DISCLAIMER:

This story is a work of fiction. Any resemblance to any person, place, or written works are purely coincidental. The author retains all rights to the work, and requests that in any use of this material that my rights are respected. Please do not copy or use this story in any manner without author's permission.

The story contains male to male love and some male to male sex scenes. You've found this blog like the rest of the readers so the assumption is that material of this nature does not offend you. If it does, or it is illegal for you to view this content for whatever the reason, please leave the page or continue your blog walking or blog passing or whatever it is called.



Cowok Keripik Jengkol Sheet 19

Sheet 19
by be_biant


Khusus hari ini Rakha sengaja ingin membuat semua yang hadir dipesta itu akan tercengang melihatnya, dengan tampilannya yang dirubah total. Jauh dari pakaian sekolah bekas ataupun pakaian bebas keseharian yang paling sering dipakai.

Ia memadu padankan kulit putih bersihnya dengan kaos berwarna putih pula, yang bercorak abstrak di bagian depan bajunya, tak ketinggalan ia menciptakan list kaosnya agar tampak meriah dengan menggabungkan inner kemeja lengan pendek kotak kotak berwarna merah hitam mencolok, yang menonjolkan kerah nya mencuat keluar serta membuat lipatan pada lengan tangannya.

Bawahannya, jeans biru standard plus sepatu kets converse. Tak lupa, jam berwana hitam mendominasi pergelangan tangan kirinya. Ia bukan nampak seperti orang miskin lagi, jauh sekali dari kesan penampilannya sehari hari. Nyokapnya sampe melongo liat putra keduanya secakep itu berdiri diambang pintu rumahnya, seakan sedang gelisah menunggu seseorang.

“Cepet cepet nak, cari calon mantu” pikir si Emak gak sabar.

Waktu berjalan kian memperlambat. Koq Biant belom datang? Jangan jangan Biant lupa ama janjinya mo niat pergi barengan kerumah Tasya. Padahal siang itu menunjukan pukul 2belas lewat. Sekali lagi Rakha ngelirik jam tangannya dengan hati yang berdebar debar, semoga Biant selamat diperjalanan sampai tujuan. Yup! Dandanan ini juga diciptakan sedemikian rupa agar si Biant ikut terkesan. Hehe, biar dia nantinya gak selalu kepikiran kalo Rakha selalu berpakaian yang membosankan.

Sepuluh menit kemudian, si ninja hijau baru keliatan. Dan yang mengendarainya pun tak kalah nge jreng nya dari Rakha. Setelan jeans dari celana ampe jaket yang super ngepas ama yang make. Lalu Biant yang masih duduk di jok motornya pun ngelepas helm.

“Sorry, gue telat dikit!” wajahnya sama sekali bersinar tanpa dosa.

Ampir se jam nunggu, masih nge less sedikit?? Gila! Untung aja Rakha gak kepikiran kabur dulu saking bete nya. Rakha akhirnya menghampiri dia dengan ekspresi kesal. Tanpa banyak bicara.

“Mo kemana, bang? Ganteng amat?!” canda Biant mengawali.

Itupun gak lucu! Rakha ngambeg, ia lebih baik langsung naik ke jok belakang ketimbang ngurusin rayuan gombalnya. Biant udah make filing, kalo si Rakha bakal gak negor dia atau bahkan gak menilai blak blakan penampilan Biant dari luar. Maklum, Biant nyadar kalo telat ini yang bikin situasi kacau. Well, tak perlu menunggu lama lama. Mereka pun mulai menstarter lalu membelah angin dengan si ninja hijau.

Sementara motor berjalan pelan, Rakha mulai tergiur sempet berfikiran nakal, pengen meluk tubuh Biant dari belakang. Apa yang terjadi ya? kalo Biant keberatan, pasti dia akan berusaha melepasnya. Minimal kena marah, lah! Hehe, tapi gak usah peduli ama urusan nanti. Masalahnya, kedua tangan ini pengen banget merangkulnya sekarang juga, mumpung kesempetan. Kalo seandainya dia mendadak nanya, Alesan tepatnya, Rakha takut jatoh. Haha,.. cara ngarang orang tua

Jreeet! Tanpa konfirmasi lagi, kedua tangan Rakha mulai nunjukin aksinya, tapi belom seberapa kenceng sih, masih tekanan malu malu.

“Yang kenceng meluknya, Ka!” tereak Biant tiba tiba. Malah bikin Rakha gak percaya dengan apa yang barusan didengarnya.

