DISCLAIMER:

This story is a work of fiction. Any resemblance to any person, place, or written works are purely coincidental. The author retains all rights to the work, and requests that in any use of this material that my rights are respected. Please do not copy or use this story in any manner without author's permission.

The story contains male to male love and some male to male sex scenes. You've found this blog like the rest of the readers so the assumption is that material of this nature does not offend you. If it does, or it is illegal for you to view this content for whatever the reason, please leave the page or continue your blog walking or blog passing or whatever it is called.



Negeri Dibalik Awan - Chapter 2

Chapter 2
by Ajiseno


Sekali lagi aku terpaku berdiri diatas bongkahan batu besar di tepi sungai
Yang kulihat adalah tubuh-tubuh seleraku, berumur belasan tahun, tapi tubuhnya gempal, tidak terlalu tinggi dan rata-rata berkulit coklat Cuma satu anak saja yang berkulit putih
Mereka cuek, bergurau sambil mandi, sesekali saling menggosok punggung dengan sabun
Aku bingung mau melangkah….

“mass ajii…ayoo cepetan…lho kok malah bengong, jangan kuatir, disini aman kok, nggak ada cewek lihat, khusus untuk lelaki, ayooo!” teriak yoga
Aku Cuma senyum sambil melangkah pelan mendekat
Dan teriakan mas yoga ternyata menyadarkan yang sedang mandi, semua menoleh
Dan semua berdiri terhenti aktifitas mandinya…terpaku menatapku
Aku semakin kikuk di tonton banyak cowok telanjang

“lho mas yoga to? Mari mas ….. kalau mau siram mas” kudengar salah satu bicara dengan mas yoga (siram=mandi)
“eh mas, bawa tamu to?” celetuk salah satunya lagi sambil menatapku cuek
“ohhh iya kenalin, ini namanya mas aji, dia temenku dari semarang” mas yoga sempat-sempatnya mengenalkanku dengan orang-orang yang sedang mandi
Semua menoleh membikin aku semakin kikuk
Dan…satu-persatu mendekatiku, menyalamiku sambil mengenalkan nama-namanya
Pikiranku blank, dan tak satupun nama yang kuingat ketika aku harus bersalaman dengan cowok-cowok bugil
Aku Cuma tersenyum sambil menyebut namaku pada mereka
Mereka semua polos
Mereka semua tak tahu bahwa di dunia ini ada lelaki yang begitu terangsang melihat tubuh bugil lelaki lainnya dan lelaki itu sedang ada di dekatnya yaitu aku

“ya udah mas…mari mandi bersama-sama” ajak salah satu dari mereka
Kulihat mas yoga sudah asyik dibawah pancuran dia menoleh sambil melambaikan tangannya ke arahku
Kucopot kaosku dan celanaku dan semuanya…akupun bugil hingga ini mirip pesta nudis
Uhhh…tak dapat kucegah rangsangan dari suasana ini hingga penisku menggeliat membesar
Kusatukan pikiranku…cuek!
Aku berjalan mendekati mas yoga…
Udara dingin tiba-tiba menyelimuti kulitku tapi mungkin karena suasana seperti ini menyebabkan hilang rasa dinginku

“ayo sini!” ajak mas yoga “ya gini lah kalau di gunung, awalnya aku mandi dengan cara gini kikuk kayak kamu tapi lama-lama terbiasa juga, nanti kamu akan terbiasa mandi seperti ini” ujar mas yoga
Aku Cuma tersenyum, dalam hati aku berkata, sampai kapanpun mandi bersama-sama seperti ini bukan hal biasa bagiku tapi luar biasa
Mas yoga mundur dan akupun mendekati pancuran
Ternyata apa yang kuduga salah, airnya nggak dingin tapi lebih tepatnya segar hingga aku basahi seluruh tubuhku

Sesekali aku melirik segerombolan lelaki di sampingku, mereka masih asyik mandi sambil sesekali berteiak menjerit ketika temannya membetot penis atau mencubit atau meremas bokong
Aku tersenyum melirik mereka
Hmmm…kehidupan alami yang begitu menyenangkan
Kusabuni tubuhku dan aku mundur bergantian dengan mas yoga
Kulirik penisnya…hmmm…besar juga…dan bulunya pendek tercukur rapi….wuahhh…
Mas yoga cuek

