4
by be_biant


Rakha kaget bukan maen, pas ngeliat namanya tercantum di salah satu anggota paskibra untuk momentum 7belasan. Rakha rada beringas, ia ngeliat daftar nama yang menurutnya begitu asing, bahkan satu satunya yang dapat dicarinya hanyalah ketua Osis. Dan jawaban yang di dengarnya

“Gue sekedar ngumpulin nama doang, dan kalo lo nanya siapa sumbernya, itu Daniel. Gue gak mo ikut campur lagi!”

Pikirnya, Daniel makin besar kepala aja, mentang-mentang baru jadi formatur Osis. Padahal belom jadi ketua,. Dan Rakha langsung nemuin dia diruang kelasnya.

“Nama laen banyak, Dan! Napa mesti gue?”

“Gak bisa, Ka. Setiap kelas udah punya kandidat masing-masing, gue gak punya alternative laen. Kecuali rekomendasi in nama lo!”

“Ya, pertanyaannya kenapa harus gue? Lu belagu nekat tanpa ada konfirmasi dari gue dulu sebelumnya..”

“Tapi, Ka. Gue minta maaf sama lo, nama nama yang tercantum itu udah diresmi in dan di tanda tangan sama pak Najmi. Gak bisa di rombak lagi, ini sudah syah!” terang Daniel.

“Gue gak mao jadi Protokol! Gue gak bisa! Seandainya acara itu gue bikin ancur? Lu sanggup nahan malu!” ancemnya rada kecewa.

“Kalo dia gak bisa, gue mau gantiin..” nada suara ketiga diruang itu bikin Rakha sama Daniel menatap ke sumbernya. Biant sedikit grogi, tapi di hatinya meyakinkan, kalo ia pasti sanggup.

Rakha menatap mata Daniel.. “Pasti ada cara, Dan. Elo denger sendiri, kan?” lalu Rakha meninggalkan keduanya dan memilih standby dibangkunya. Sekarang Daniel yang mencoba menatap keseriusan Biant.

“Memang aneh, anak itu!” gerutunya. Biant hanya tersenyum mendengarnya. “Lo, entar siang ikut latihan..” ajaknya ke Biant, sementara Biant bisanya manggut.

Yang namanya Biant itu, bagi Rakha tidak begitu asing akhir akhir ini. Meski ia termasuk dalam rombongan Mohad, tapi kontak matanya selalu mengarah kemana perginya Rakha. Even jam istirahat, Rakha sering nangkep basah mata Biant melirik kepada nya. Berulang kali malah! Namun kalo di dalem kelas, tidak ada reaksi mendekat sama sekali, padahal itu tidak sulit dilakukan. Apalagi dia tau, dibangku sebelah Rakha selalu kosong. Jika memang ada yang ingin dibicarakannya, mengapa tidak dengan segera? Heran!

Tadinya, Rakha merasa risih karna pantauannya agak sedikit berlebihan setiap saatnya. Tapi ia sadar, Kebiasaan seperti itu, bukan Biant saja korban nya. Mungkin Biant hanya salah satu dari mereka yang Iri kepada Rakha, karna ada hal yang Rakha miliki yang tidak banyak dimiliki para siswa disini, yaitu kepribadian yang misterius dan wajah yang imut.

Pernah, suatu kali waktu Rakha mampir ke warung makan. Tiba saja sadar kalo ada Biant disampingnya, entah kenapa? Rakha agak sedikit takut, sosok Biant tidak seperti pria lain pada umumnya. Kalo semua orang membicarakan Rakha sebagai orang yang misterius, tapi bagi Rakha, Biant lah orang yang pantas dijuluki makhluk misterius itu. Sialnya, setiap kali ada kesempatan antara mereka berdua, selalu keduanya tidak berani angkat bicara. Bahkan mereka tidak saling tersenyum sama sekali. Apalagi menyapa.! Rakha sempet mikir, apa yang ada dikepala Biant saat menengoknya?

“Hei!” Tasya memergoki Rakha yang sedang ngelamun. “Entar sore kerja kelompok, yuk!” ajak Tasya malu malu.

“Soal apa? Koq gue gak pernah inget ada tugas?” Rakha gagap.

“Pelajaran kimia,.. masak lupa sih. Sekalian makan makan.”

“Siapa aja yang ikut?!”