Aseeeekkk,.. Biant malah ketagihan. Lanjuuut… dan kecepatan motor malah ikutan bertambah nyaris 90 meter per jam. Mentang mentang disepanjang jalan jarang keliat kendaraan berlalu lalang, iapun mengerakkan ninjanya dengan melaju kencang. Sinting, ini bukan sirkuit balap!!! Ngeeeeeennnggg!!!!,… Sh8t, dalam hitungan beberapa menit saja, rumah Tasya udah ada di muka. Perjalanan tadi begitu tak terasa. Saking ngerinya buka mata, Rakha gak sempet ngeliat sekolahnya lewat dari pandangan. Dan rambutnya semakin menjadi sasak, tanpa ditata.

Sementara dari sekeliling situasi menunjukkan kalau Jam segini udah jelas parkiran dihalaman rumah Tasya penuh, terpaksa si ninja mangkal agak jauhan dan berteduh dibawah pohon beringin bersama lima motor lainnya. Rakha turun duluan, disusul Biant. Masih suasana marahan, Rakha gak ngomong apapun. Dan langkah mereka tetap nampak beriringan menuju rumah mewah itu dan disambut hangat oleh sang tuan rumah yang sedang berulang tahun dengan senyuman. Saking bangganya.

“Lama banget, gue pikir gak dateng!” gerutunya sebal

“Nungguin pangeran dandan!” Rakha gak kalah melampiaskan kekesalannya pada orang yang ada disebelahnya. Gak ketinggalan, meski disela nyolot. Semua masih tetep ngucapin selamet seperti prosesi ritual biasa.

“Katanya yang laen udah pada dateng, Tasy? Pada kemana?” Sergah Biant tak merespon sahabatnya sendiri yang masih ngambeg karna ulahnya.

“Melani ama Corrie ada di samping rumah, kalo mo cari Rishaa (sambil ngelirik Rakha) ada diruang tengah. Ka, elo ganteng banget, Karishaa gak kalah cantik loooh..” tak heran, Tasya itu jago banget ngeledek. Bikin Rakha gak kuat ama rayuan mautnya.

Rakha cuma bisa cengas cengis menanggapi soal Rishaa. Tanpa memperdulikan kecemburuan Biant.

“Masuk yuk,.. acara mo dimulai! Gue masih nunggu beberapa temen lagi,” ujar Tasya masih tampak celingak celingukan keluar halaman.

Biarin aja si Tasya ngurusin tamunya. Kini, giliran duo cowok kece yang jadi sorotan public ini melangkah masuk ruang demi ruangan. Dan sempet denger Biant rada bergumam diantara degup degep bunyi alunan music bit electric dan dicampur ama teriakan teriakan penghuni yang memadati ruang sampe ada yang ngedance saking gak mau ketinggalan heboh. Busyeet, pikir Rakha gak mungkin semeriah ini tadinya.

“Kemaren Elo mutusin jadian ama Rishaa, Ka?” tebaknya sok tau

“Enggak, lah! Gue cuma nemeni dia beli kado doang!” bantah Rakha.

“Kenapa gak jadian aja, dia cantik koq. Pinter lagi!”

“Gue gak suka!” timpal Rakha cuek, pandangannya masih terhibur sama kehebohan suasana “Gue sukanya cuma ama elo!” nada Rakha nyaris mengundang penasaran Biant.

Biant juga gak langsung nyahut, hanya saja tatapannya ke Rakha buat mastiin ke seriusannya. Sebenernya sih, Biant udah tau maksud Rakha bicara begitu. Mereka berdua ini sudah saling mengerti sejak lama, hanya saja malas untuk ngebahasnya lebih serius. Tapi Rakha masih sempet senyum getir mengalihkan rasa malu karna di lirik seperti itu, tentu akan mengingatkan ia pada pertemuan pertama diantara mereka.

Biant mulai gelisah, entah apa yang ada dipikirannya kala itu? Disela hiruk pikuk kegembiraan masing masing individu. Mungkinkah ia sedang mencari ide dimana posisi paling tepat untuk melakukan adegan ciuman tanpa harus diganggu orang? Hoho,.. langsung aja! Jangan bahas kelamaan! Rakha pun keliatan panas dingin, dan salah tingkah sendiri, tak habis pikir kalo hari ini bakal dapet kejutan yang tak terduga! Pipinya yang memerah, sengaja ia tutupi dengan selalu menunduk kebawah agar tidak dicurigai banyak orang. Namun hanya bisa mingkem sambil jilat jilatin bibirnya sendiri supaya tampak basah dan merona menggoda.

“Ikut gue, Ka” ajak Biant mendesak sekaligus tak sabar. Entah kemana niatnya, sampe narik pergelangan tangan Rakha segala?

Tapi Rakha tak bergerak. Fikirannya tiba saja terpusat pada firasat, ada yang tidak beres sebentar lagi. Iapun kontan mengintari segala sudut pandang. Pasti ada yang dicarinya.

