DISCLAIMER:

This story is a work of fiction. Any resemblance to any person, place, or written works are purely coincidental. The author retains all rights to the work, and requests that in any use of this material that my rights are respected. Please do not copy or use this story in any manner without author's permission.

The story contains male to male love and some male to male sex scenes. You've found this blog like the rest of the readers so the assumption is that material of this nature does not offend you. If it does, or it is illegal for you to view this content for whatever the reason, please leave the page or continue your blog walking or blog passing or whatever it is called.



Collin & Kenneth Page 2

Page 2
by GoodFriend

Malam hari.
Collin sedang berada di kamarnya, sibuk berkonsentrasi dengan handphone di tangannya.
BlueShark is now online.
RedHawk is now online.
Collin tersenyum, ia tahu ini jamnya RedHawk online.
BlueShark : Dude !!!
RedHawk : Yep..
BlueShark : I’ve got something to tell you..
RedHawk : I’m listening..
BlueShark : Aku sudah melakukan apa yang kau sarankan tadi siang..
RedHawk : Errr…
RedHawk : Yang mana ya ??? -_-a
BlueShark : @_@
BlueShark : Bertanya pada si brengsek tentang alasan dia membenciku..
RedHawk : Ahh….
RedHawk : Yang itu… hehe..
RedHawk : Lalu ?
BlueShark : GAGAL TOTAL !!!
RedHawk : Gagal bagaimana maksudnya ??
BlueShark : Aku tidak dapat jawaban yang memuaskan…
RedHawk : Memang.. apa jawabannya ??
BlueShark : Pokoknya tidak memuaskan.. sepertinya ada yang dia sembunyikan dariku…
RedHawk : Hhmm….
BlueShark : Aku tidak akan pernah bertanya lagi padanya.. cukup… aku tidak peduli dia mau membenciku sampai seperti apapun.. terserahlah..
RedHawk : Yahh… yasudahlah… kalau itu keputusanmu…
BlueShark : Kita akhiri saja topic tentangnya…. Bagaimana kalau kita bicarakan tentang idemu tadi siang… tentang ide untuk bertemu…
RedHawk : Ahh yaa…. Bagaimana menurutmu ???? :D
BlueShark : Well, kurasa memang sudah saatnya kita bertemu… kau tahu… aku sangat penasaran denganmu…
RedHawk : Yapp… aku juga penasaran…
BlueShark : Lalu… apa rencanamu ??
RedHawk : Kau tahu café Arlochrion ?
BlueShark : Ya.. tentu aku tahu, café itu dekat dengan sekolahku..
RedHawk : Bagaimana kalau besok siang kita bertemu di café itu ?
BlueShark : Ok. Jam ?
RedHawk : Jam 2 siang, di café Arlochrion, kita bertemu di meja nomor 12. bagaimana ?
BlueShark : Copy that !!! :D
RedHawk : Bagus.. :D
RedHawk : Ahh… sebelum kita bertemu besok, bagaimana kalau kita saling memberitahu satu saja informasi tentang identitas kita…
BlueShark : Boleh saja… apa ?
RedHawk : Jenis kelamin ?
RedHawk : Aku penasaran sekali orang kepercayaanku ini sebetulnya laki-laki atau perempuan…. Just wonder, no offense..
BlueShark : Hhmm… Ok….
BlueShark : Aku laki-laki, dan kalau boleh kutebak dari gaya bahasamu, kau juga laki-laki, betul tidak ?? :D
RedHawk : Hahaha… sudah kuduga, ya aku juga laki-laki.. :D
BlueShark : Baguslah… aku lebih nyaman punya sahabat sesama laki-laki..
RedHawk : :D
RedHawk : Well, yasudahlah… sampai bertemu besok kalau begitu.
BlueShark : Ok.
RedHawk is now offline.
BlueShark is now offline.
Collin keluar dari aplikasi internet di handphonenya, ia merebahkan tubuhnya di atas tempat tidurnya, Collin tersenyum sambil menatap langit-langit kamarnya, kenyataan bahwa RedHawk adalah laki-laki sama sekali tidak menurunkan semangatnya untuk bertemu, dari awal ia memang tidak ambil pusing dengan hal-hal sepele macam itu.
Collin menarik selimut menutupi tubuhnya kemudian ia memejamkan matanya sambil masih tersenyum, ia tidak sabar menanti besok siang.