“Banyak, mm.. Arjunot, Melani, si A, si B, C, D, E,.. ama Biant!”

Nama terakhir bikin Rakha terkejut. Kontan Rakha menoleh kearah Biant dan Biant menatapnya juga dari jarak kira kira sepuluh meteran. Lalu jantung Rakha berdegup. Gawat! Ini kali pertamanya dia yang kepergok mandangin Biant, bisa jadi Biant malah ngerasa G R!

“Mmm,.. kayaknya, gue gak bisa! Soalnya gue punya kerjaan laen.”

“Mana bisa, Ka. Lo harus ikut! Apa lo gak mo dapetin nilai A. Pak Nasrul lagi baek banget soalnya, dia lagi promo diskon nilai.. asal kerja sama” tutur nya berbangga.

Rakha mulai memelas dan berubah jadi hangat “Tolonglah, Tasya,.. gue punya kerjaan sampingan, lu gak mao reputasi gue ancur, sementara gue lagi gencar gencarnya nyari muka ke Bos gue. Ayolaaah, plisss..”

“Trus, kalo anak laen tau gue berlaku curang, gimana?? Gue juga kan punya reputasi!”

“Gue yakin lu pasti bisa bikin yang laennya maklum, Tasy,.. tolonglah, gue minta nyawa sekalian.” Seruduk Rakha manjaan.

Sejenak si Tasya mikir, sambil mengatur nafas. Jawabannya adalah tersenyum kalem “iya deh,..” katanya seraya manggut manggut.

Mampus! Sekarang perdana mentri nya udah Rakha atur, bidak yang laen pasti pada ngikut. Entah kenapa, Tasya orangnya seneng banget kalo disuruh suruh? apalagi kalo Rakha yang minta. Hehe,.. padahal, Rakha tau makna dibalik acara ini. Pasti pamer kekayaan. Biar dikata Tasya anak keturunan Raja sekalipun, Rakha gak akan mudah luluh.

***

Seperti biasa, sudah jadi rutinitas Rakha kalo di jam belajar dan Gurunya ninggalin catetan untuk di tulis di papan, Rakha lebih milih ngegambar manga. Kadang menjurus ke yang jorok sedikit, semisal dua tokoh yang lagi ciuman atau sosok pria dengan postur tubuh yang polos tanpa busana. Kala itu, Biant duduk disampingnya tanpa terngiang kata permisi sebelumnya. Spontan Rakha gelagapan, dengan segera menutup apa yang telah dicoretnya. Anehnya, ia berubah jadi salah tingkah campur malu, takut ketauan!

Padahal, sikap Biant normal normal aja. Ia nampak serius menyalin tulisan dipapan sambil munggungin Rakha. Dalam hati, Rakha mulai terpesona abis. Gimana kalo punggung Biant aja, dia lukis. Kan, bodynya lumayan atletis, narsis!

Lagi lagi, kenapa Rakha tak bisa berperan seperti cowok yang jutex? Kenapa tiba saja hatinya mencair kalo nama atau sosok Biant hadir di dunianya? Ia sendiri tak mampu menjelaskan perasaan ini, entah sejak kapan? Mungkin sejak mata perhatian Biant yang diam diam mengagumi Rakha! Atau jangan jangan Biant termasuk cowok yang punya seribu pesona? Aduuuh,.. yang jelas. Sekaranglah waktunya Rakha membuka diri. Mungkin harus ada seseorang yang bisa dianggapnya sahabat sejati. Terang saja, Biant amatlah berbeda. Sikapnya, geraknya, bahkan matanya.. penuh sirat akan kehangatan.

Waktu berjalan begitu singkat, meski Rakha merasa tak keberatan akan kehadirannya, meski siang ini Rakha tak mengusirnya. Tapi, Biant terpaku hanya sebentar. ia lalu kembali ke meja nya. Rakha menyesal, apa yang jadi salahnya? Biarlah ia tak bicara, asal ia masih tetap disini sampai mata raka merasa puas akan memandangnya, mencium aromanya, menahan gejolak jiwa, mempengaruhinya, kan selama ini selalu Biant yang memandang Rakha dari kejauhan. Jika sedekat itu, ingin rasanya Rakha membalas perhatiannya. Namun segalanya di sayangkan. Waktu hanya terbuang sia sia lagi!


to be continued




0 comments:

Post a Comment