“mas aji…perlu kubantu untuk menyabuni punggung?” suara seseorang disampingku
Aku kaget dan menoleh, seorang remaja yang berkulit paling putih mendekatiku, dia yang selama ini aku lirik terus dan jadi pusat perhatianku
“oohhh…silakan..makasih entar gentian juga boleh” ujarku
“nggak usah mas, aku sudah selesai kok”
‘ohhh makasih kalau gitu”
Aku menyabuni tubuh bagian depanku sementara remaja tadi menyabuni punggungku…’ohhh baru kali ini aku di mandiin cowok cakep
“nama kamu siapa dik?” tanyaku
‘walah mas aji ini, tadi kan sudah aku sebutin, namaku teguh mas”
“hehehe maaf lupa, rumah kamu di mana?”
“hmmm….dekat rumah pak sujar” dia terus menggosok punggungku dengan sabun
“ohhh…”
‘udah mas…aku mau bilas, nanti pulangnya bareng”
Dia kembali ke pancurannya untuk bilas

Baru kusadari, tiga pancuran ini fungsinya lain-lain yang satu untuk anak-anak dan remaja, yang satunya lagi untuk yang sudah dewasa dan satunya lagi untuk orang tua

Aku bilas tubuhku
Kulirik sekali lagi mas yoga, dia sudah selesai, menggosok badannya dengan handuknya sementara penisnya yang panjang bergoyang-goyang bebas…hmmm sexy.

Para remaja yang tadi hiruk pikuk mandi sekarangpun suasananya hening
Semua bersama-sama mengeringkan badan dengan handuknya
Sungguh sangat sult untuk kulukiskan…semuanya sexy

Akupun menyudahi acara mandiku, kuambil handuk dan kukeringkan tubuhku
Kulirik sekali lagi mas yoga disampingku
‘gimana mas aji, segar to?”
“iya seger banget” ujarku sambil senyum, dalam hati aku ingin berteriak…’yang paling segar mataku….’
Kusisir rambutku
Beberapa remaja telah berjalan naik menuju desa tinggal teguh terpaku menungguku
Dan…akhirnya selesai sudah aku berpakaian
Badanku sungguh seger…sangat-sangat seger
Kuambil perangkat mandiku
Mas yoga sudah beres dan kamipun berjalan menuju desa

Dan baru beberapa langkah kakiku aku kembali kaget
Suara lari beberapa orang mendekat dan akhirnya sekarang terlihat jelas…belasan pemuda berkaos seragam pemain bola dan salah satunya membawa bola berlari mendekatiku

Rupanya mereka semua pemain bola di desa ini, mungkin mereka baru saja latihan atau bertanding main bola dan sekarang mau mandi

Sekali lagi dan sejenak terpaku
Semua tersenyum ramah padaku dan mas yoga
Dan yang lebih membuatku terkesiap…dengan cepat mereka semua mencopot semua pakaian yang melekat di tubuhnya di depanku…
Aku tak tahu, ini anugerah, godaan atau cobaan…..

Pukul 18.30 kami semua setelah sholat maghrib duduk di kursi kecil di depan tungku dengan bara api yang menghangatkan tubuh
Bagiku ini mirip meja bukan tungku
Tungku masak ini sangan lebar berbentuk persegi panjang dengan lebar satu meter dan panjang dua meter berisi enam lobang perapian
Tungku ini dibuat dari semen dan didisain memang untuk tempat makan sekaligus bersantai
Bagian atas tungku halus, bisa untuk meletakkan piring yang berisi makanan dan gelas minuman

Tempat dudukpun kursi kayu kecil sehingga pas sekali ketika kita duduk mirip jongkok di depan bara api
Kami terdiri dari saya, mas yoga, pak warno, pak sujar dan anaknya yang masih kecil dan bu sujar
Semua duduk setengah lingkaran mengadap ke bara api
Kami ngobrol banyak hal mengenai pertanian tembakau, kopi sampai tananaman jambu biji merah dan papaya carica
Aku sangat berminat sampai-sampai pak sujar akan mengajakku untuk jalan-jalan ke kebunnya, dan tentu aku sangat gembira menerimanya