“Kenapa, Ka?” Biant penasaran “Elo baek baek aja, kan?”

“Ada yang manggil nama gue, Iant.” Jelas Rakha.

“Gak usah dihiraukan, paling rombongan anak sekolah yang jahil”

“Gue serius, nadanya seperti sangat gue kenal”

Biant menunggu sambil memandangi ke sikap Rakha yang terpaku sesaat. Dan tak lama dari situ,

“Rakha, elo koq bisa ada disini?” sapa seorang cewek tampak heran melihat wajah Rakha, saking gak percaya dengan matanya sendiri.

Rakha terkejut, ia melihat jelas siapa gadis ini. Cantiknya luar biasa, mirip mirip ama taylor Swift versi Indonesia. Bagi Rakha, Tasya urutan kesepuluh setelahnya. Kalo Rishaa, urutan ke lima enaman gitu deh dibanding dia. Dia ini perfect banget, tinggi badannya lebih tinggi dia dari Tasya, warna kulitnya lebih cerah dari Rishaa, rambutnya panjang mengikal terurai, senyumnya tak ada yang mengalahkannya. Memandang wajahnya, seakan mengingatkan Rakha kembali kemasa jaya nya di SMP.

“Siapa, Ka?” Biant mempertanyakan itu.

Mata Rakha sama sekali tak ingin berpaling dari si gadis yang matanya nampak berkaca kaca karena terharu, sementara Rakha masih shock. Ia nampak bingung harus menjelaskan bagaimana? Dan darimana? Ini tentu akan membuat dunia dikepalanya kembali berputar, berputar terus mencari cahaya terang.

Dengan sangat menyesal, Rakha memperkenalkannya dimata banyak orang. Ini sangat personal, takkan ada yang ingin menyakiti ataupun tersakiti karna memang kenyataan takkan bisa dipungkiri jikalau ini pukulan terberat baginya. Siapapun, Rakha hanya bisa minta Maaf!

“Dia Tiara, Iant. Pacar gue waktu SMP!” Jelas Rakha kemudian terdiam total. Mengakui kalau ia nyerah!

Satu hal, ketika lo mau nunjukin rasa cinta lo ke orang yang paling lo sayangi. Sebaiknya lo pasti in dulu bahwa lo, ‘emang bersih’. Artinya, elo sebenernya belom punya siapa siapa!

Waktu ini sudah terlambat untuk menjelaskan semuanya, Biant.. terutama orang yang punya harapan dapat jadi pilihannya, sekarang mereka kecewa berat! Kehadiran Tiara bagai benda pusaka yang kekuatannya ingin disingkirkan banyak orang, bahkan sebagian orang lagi ada yang ingin memiliki keampuhannya.

Bukan maksudku, lukai hatimu
Maafkan aku, membuat hancurnya hatimu
Aku tergoda oleh wanita

Aku takut kehilanganmu
Bila aku jujur padamu
Aku benci bila harus
Jalani hidup tanpa dirimu
Aku takut kau meninggalakanku

AKU TERGODA BY 5IFE MINUTE


&^$(&#*@*$@%(*)*&%)#$@(&^*^)(^$^%@&,.. (mirip kayak kaset rusak yang lagi diputer ulang ke masa satu tahun silam) yok comin, kita flash back dulu… hehehe,…

Awalnya, Rakha tak begitu kenal sosok Tiara. Yang hanya ia tau, Tiara adalah gadis paling popular karna kecantikannya disekolah SMPnya dulu. Ia primadona. Berhubung si Rakha dikenal sebagai cowok paling cerdas dan ikut nimbrung sebagai idola sekolahnya juga. Akhirnya banyak orang yang mengatakan keduanya cocok.

Tak payah merayunya sampe bersaing dengan ratusan siswa yang mengincarnya. Karna, Tiara selalu berada dikelas yang sama selama tiga tahun ajaran sekolah. Dan lebih parahnya, Tiara sendiri emang sudah menaruh hati pada Rakha sejak lama. Hanya saja, Rakha baru berani mengungkapkannya akhir akhir menjelang perpisahan SMP nya. begitu tau kalo perasaannya tersambut, merekapun jadian dalam waktu singkat. Ini bagai sebuah prestasi yang luar biasa dari penghargaan lain yang pernah ia dapatkan Setelah ia dapat gadis nomer satu di sekolah.

Rakhapun berasa seperti orang paling beruntung di dunia dan paling sempurna. Tapi, kegembiraan yang dirasa Rakha hanya sesaat, karna perpisahan SMP jua yang membuat keduanya bubar sampai dengan sekarang.