Esok harinya Collin menjalani semua aktivitasnya dengan amat bersemangat, setiap ada kesempatan ia menatap jam, menghitung-hitung berapa lama lagi sampai jam 2.
Pagi harinya ia sempat berpapasan dengan Kenneth di koridor, tapi tak seperti biasa, kali ini Kenneth diam tanpa meneriakan satupun ejekan pada Collin, ia hanya memelototi Collin dengan pandangan yang menurut Collin sangat aneh, tapi Collin tidak berlama-lama memikirkan mengenai hal ini, Kenneth tidak membuat mood nya menjadi jelek saja sudah ia anggap sebagai sebuah pertanda baik.
Akhirnya waktu yang dinantipun tiba,
Bel berbunyi tepat jam dua siang, menandakan bahwa jam pelajaran hari itu sudah usai.
Collin membereskan barang-barangnya secepat yang ia bisa, ia melesat keluar kelas bahkan sebelum ada yang menyadarinya.
Collin berlari secepat yang ia bisa menuju café Arlochrion yang terletak di pojok jalan tempat sekolahnya berada.
Sesampainya di café tersebut Collin langsung melesat menuju meja nomor 12, ia sudah pernah beberapa kali makan di café ini, jadi ia sudah hafal di mana letak meja tujuannya ini.
Collin berjalan cepat menuju meja nomor 12 tanpa menghiraukan pandangan pelanggan yang lain, untungnya saat itu keadaan sedang sepi, ia berjalan setengah berlari hingga tiba-tiba langkahnya terhenti beberapa meter dari meja tujuannya.
Seseorang sudah terlebih dahulu menempati meja 12 tujuannya itu, Collin menghampiri orang tersebut,
“Apa yang kau lakukan di sini ??” tanya Collin pedas.
Orang itu menatap Collin dengan setengah kaget,
“Apa yang orang lakukan biasanya di sebuah café ?? tentu saja aku mau makan, bodoh !!” jawab Kenneth.
“Cari meja lain!” perintah Collin.
“Siapa kau berani mengatur aku harus duduk di meja yang mana ??” tanya Kenneth pedas.
“Aku mau duduk di sini.” kata Collin.
“Aku tiba duluan, kau cari saja meja yang lain…” kata Kenneth.
“Aku ada perlu di meja ini !!” kata Collin lagi.
“Aku juga !!” balas Kenneth.
Keduanya saling berpandangan tajam selama beberapa saat.
Collin mulai frustasi, ia tahu ia tidak akan menang berdebat dengan Kenneth, ia mengedarkan pandangan ke sekeliling, mencari-cari sosok RedHawk.
Collin berpikir keras, ia tidak mau pindah meja, ia dan RedHawk janjian di meja ini, meja 12, tapi ia juga tidak akan bisa menyuruh Kenneth untuk pindah, maka ia memutuskan, mau tak mau ia harus duduk di meja ini menunggu RedHawk, begitu RedHawk tiba baru ia akan pindah ke meja yang lain.
Collin menarik kursi di hadapan Kenneth lalu mendudukinya.
“Apa-apaan kau ???” protes Kenneth.
“Kau diam saja, aku hanya menunggu temanku, begitu dia tiba kami akan pindah…” kata Collin sambil melanjutkan mengedarkan pandangan.
“Kenapa kau tidak menunggu di meja yang lain saja ??” kata Kenneth marah.
Collin menatap Kenneth,
“Masalahnya aku dan dia janjian bertemu di meja ini…” katanya pedas.
Kenneth tersenyum mencibir.
“Blind Date ??” tanyanya.
“Bukan urusanmu !!!” jawab Collin.
“Perempuan sial mana yang kau ajak kencan ??” tanya Kenneth masih dengan senyum mencibir.
“Sekali lagi kukatakan, bukan urusanmu !!! dan asal kau tahu saja, yang sedang kutunggu ini laki-laki !!!” jawab Collin.
“Kau kencan dengan laki-laki ??? ahh… aku mengerti sekarang…” kata Kenneth.