Dihadapan kami tungku dengan bara yang menyala dari kayu akasia dan diatas tungku ada panci untuk merebus jagung, wajan sayur dan tempat masakair minum
Aku sendiri dibuatin kopi jahe yang menghangatkan tubuh, dan lainnya minum teh
Suasana sungguh sangat nyaman apalagi samba makan jagung bakar yang aromanya begitu harumnya

Disini jam sekian sudah sangat sepi dan dingin seperti jam 12 malam di semarang, tapi kami menikmati suasana ini
Beberapa kali anaknya pak sujar yang bernama putri menuang air minum dan mengambilkan sekedar cemilan kripik singkong di hadapanku
Beberapa kali pula kulihat dia ketahuan melirikku
Aneh, dari jauhpun kulihat putri mencuri-curi pandang terus kepadaku
Saat kutanya pada pak sujar putrid umurnya baru 15 tahun dan baru kelas tiga SMP
Dan dari cerita pak warno, dia sudah beberapa kali di lamar lelaki di desa ini
Aneh…bathinku
Tapi kemudian baru kuketahui rata-rata anak perempuan disini menikah umur 16 tahun
Hohoho…makanya nggak aneh, bu sujar baru berumur 38 tahun dan anaknya sudah 15 tahun…hmmm muda banget dia dulu nikahnya

Pukul 20.00 malam akhirnya semua mulai mebubarkan diri setelah semua puas menikmati jagung rebus yang telah matang, pak warnopun pamit pulang
Aku beranjak menuju kamar
Hmmm…hari pertama yang menyenangkan dan penuh kejutan

Kaki ini melangkah seperti diatas balok es…dingin dan serasa lantainya basah
Mas yoga mengikutiku menuju kamarku
“mas..kumohon jangan pangil aku dengan sebutan mas di sini yah,” aku duduk disisi ranjang
Diapun duduk sambil sedikit bengong
“ohhh…terus aku panggil kamu dengan ji, gitu ya?”
Aku mengangguk

“hmmm baiklah ji, gini, aku tahu ini hari pertama yang berat bagimu, alam di desa ini sangat lain dengan alam di keseharian kita, awal-awal aku disini sampai masuk angin karena dingin, kuharap kamu bisa menyesuaikan diri disini, malam disini sangat dingin, makanya semua orang disini sebelum tidur pasti menghangatkan tubuh dulu di depan tungku…tapi ada yang lebih berat lagi yang perlu kamu ketahui….”
Mas yoga mengambil nafas dan nafas yang keluar seperti mengeluarkan asap karena udara yang begitu dinginnya
Aku terdiam menanti kelanjutan apa yang akan dibicarakan mas yoga

“maksudku tugas kamu disini yang lebih berat, kuharap mulai besok kita bisa bekerja dengan lebih cepat dan tepat”
“ya mas, aku paham kok” suaraku mantab
“dua minggu disini aku banyakmelakukan survey lapangan dan hasilnya kemaren sudah saya beritahukan ke pak danar makanya beliau mengutusmu kesini tak lain untuk mengatasi masalah yang sedang kita hadapi”
“iya mas, boleh tahu, masalahnya apa saja, soale aku mendadak disuruh kesini”

Mas yoga kembali menghela nafas dan pelan aku naik ke ranjang, kuambil selimut tebal untuk sekedar membungkus kakiku agar tidak begitu dinginnya
‘gini ji, dulu saat tender, estimasi biaya yang kita sodorkan tanpa mempertimbangkan medan alam yang sungguh di luar dugaan, dari hasil survey harga pasir disini misalnya saja, dua kali lipat dari harga yang kita anggarkan, hal ini karena terlalu jauhnya tempat proyek sehingga ada kemungkinan kita kan banyak mengalami kerugian apabila menggunakan anggaran yang kita usulkan ke pemerintah”
“terus apa yang harus kita lakukan mas?”
“hehehe ji, makanya kamu diutus ke sini ya tujuannya agar kamu bisa mengadakan perubahan anggaran sehingga kerugian paling tidak dapat diminimalisir”
Aku garuk-garuk kepala
“waduhh mas, berat juga ya, mas yoga punya usulan?”
“nggak, itu kan bidang kamu ji, hmmm…mungkin kita bisa mengurangi jumlah tenaga kerja, tapi dampaknya pembangunan akan tersendat”
“ya udah mas, besok kita pikirkan lagi saja setelah aku melihat lokasi proyek”
“ya udah…kamu bisa istirahat, ada dua selimut ji biar kamu tidak kedinginan”
“makasih mas…”
“ya udah, istirahat ji” mas yoga menepuk pundakku pelan