Kisah masa lalunya itu sudah lama tertutup rapat, semua tertinggal. Malah tidak pernah disinggung Rakha lagi sejak mulai perpisahan kelasnya. Ia memulai kehidupan barunya di SMA termiskin yang kemudian mempertemukan ia dengan kekayaan kisah cintanya yang lebih berkesan.

Diakui Rakha, ketika itu ia masih terlalu muda. Hatinya masih terlalu didoktrin sama ganknya sendiri. Tak pernah kepikiran bakal ada cinta yang sesengguhnya tumbuh bersama dengan kedewasaan dan kesadaran. Ia sama sekali tak pernah kepikiran akan bertemu seseorang yang lebih baik setelah itu. Bahwa, jika waktu dapat kembali berputar. Pilihan Rakha tentu pada seseorang yang benar benar telah menarik perhatiannya. Yaitu Brilliant. Belom mau ada yang lain,..

Biant telah mengubah cara pandang hidup Rakha, andai ia tau. Biant telah membuka mata hati dan membuat Rakha semakin mengerti akan apa makna dibalik jatuh cinta? Bahwa pasangan itu tidak mesti Romeo dan Juliet saja. Jika cinta sebenarnya memang butuh proses yang lama tapi bisa mendapatkan hasil yang terindah.

Hanya saja, Biant mungkin berpandangan berbeda, kiranya Rakha masih menjalin hubungan dibalik kerahasiaannya selama ini. Biant sebenarnya salah besar! Lagi lagi, ini masalah komunikasi yang terlambat.

“Ra, tunggu disini bentar, ya. Rakha mau ambilin minum dulu..” Usul Rakha pada kekasihnya. Tak sadar, sempat Rakha mengelus wajah lembutnya.

Tiara hanya bisa diam dan manggut pelan. Dari matanya saja, Rakha tentu bisa menebak kalau perasaan Rara (panggilan akrab Tiara) masih sama seperti yang dulu. Ia terlalu lugu untuk disakiti, dan ia pun terlalu takut untuk ditinggal sebentar. karna sebelumnya, Rakha telah meninggalkannya begitu lama.

“Pokoknya, jangan jauh jauh dari Linda!” tambah Rakha mengingatkan. Membuat Linda dan kawan kawan yang berkisar enam orangan itu iri melihat sepasang kekasih yang baru saja melangsungkan resepsi kangen kangenan.

Rakha baru aja dikasih tau, kalo Linda itu sahabat SDnya Rara. Nah, si Linda ternyata temen sekelas Rakha di SMA saat ini. Sebelomnya Rakha dan Linda memang tak pernah bertemu ataupun saling mengenal sedekat ini,. Tepat hari ini, kaum SD mereka mengadakan reuni dadakan. Berhubung Linda punya acara sampingan, akhirnya ia berniat mengajak teman temannya gabung di acara B’day nya Tasya. Maka, pertemuan yang tak terdugapun terjadi disini.

Rakha kemudian berjalan sendiri menuju kearah dapur. Sejak Rakha memperkenalkan Rara sebagai kekasih hati pada pengunjung lainnya, selama acara puncak berlangsung, selama barusanpun, akhirnya Rakha baru punya alasan untuk lepas dari Rara. Tentu, niatnya tak hanya itu. Rakha berpeluang besar mengintari matanya keseluruh sudut ruang sekedar ingin memperkirakan kalau Biant masih ada ditempat. Namun jawabnya nihil. Sepertinya, Biant sudah menghilang.

“Corrie, lo liat Biant ma anak laennya gak?”

Corrie belagak mikir sejenak “Kalo Biant, sedari tadi gue belon liat. Mungkin emang belom datang! Kalo anak laennya pada joget, Noh. Arjunot lagi pedekate ama Melani”

Bukan! Bukan itu jawaban yang ada dibenak Rakha.. itu hanya trik untuk mengelabui kalo Rakha tidak hanya peduli dengan Biant saja. bukan pula tatapan orang orang yang memperhatikannya dengan mata penuh curiga dan tanda Tanya tentang siapa Tiara!. Rakha tak ingin memperdulikan yang lainnya, bahkan ketika rumah ini meledak karna boom sekalipun. Sebisa mungkin Rakha hanya ingin menyelamatkan Biant dan Rara, tentunya.

“Elo kemana sih?” batin Rakha masih kesal dengan dirinya sendiri.

Tak disangka, Tasya melintas dihadapan Rakha dengan mata yang sembab. Kontan, si Rakha langsung menahannya, tanpa pikir panjang lagi.

“Lo liat Biant gak, Tasy?” tiba tiba Rakha tersuntak kaget “Kenapa mata lo?” Rakha ampe bingung pertanyaan yang mana musti dilontarkannya. “Lo abis nangis karna terharu ya?”