“Diam !!” kata Collin setengah teriak.
Keduanya lalu terdiam sambil masih sibuk mengedarkan pandangan.
Hampir 30 menit keduanya menunggu dengan diam tapi yang ditunggu tak kunjung datang.
“Tampaknya teman kencanmu tak datang… “ kata Kenneth.
Collin diam tak mengacuhkan godaan Kenneth, ia lalu mengeluarkan handphonenya lalu masuk ke aplikasi internetnya, ia masuk ke situs obrolannya dengan RedHawk, tapi rupanya RedHawk sedang tidak online, ia lalu keluar dari aplikasi internet handphonenya tersebut kemudian kembali mengedarkan pandangannya, ia sudah mulai bosan menoleh setiap kali ada yang masuk ke dalam café, begitu juga dengan Kenneth, ia sudah tampak menyerah menanti temannya.
“Ohh… ayolah RedHawk…” kata Collin pelan sambil menatap jam tangannya yang sudah menunjukan pukul 3 sore.
Kenneth menatap Collin setengah kaget,
“Kau bilang apa barusan ??” tanyanya.
“Apa ??” Collin balas bertanya.
“Siapa nama orang yang sedang kau tunggu ??” Kenneth kembali bertanya.
“Apa urusanmu ??” tanya Collin lagi.
“Siapa ??” tekan Kenneth.
“Bukan seseorang yang kau kenal..” jawab Collin.
“SIAPA ???” tanya Kenneth lagi dengan nada tinggi dan tajam.
“Oke… oke… tidak perlu teriak-teriak kan ??? namanya RedHawk, bukan nama asli tentu saja… kenalanku di dunia maya…” jawab Collin.
Kenneth terdiam sambil menatap Collin tidak percaya.
“BlueShark ??” tanya Kenneth pada Collin.
Kini gantian Collin yang terdiam menatap Kenneth tidak percaya.
“Kau.. kau..???” tanya Collin tergagap.
“Aku RedHawk.” kata Kenneth.
Collin menatap tajam tak percaya pada Kenneth, keduanya terdiam saling berpandangan selama beberapa saat, tak ada sedikitpun suara terdengar dari keduanya, suara pintu café terbukalah yang memecah keheningan tersebut.
“Oke. Cukup !!” kata Collin kemudian berdiri.
Kenneth ikut berdiri.
“Dari semua olok-olokmu padaku, ini yang paling keterlaluan !” kata Collin.
“Ap.. apa maksudmu ??” tanya Kenneth bingung.
Collin menggebrak meja kemudian menunjuk wajah Kenneth dengan kasarnya, hal ini sontak membuat keduanya menjadi pusat perhatian seluruh pelanggan di dalam café tersebut.
“Kau sudah membuatku menceritakan semua rahasiaku dan kelemahan-kelemahanku padamu dengan suksesnya, kau sudah membuatku percaya padamu, kupikir akhirnya aku mendapatkan seorang sahabat yang selama ini kuidam-idamkan, tapi ternyata itu semua hanyalah olok-olokmu yang lain, well, kau sukses besar, dude !!! akhirnya kau tahu semua rahasia dan kelemahanku… gunakanlah sebaik-baiknya, buatlah ejekan yang bagus tentangku !!!” kata Collin kemudian beranjak pergi.
“Ap.. apa… Collin tunggu !!!” Kenneth memegang pergelangan tangan Collin.
Collin menghempaskan tangannya dengan keras sehingga pegangan Kenneth di tangannya terlepas, ia kemudian berjalan pergi meninggalkan Kenneth yang berdiri kebingungan di tempatnya.
Collin berjalan cepat menuju rumahnya, kalau ia boleh menangis, ia pasti sudah menangis meraung-raung, keadaannya sekarang sama seperti saat kau terbang tinggi ke angkasa kemudian tiba-tiba kau dihempaskan dengan kasarnya ke tanah tanpa aba-aba. Kaget, ya tentu saja. Kecewa, itu perasaan utama yang dirasakan Collin saat ini.