Mas yoga berdiri pelan, menoleh sebentar, tersenyum dan selanjutnya telah hilang dibalik pintu menuju kamarnya
Kurebahkan tubuhku dan kutarik selimut sampai ke leher
Hangat, tapi toh tetep kurasakan dingin menusuk tulang

Aku mengambil nafas panjang, dalam hati aku berbisik, cepet tidur, esok hari tugas berat menanti….
Dan tanpa kutahu aku terlelap dalam tidur pada suasana yang begitu damainya

Aku tak tahu jam berapa, yang jelas mataku terbuka, tubuhku bergetar hebat menahan dingin yang teramat sangat
Ini bukan dingin lagi, apalagi sejuk…ini dingin termat sangat dingin
Selimut dua plus jaket tebal tidak bisa mengusir rasa dingin dari tidurku
Aku terus menggigil…gigi-gigiku gemeretuk dan tiba-tiba rasa kantukku hilang

Aku ingat di dapur ada beberapa karung kulit jagung kering
Hmmm…mungkin aku bisa menghangatkan tubuhku dengan membakar kulit jagung di dapur
Dan keputusanku bulat, aku harus ke dapur, ke perapian mebakar kulit jagung
Aku bangkit dan dalam keremangan aku melangkah ke perapian

Akhirnya sampai juga di dapur, kuhidupkan saklar lampu….dan terang di hadapanku
Kuambil beberapa comot kulit jagung kering dan kuambil korek api diatas tungku, kusulut dan dengan cepat api berkobar
Hmmm…hangat…sangat nyaman, ingin rasanya tempat tidurku kupindah ke sini

Beberapa saat aku terus menghangatkan tubuhku dengan api yang terus menyala panas
Kantukku tiba-tiba kembali muncul
“sedang apa ji…” suara dari belakangku
Spontan aku kaget
Kulihat tubuh mas yoga yang berbalut sarung tinggi besar sedang mengamatiku

“ohhh mas yoga, bikin kaget saja, annnuuu mas, nggak bisa tidur soale dingin banget” jelasku
Mas yoga mendekat dan mengambil kursi duduk disampingku
“hehehe kasian, jadi inget, dulu waktu aku pertama ke sini juga susah tidur, tapi entar kamu akan terbiasa kok ji”
Aku melirik jam…jam 2 dini hari…wowww…
Mas yoga mengulurkan telapak tangannya tepat diatas bara api sehingga terkesan sedang menyerap energy panas dari api ke tubuhnya

“mas orang-orang disini aneh ya>” tanuaku mebuka pembicaraan
“ohhh aneh napa ji?”
“ya…mosok dingin-dingin gini bisa-bisanya punya anak banyak”
“hehehe emang napa ji?”
“la iyalah…terus maennya gimana tuh, boro-boro buka baju, buka telapak tangan dari selimut saja rasanya mau beku, hehehehe”
“hehehehe…dasar! Kirain apaan..eh tapi bener juga katamu, gimana mau ml kalau dingin gini ya?”
“hehehehe, nggak bisa bayangin”
“ya udah ji, kamu tidur sama aku saja biar kamu hangat dan bisa tidur”
“ahhh entar malah ganggu mas yoga” kataku basa basi, padahal dalam hati aku kegirangan entar bisa mendekap tubuh besarnya mas yoga
“ya enggak lah, udah malam mari tidur lagi saja”
Aku mengangguk dan berdiri mengikuti mas yoga masuk kamar

Sebelum masuk kamar mas yoga kuambil dua selimut
Kulihat mas yoga sudah terlentang berselimut di ranjangnya
Kudekati pelan, dipannya nggak begitu besar tapi cukuplah kalau untuk sekedar tidur berdua