Tasya mencoba melengos, namun tertahan keras oleh cengkraman Rakha dikedua sisi bahunya. Mungkin Tasya lebih tau jawabannya. “Ada apa , Tasy? Elo kok, mendadak berubah?”

Setelah menahan uneg unegnya cukup lama, akhirnya Tasya mulai angkat bicara jua.

“Rishaa lagi ada dikamar gue, Ka! Ia nangis sejadi jadinya, Gue sampe gak bisa nahan tangisan gue setelah tau perasaannya. Elo keterlaluan banget ya! Kenapa dari awal lo gak mo jujur sama hati lo? kenapa musti ada yang tersakiti setelah rahasia lo kebongkar. Sekarang lo mo bilang apa? Gue hanya bisa mengira kalo elo emang manusia paling muna’. Egois! Pecundang!” Tasya mendengus “Ternyata emang itu sifat asli Lo! gue kecewa, Ka!”

Rakha tidak bisa berbuat apa apa, ia hanya menelan hinaan itu seperti ia sedang menelan ludahnya sendiri. Rakha menikmati detail emosi Taysa yang membludak bludak, seakan mewakili perasaan orang banyak yang lebih kecewa daripadanya. Sebagai hukumannya Rakha terus terpatung, yang kali ini emang butuh seseorang yang menghujatnya secara terang terangan. Itu akan lebih lega ketimbang ditahan dalam hati. Kemudian Tasya pergi dengan kebenciannya. Meninggalkan Rakha.

Ini memang salah Rakha, bahkan dihari yang semestinya bahagia Tasya pun tampak harus bersedih. Bejad memang, tidak tau diri! Rakha emang gak pantes ada dalam lingkungan ini, menyesalpun kini tiada arti.

Sekarang, disekelilingnya pun seolah ancaman baginya. Bisa jadi, mereka sedang mencaci maki namanya melalui mata tajam mereka. Apa yang sedang didiskusikan mereka tak bisa diklarifikasikan sekarang. Ini bukan waktu yang tepat untuk jumpa pers. Terserah bagaimana cara mereka menilai. Rakha bicara pun, mungkin tidak akan ada yang mempercayainya. Keadaan seperti ini, jika dibiarkan akan bertambah buruk. Satu satunya jalan, Rakha sebaiknya pergi dari sini. Saat ini juga!

Ketika Rakha kembali pada kelompok Rara, ia sempat mengucap kata pulang. Dan temen temen SD Rara yang masih merasa tampak asing itu ternyata lebih sepakat dengan pilihan Rakha. Mereka jenuh, sama seperti perasaan Rakha.

“Gue mo cari Tasya dulu” kata Linda tiba tiba.

“Ngapain?”

“Pamitlah!”

“Gak perlu, gue udah ketemu Tasya tadi..”

“Kenapa sih? Tasya itu siapa?” Rara kali itu tampak sembrono. Itu karna Rara curiga, Rakha pergi lama lama tapi tidak bawa air minum segelaspun.

Linda sama Rakha saling berpandangan dan tak ingin membicarakan apapun. Begitu isyarat lirikan yang sempat Rakha lontarkan pada Linda. Rakha sudah tak sanggup lagi mengatasi ini, ia hanya ingin cepat cepat berlalu.

Salah satu teman SD Rara, sebut saja Madhan. Mengangkut mereka bertujuh dalam satu mobil pribadi milik ayahnya. Tujuan dadakan berikutnya, kerumah Rara. Itupun, sebenarnya usul Rakha yang hari ini tampak aneh dan selalu ikut campur. Tak ada yang tau, kalau ia masih menutupi kegalauannya, dilemanya, stressnya sendiri memikirkan tragedy siang ini.

Didalam mobil, Rakha sempat memandang ke pohon beringin tempat motor milik Biant tadinya terparkir. Sekarang sudah kosong, artinya Biant memang sudah pulang. Entah sejak kapan? Saking Rakha tidak bisa memperdulikannya.

Bergaul dengan orang orang asing seperti mereka, sama sekali tidak bisa melupakan masalah pribadinya. Namun bagi Rakha, ini bisa saja dianggapnya sebagai pelarian topic pembicaraan sesaat agar sedikit cair, daripada kekentelan. Walo banyak orang bilang kentel itu enak. Tapi kalo masalah?? Mending jangan mumet, dah! Intinya.

Cukup disitu saja Rakha melepas tawa, senyum, bicara banyak dan menciptakan ide ide topic yang gak sengaja terlintas dan hangat. Rakha sendiri terlihat paling beda hari itu, refleks keliatan bak MC disebuah acara prareunian. Mengikuti arus cerita, tak terasa waktu menentukan perpisahan. Semua bubar, namun Rakha masih menetap karna ada satu masalah yang harus diselesaikan sore itu juga. Tak peduli jam kerjanya sudah kelewatan.

“Hampir satu tahun berlalu, Ka. Sejak perpisahan itu, gak ada kabar sama sekali. Bahkan, Rakha gak pernah ngasih tau bakal mo pindah rumah setelah tamat sekolah.

Trus katanya, kita akan satu sekolah bareng lagi di SMK perhotelan itu, Rara sampe nunggu dan mencari, namun setiap kelas hasilnya nihil. Gak ada tanda tanda keberadaan Rakha di sekolah itu. Rakha yang Rara kenal seakan hilang tanpa jejak!” Terang Rara, sekali itu ia langsung bicara banyak. Sebab kata katanya tertahan sejak pertama kali bertemu. “Sekarang, Rara masih menunggu kejelasan Rakha!”

Yah, Rakha kala perpisahan SMP dulu sempet merekomendasikan sekolah perhotelan itu sebagai sekolah lanjutan mereka bersama, sambil berencana meneruskan hubungan kasih sayang mereka. Andai saja Rakha dan Rara dijodohkan disekolah itu, mungkin sekarangpun Rakha sama sekali tidak mengenal sosok seorang Biant. Dan cerita ini tidak akan pernah bermula dan berakhir sampai batas sini.

“Ra, sebelomnya Rakha minta maaf atas semua yang terjadi kini.. ini juga bukan kehendak Rakha,. semua diluar kendali Rakha. Rakha gak patut dicintai, karna Rakha bukanlah orang yang menepati janji!” dalam kediamannya, Lalu patutkah Rakha menyalahkan perekonomian keluarganya pada Tiara?? tidak! Ini bukan waktu yang tepat. Sebaiknya, ia pilih diam dan terus disalahkan. “sekali lagi Rakha minta maaf, Ra... Rakha gak bisa mengulang waktu, ataw menjadikan hidup Rara bahagia kembali bersama Rakha selama ini.”

Menjelaskan itu sama saja menyiksa batin Rara. Nyatanya, gadis itu hanya bisa menangis. Rakha sama sekali tak bisa berbuat apa apa. Selain menatap wajahnya

“Kita bisa mengulangnya lagi, Ka. Dari awal…” pinta Rara bersedih

“Enggak, Ra! Rakha gak mau mengulang kesalahan lagi. Kita masih pelajar, kita masih punya tanggung jawab untuk itu. Kita pun pastinya punya cita cita yang akan kita raih nantinya. Jarak ini, mungkin takkan lagi menyatukan kita. Yang ada, malah terus membuat kita selalu terfikiran. Apalagi Rakha sekarang tidak punya waktu luang untuk Rara.. sebaiknya kita focus dengan hari ini saja, bukan hari kemarin. Rencanakanlah hari esok, karna hari itu akan menjemput kita..”

“Rakha masih sayang sama Tiara, kan? Ini bukan perpisahan kan, Ka?”

“Bukan perpisahan, Ra. Ini juga bukan kata putus, tapi hanya keputusan yang musti kita ambil titik terangnya. Rakha berharap, kita jalani kehidupan masing masing dulu. Inilah jalan yang terbaik untuk sementara ini, Ra.

Jadi, jangan kita anggap hubungan ini serius dulu, karna kita takkan pernah tau kedepannya gimana? Rakhapun takkan pernah sanggup mengatakan janji apapun kecuali kenyataan nantinya yang akan memihak. Semua sudah ada yang merencanakan, bahkan jodoh kita nantinya.”

“Bukan karna ada yang laen, Ka? Rara liat banyak yang cantik cantik disitu”

“Percaya ama Rakha, Ra. Rara tetep yang paling cantik.. tentu Rakha akan mikir seribu kali, kalo mo ninggalin Rara demi mereka. Percaya dan gak ada satu pun, kecuali Rara!”

“Sampai kapan kita akan terus begini?”

“Sampai kita benar benar siap,.. hanya saja seperti komitment kita. Saat ini tak ada kata janji yang terucap. Kecuali sampai detik ini, Rakha masih sayang Rara!” kali itu Rakha memberanikan diri untuk menghapus air matanya yang di pipi. Tak perlu mengulur ulur waktu lagi, akhirnya Rakhapun segera pamit.

Rakha ini sebenarnya tipe cowok yang egois, ia takut akan kehilangan sosok wanita sempurna yang dimiliki oleh seorang Tiara. Ia pun sengaja membuat kesimpulan dengan tidak mengatakan putus demi kebaikan Rakha, supaya Rara tak mudah direbut orang banyak yang sedang mengincarnya. Pernyataan komitmen seperti kemarin hanya sekedar menutupi masalah dimata orang yang lebih Rakha sayangi. Yah, Biantlah alasan tepatnya. Agar Biant percaya jikalau Rakha tak memiliki hubungan special dengan siapapun. Kasarnya, Rakha memang munafik.