Dan aku merebahkan diri disamping mas yoga
Mas yoga cepet sekali tidurnya dan dalam waktu singkat sudah kudengar dengkuran pelannya
Hmmm kuamati tubuhny
Tinggi besar membujur disampingku

Akhirnya kuberanikan diri untuk memeluknya
Kurasakan aroma maskulinnya
Mukaku kuletakkan didadanya, dan tanganku menyusup kedalam pakaiannya
Kurasakan rambut dan bulu halus diarea perutnya..hhmmm aku menyukainya
Aku terus mengusap-usap, hingga kurasakan rasa dingin telah menghilang berganti dengan hangat yang terpancar dari tubuh mas yoga

Tiba-tiba mas yoga bergerak tangannya langsung menangkat tanganku yang sedang bergerilya
“jii..kamu ngapain?” dia berbisik
‘cari kehangatan” bisikku menjawab
“boleh, tapi jangan diusap-usap daerah situ dong, bisa-bisa aku terangsang entar, maklum dua minggu nggak ketemu istri” bisiknya lagi
“biarin”
“hmmmmm” dia hanya mendehem ringan dan tangannya lepas dari tanganku
Aku terus mengusap dan kulihat tubuh mas yoga mulai belingsatan, dia mulai terangsang

Ujung-ujung jariku menyusup pelan kedalam bagian bawah perutnya yang kurasakan berambut
Mas yoga merintih…
“jiii…udaahhh…tidur saja ya…”bisiknya parau
Aku masih diam
Ujung jariku semakin dalam masuk…hangat dan aku menyentuh ujung penisnya
Sudang sangat tegang…dan kurasakan ada cairan diujung penisnya yang besar dank eras

“jiii….ouhhhh…udaahhh…”dia terus menggeliat
Kupeluk erat tubuhnya yang bergetar
Aku paham dia terangsang hebat untuk ukuran dua minggu nggak ketemu istrinya
“jiiii…” dia kembali berbisik aku semakin nekat
Kali ini kupegang batangnya yang keras dan berurat kurasakan di tangan
Kukocok pelaannnnnn……
Teruss dan kukocok pelannnn
Dan dia semakin merintih

Tiba-tiba kedua tangannya memelorotkan celananya hingga tanganku menjadi begitu leluasa
Wajahku yang didadanya memandang penisnya yang kulihat kemerahan, keras dan tegak menantang
Kukocok pelan dan semakin mempercepat kocokanku
“terusss…enakkk…oughhh…” dia mendesis
Rupanya nafsu telah menguasainya

Tiba-tiba tubuhnya miring menghadapku
Dari samping dia memelukku erat
Aku terus mengocok penisnya
Deru nafasnya mengibas-ngibas leherku
Akupun terangsang hebat ketika tangannya juga menyusup kedalam celanaku
Diapun ikut mengocok dan kami saling mengocok
Tiba-tiba dia semakin erat memelukku
Dia menggigit pundakku…tubuhnya bergetar hebat dan tangannya semakin erat memegang penisku
Dia orgasme hebat….

Sesaat kami terdiam dengan nafas terengah-engah
tiba-tiba kurasakan kupingku di jewer dan aku langsung mendongak memandang mas yoga sambil menampakkan wajah penuh Tanya
“napa mas?”
Mas yoga Cuma geleng-geleng kepala lemah
“aku nggak menyangka saja…..”
“maksud mas yoga?”
Kembali mas yoga mengambil nafas panjang, wajahnya masih memerah karena hentakan syahwat yang tadi menyerangnya

“aku nggak menyangka saja, aji yang kukenal selama ini sebagai pribadi yang berwibawa, kalem dan ramah jika dikantor dan kadang aku sampai sungkan jika harus menghadap pak aji, ternyata lain….tidak seperti yang kukira”
“hahh…lain? Maksudnya?’
“yahh lain saja…ternyata kamu menyimpan sisi nakal dan…nafsunya besar hehehehe”
“uhhhh…kirain apaan, berarti aku normal kan?”
“hahh…normal? Nggak lah…kamu tuh upnormal…nih gara-gara perbuatanmu jadi kotor semua nih”
“alaaa…mas yoga nih, aku kan hanya membantu mas yoga yang sudah dua minggu nggak disalurin, jadi harusnya mas yoga terima kasih tuh sama aku”
“walaaah tapi bukan gitu caranya ji, harusnya kamu bawain aku cewek kesini, baru itu membantu…tau nggak,ini tuh jatah istriku dan gara-gara kamu harus dikeluarin disini”
“uhh kelihatan belangnya, entar kubilang ahh ama istri mas ah…”
“eeee….lho kok maen lapor segala, awas lho, kamu juga harus ikut tanggung jawab terhadap keutuhan keluargaku…”
“enak aja, hehehhe”ucapku sambil senyum
Mas yoga terdiam sambil menatapku

Tiba-tiba kurasakan telapak tangannya menempel di selakanganku
Aku kaget
“ada apa mas?”
Mas yoga gelagapan dan langsung menyingkirkan telapak tangannya dari selakanganku
Aku mengernyitkan dahi
“mas yoga pengin lagi ya?’ tanyaku sambil senyum nakal
“hahh apa? Gila kamu ya? Nggak lah, Cuma ngecek saja, tadi kamu ‘keluar’ atau tidak, eh ternyata kamu keluar di celana ji, tuh basah, cepet sono ganti, menjijikkan…”
“biarin” ucapku sambil senyum
“jii…jijik tuh bau, sana ganti celana tuh”
“alah, mas yoga tadi juga muncrat kemana-mana ampe wajahku segala, udahlah biarin saja, toh ini kan cairan dari tubuh kita sendiri kan?”
“ya udah…sekarang tidur saja, baru jam setengah tiga, tapi awas ya”
“napa mas?”
“awas ya, pokoknya jangan deket-deket lagi apalagi meluk-meluk, aku jijik tau!”
Mas yoga sedikit menggeser tubuhnya menjauh dari badanku
Aku Cuma tersenyum nakal
Mas yoga mendelik waspada

“biarin hehehehe”
Tubuhku sedikit kugeser mepet ke badannya
Kurasakan mas yoga semakin risih, tapi aku memang nakal dan cuek
Dengan cepat kupeluk tubuhnya yang besar dengan erat dan kuat
Mas yoga sedikit berontak
“jiiii…lepasinnn….aku jijik tau, celanamu basah tuh…”

Aku terdiam….cuek
Tetap kupeluk dengan erat tubuhnya yang sedikt bergoyang akibat berontaknya
Kupeluk dan tetap kupeluk
Aku sudah sekian lama tidak merasakan aroma lelaki dan sekarang tak akan lagi kubuang kesempatan ini
Kuhirup aroma maskulin dari tubuhnya yang bercampur dengan aroma sperma yang memabukkan
Hingga….serasa melayang

Aku melayang dan terlelap idur tanpa kutahu keadaan mas yoga selanjutnya
Aku tertidur dalam keadaan memeluk mas yoga hingga kurasa damai serta hangat yang menjalar keseluruh tubuh

Setengah berlari kami menuruni tanah berundak menuju mata air
Tangan kananku menjijing ember berisi pakaianku yang kotor, sarung, sprei dan sarung bantal sedang mas yoga membawa ember besar berisi dua buah selimut besar dan tebal
Semua yang kubawa dipagi ini menuju mata air adalah yang kotor akibat perbuatanku semalam
Semua kotor dan bau sperma
Mas yoga pagi-pagi udah mencak-mencak jengkel karena pagi-pagi gini harus mandi dan cuci semua yang kotor
Aku Cuma senyum-senyum saja

Baru jam 5 pagi
Sebenarnya pagi disini sangat indah…sangat-sangat indah
Mentari pagi menyembul kecil tertutup gunung ungaran dengan rona kemerahan yang sungguh indah
Lereng desa ini menghadap ke timur sehingga jam 5 sudah lumayan terang
Akan tetapi pagi ini aku tidak dapat menikmati keindahan terbitnya mentari di pagi ini karena harus konsentrasi menuruni undakan yang cukup terjal sampai ke mata air