Lalu kenapa sejak awal, Rakha memperkenalkan Rara sebagai pacarnya? Yaaa, karna memang posisi saat itu status mereka masih resmi jadian. Emang gak bisa dipungkiri! Rakha hanya berniat dengan pengakuan jujurnya itu, agar saat itu ia terlihat tidak pernah lupa dengan janjinya yang dulu pada Rara.

Ingat, Rakha ini ingin jadi cowok yang bertanggung jawab dan terpaksa mengakui supaya iapun masih tampak terlihat setia. Lagian, saksi nya banyak. Kalo Rakha bohong sedikit saja, bisa bisa Rara yang mempermalukannya didepan umum. Damn it! He has no idea,.

Seandainya, Tiara tidak pernah datang, ataw Tiara datangnya agak telat, ataw sewaktu menyapanya dikala Rakha ama Biant udah resmi jadian bahkan lain lain dalam hal tanda kutip, mungkin semua masih bisa ditepis, masih bisa diatasi. Dan tentunya, Rakha sudah pasti tidak penasaran sampe segininya ingin merasakan kehangatan bersama pujaannya lagi. Bencinya, ia harus memulai kembali kepercayaan itu dari nol. Entahlah, apa kedekatan mereka seperti akhir akhir ini bakal terjadi lagi???

Jujur, sejak awal upacara sampai akhir. Pandangan Rakha memusat pada Biant sebagai protocol yang berdiri paling pojok di lapangan. Sementara Rakha sembunyi dibaris kedua setelah Dedi kurniawan. Biasanya, Rakha paling dikedepankan dari barisan karena postur tubuhnya yang mengesankan kalo dia lebih mirip unyil diantara cowok cowok lainnya. Kalo berada didepan, kan bisa keliatan ama tiang?

Kecuali hari ini, Rakha mau menghindar dari pandangan balik si Biant. Masa bodo dengan pidato pagi itu, masa bodo dengan lagu lagu wajib untuk sementara waktu, ia hanya ingin melihat ekspresi wajah Biant ketika baru kemarin tau, Rakha agak sedikit mengecewakannya. Bahkan persiapan ciuman mereka pun terhambat sementara waktu.

Usai berlangsungnya rutinitas upacara. Rakha berencana ingin menjelaskan stage berikutnya lagi ke Biant. Mudah mudahan, Biant masih bisa terpengaruhi. Sebelom keduluan dipengaruhi ama orang lain, termasuk seorang yang jadi ancemannya Rakha, si Emili. Meski Emili tidak tau permasalahannya, menurut feeling Rakha… nama nya tentu akan terlibat. Karna siapa lagi yang akhir akhir ini menjadi tameng Biant? Dengan jurus kegenitan Emili, mungkin waktu malah akan jadi lebih singkat!

Rakha telah berancang ancang ingin membicarakan masalah pribadi ini, tanpa harus orang lain terlibat. Parahnya, Biant nampak tak pernah ingin terpisah dari kelompoknya. Salah satu cara, adalah Rakha sendiri yang mencoba berani ambil resiko ini. Akhirnya Rakha bertekad bergabung dengan rombongan cowok cowok misterius demi maksud mendekati Biant.

“CIYEEEE,.. Ada yang baru jadian, neh?” anak anak pada heboh ngebahas kasus terbaru saat ini.

Rakha tak berkomentar, hanya menatap wajah Biant yang pucat tak karuan. Dingin, dan penuh emosi yang terpendam. Semua terlihat dari sikapnya yang tak peduli sama sekali. Selama Rakha berada disana dalam beberapa detik, Biant malah bangkit dan pergi begitu saja melewati sosok Rakha dihadapannya tanpa ada satu kata yang terucap. Bahkan, Rakha dianggapnya bagai tak lagi disisi. Rakha paham jika ia terluka, tapi tolong katakan apa maunya, agar Rakha bisa tau dimana letak kesalahannya yang perlu diperbaiki, dan bisa menjelaskan apa yang harus ditanyakan. Agar tidak salah paham. Bukan dengan cara diam seperti ini! Bahkan pukulan ini kerasa jauh lebih sakit dari benturan yang paling keras sekalipun.

Namun Rakha salah kaprah, bukan dia yang jadi tema ledekan anak anak kali ini, melainkan Arjunot yang senyam senyum sendiri menyambut hari bahagianya bersama anak lainnya yang masih tak menghiraukan Rakha. Sial, untung Rakha gak bersikap memalukan didepan mereka semua. Bisa fatal, reputasinya.