Hmmm…..akhirnya setelah susah payah sampai juga di lokasi mata air tercinta
Agak kecewa memang, nggak ada satupun yang mandi disitu, hanya terlihat tiga pancuran deras menyembur dari dinding tebing
Sangat jauh berbeda keadaannya dengan kemaren sore yang penuh dengan cowok-cowok bugil mirip pool party

“sepi yaahh?” gumanku dengan nada kecewa
Mas yoga menoleh
“iya, kalo disini orang mandi hanya sekali sehari yaitu sore, selepas mereka pulang dari ladang, makanya kalo pagi ya sepi, paling-paling beberapa saja yang mandi di pagi hari, itupun yang malamnya junub seperti kita, hehehe”
“dasar! Nggak junubpun kalo pagi aku harus mandi tau!” jawabku sengit
“uhhh pokoknya semua ini gara-gara kamu, kamu harus tanggung jawab, pokoknya harus cuci semua, uhhh biasane kalo pagi gini aku belum mandi, ini semua gara-gara kamu”
“yeeeee…kok semua salah ke aku, bukannya mas yoga juga menikmatinya? Hayooo ngakuu…atau…???” aku melirik ke arahnya
“atau apa??” mas yoga melirikku waspada
Aku mendekat
“atau mas yoga pengin lagi? Aku bisa lakuin disini kok” bisikku nakal
“hahhh….nggak!, najis!”
Mas yoga langsung melompat menjauh dariku dengan ketakutan
“hahahahaha….”aku terbahak
Rupanya dia trauma dengan kejadian semalam, akupun nggak akan melakukan lagi, Cuma menggodanya saja

Selanjutnya kami disibukkan dengan merendam semua yang kotor dalam ember besar dengan diberi deterjen bubuk.

Sambil menunggu rendaman bekerja aktif (kata iklan deterjen bubuk tersebut si) kami berdua langsung melepas semua pakaian untuk selanjutnya melakukan ritual mandi wajib

Ada yang lain kuperhatikan dari diri mas yoga, dia selalu membelakangiku saat mandi, mungkin takut kugodain lagi
Dia mandi juga di pancuran yang jauh dariku
Aku paham dia trauma…
Tapi rasa isengku belum juga hilang

“mass….!” Teriakku
Dia menoleh, wajahnya pucat karena dingin
“apa lagi?”

Aku mendekat
Tiba-tiba dia melompat
Hahaha gerakannya lucu, penisnya yang panjang ikut berayun keras, wajahnya menampakkkan ketakutan
“hahh jangan macem-macem kamu ji, awas!!”teriaknya

Aku bengong, uhhh sedemikian takutnya, tapi aku malah seneng untuk terus menggodanya
“jaellahhh…mas, aku kan Cuma mau ambil sabun…uhhh kirain mau ngapain, sorry ya, pagi ini aku lagi nggak minat”ujarku pura-pura sewot

Kuambil sabun, dan mulai kugosok seluruh tubuhku dengan sabun
Kembali aku mendekati pancuran kuguyur seluruh tubuhku
Air dingin nan segar dengan keras menerpa seluruh tubuhku….hmmmm nikmat mirip dipijat.

Kulirik mas yoga demikian pula berjongkok dan membelakangiku
Isengku kumat lagi….
Kuambli lumpur sekepal dan kuleparkan tepat ke punggungnya dan secepat kilat aku berbalik pura-pura tak tau

“heyyy!” dia berteriak keras ketika lumpur mengenainya
Dalam hati aku geli
Dan sejurus kemudian kurasakan hantaman keras lumpur tepat dipunggungku
Aku melonjak kaget
“rasain! Hehehhe….”dia terkekeh
Aku mendengus kesal
Kuambil lagi lumpur dan kembali kulempar, tepat di wajahnya
Dan jadilah kami saling lempar lumpur
Menggelikan….

“heyy…kalian ngapain?” teriak seseorang dari atas
Seketika kami mendongak kaget
Kulihat sesosok lelaki berkulit putih, cute dan paling tampan didesa ini sedang mengamatiku
Dia hanya berbalut handuk
Dia teguh
Cowok yang kemaren sore menyabuni punggungku

to be continued...


0 comments:

Post a Comment