Seberapa salahkah diriku
Hingga kau sakiti aku begitu menusukku
Inikah caramu membalas
Aku yang selalu ada saat kau terluka

Seberapa hinanya diriku
Hingga kau ludahi semua yang ku beri untukmu
Tak ada satu pun perasaan yang mampu membuatku begitu terluka

Namun ku terlanjur mencintai dirimu
Terlambat bagiku pergi darimu
Bagiku terlalu indah perasaan itu
Tak mudah untukku menjauh darimu

Telah ku coba segala cara
‘Tuk bahagiakan kamu
Merebut hatimu
Namun tak semudah yang ku bayangkan
Bila kau tak inginkan ku ‘tuk di sisimu

Tak pernah kurasakan sebelumnya
Menginginkan dirinya hingga ku tak kuasa
Meyakini hatiku bahwa ku mampu berlalu

DILEMA CINTA BY UNGU

Rakha sadar, tidak hanya Biant yang menjauhinya kala itu, Tasya bersama rombongan, Rishaa bersama rombongan, Mohad bersama rombongan pun tak kalah senangnya menyebarkan fitnah, dan Corrie? Entahlah, ia juga sekarang rada diam semenjak Arjunot sama Melani dikabarkan resmi jadian.

Rakha berjalan lunglai mengarah ke kelas 2belas IPA. Dan disana melihat Ayuk Vidya yang lama sekali tak tau kabarnya, kini sedang uring uringan di meja belajarnya. Bahkan iapun terlihat bagai seorang yang patah semangat.

“Ayuk!” tegur Rakha pelan. “Apa khabar?” Vidya memandang wajahnya lalu menunjukan ekspresi sedihnya tiba tiba. Ada apa lagi disini?

“Semua berakhir, Ka! Ayuk bukan lagi siapa siapa bagi kak Joe. Barusan Ayuk putus dengannya. Ia telah mengkhianati Ayuk selama ini,..” Tak jelas maksudnya, tapi Rakha turut prihatin atas genangan air yang jatuh berhamburan. Bukan air mata saja, tapi air hujan juga yang deras mengguyur di luar lapangan.

Tak ada lagi tempat pelarian. Benar kata Vidya. Semua telah berakhir. Kenyataannya, sheet kali ini nampak bahwa Rakha memang pecundang besar, ia muak dengan semuanya. Tak ada yang pantas menilai kebaikannya lagi. Bagi mereka, keburukan sifat Rakha memang bukti otentik kalo semua manusia gak ada yang sempurna. Jadi, mungkin Rakha bukan lagi seorang idola, bukan keripik yang renyah dan misterius.. ia memang jengkol, jengkol yang bauuu.. siapa yang mau tahan dengan tipuannya?

Ketika Rakha mendengar bel waktu istirahat siang itu berakhir. Iapun kembali kekelasnya dengan perasaan yang tidak berubah. Ia mulai merasa kesepian, tak ada suatu benda yang paham maksud hatinya. Jangan kan manusia, bayangan dirinya pun seakan tak ada yang terlihat dan membuatnya patah semangat.

Tiba saja, Rakha terhenti di mading yang ada dikoridor dekat kantor sekolah, dipandangnya semua kata kata mutiara, atau cerita cerita lucu ataw atensi atensi unik semua bagaikan kosong. Namun ada satu puisi yang selalu dibacanya berkali kali, ia menatap artinya begitu dalam dan sekali lagi tak menghiraukan keadaan. Meski diluar masih diguyur hujan deras. Sampai jam belajar berakhir, Rakha sengaja pulang dengan kebasahan. Dan diantara kebasahan itu, air matanya menetes, bercampur dengan air hujan. Hanya dia yang tau bahwa ia menangis… yang lain tak peduli.

Andai aku debu,
Mungkin kau hanya berfikiran
Bahwa aku ini kotor.
Tapi tidakah kau berfikir
Bahwa aku hanyalah partikel partikel atom
Yang mempunyai kehidupan dalam suatu kelompok

Bila aku menempel dan mengusik ditubuhmu
Jangan pernah engkau salahkan aku
Salahkan angin yang membawaku padamu

Jika kau benar benar ingin menghapus jejakku
Maka membasuh aku dengan air bersih bagimu
Maka aku akan pergi bersama dengan aliran itu
Yang kan membawaku sejauh yang aku mau

(gue kutip dari status gue di FB buat orang yang pernah gue sukai
Dan sialnya, Orang itu yang nge like pertama kali…
Curhat dikit, wkwkwk.. mudah2an dia gak tersendak
Kalo gue ini masih seperti debu hohohoho,…) [-O<


to be continued




0 comments:

Post a Comment