 Selama 3 bulan terakhir ini Collin merasa sangat bahagia, karena ia merasa akhirnya ia memiliki seseorang untuk diajaknya berbagi banyak hal, tapi setelah kejadian di café Arlochrion Collin merasa bahwa hidupnya kembali ke keadaan seperti dulu, ketika ia belum mengenal RedHawk, sendirian, kesepian dan tidak bersemangat.
Seminggu sudah berlalu sejak kejadian di café Arlochrion, Collin sudah menghentikan kebiasaannya chatting di dunia maya, kini ia mengisi jam-jam istirahatnya hanya dengan duduk melamun.
Selama seminggu itu juga Collin terus menghindari Kenneth, setiap ia melihat Kenneth di koridor atau di toilet, ia langsung berbalik arah dan mengambil jalan yang lain.
Saat ini Collin sedang berada di kelasnya, bel istirahat baru saja berbunyi, teman-teman sekelasnya berebut keluar kelas,
“Ayo ke kantin.” ajak Julian.
“Aku sedang tidak ingin ke kantin.” kata Collin kemudian meletakkan kepalanya di atas meja, di dalam lipatan tangannya.
Julian memandang temannya dengan iba. Ia tahu bahwa Collin sedang ada masalah dengan RedHawk, walaupun ia tidak tahu masalahnya apa dan ia juga tidak berani bertanya pada Collin, selain karena itu bukan urusannya, juga karena Collin tampaknya tidak mau membicarakan tentang hal itu.
“Ayolah, dude… jangan berlarut-larut memikirkan tentang hal itu…” kata Julian.
Collin terdiam.
“Kalau kau merasa butuh untuk membicarakannya, kau bisa membicarakannya denganku, kau tahu aku akan selalu ada untukmu…” kata Julian.
Collin menengadahkan wajahnya menatap Julian, kemudian tersenyum padanya.
“Thanks… aku tahu itu..” katanya.
Julian balas tersenyum,
“Yakin kau tidak mau ikut denganku ke kantin ?” tanyanya.
“Ya, aku yakin, kau pergilah sana, tadi pagi kau bilang kau belum sarapan,kan ?? pergilah beli makanan..” kata Collin lagi.
“Baiklah… aku akan membelikanmu makanan juga… kau tunggu di sini, aku pergi dulu..” kata Julian kemudian beranjak pergi.
Collin kembali membenamkan wajahnya ke dalam lipatan tangannya.
Tak berapa lama kemudian ia mendengar langkah kaki seseorang berjalan ke arahnya kemudian berhenti tepat di hadapannya,
“Cepat sekali kau kembali..” kata Collin dengan wajah masih tersembunyi di balik lipatan tangannya.
“Collin.” sapa orang yang sekarang sedang berdiri di hadapannya.
Collin menengadahkan wajahnya menatap orang tersebut, ia cukup terkejut mendapati Kenneth tengah berdiri di hadapannya, di dalam kelasnya.
“Mau apa kau di kelasku ?” tanyanya dingin.
“Ada yang harus kuluruskan denganmu. ikut aku..” kata Kenneth.
“Tidak mau.” kata Collin.
Tanpa aba-aba Kenneth mencengkram pergelangan tangan Collin kemudian menariknya hingga Collin berdiri, Kenneth menarik tangan Collin hendak membawanya pergi, Collin memberontak sekuat tenaga berusaha melepaskan diri dari Kenneth, tapi keduanya sama-sama tahu bahwa itu hanya tindakan yang sia-sia, kekuatan Kenneth lebih besar daripada kekuatan Collin, itu bukan bualan semata.
Seluruh teman sekelas Collin yang saat itu sedang berada di dalam kelas menyaksikan peristiwa itu, tapi tak ada yang sanggup berbuat apa-apa, mereka masih terkejut mendapati Kenneth di kelas mereka, mereka tahu bahwa Collin dan Kenneth bermusuhan, tapi fakta bahwa Kenneth mau susah-susah datang ke kelas Collin untuk mencarinya cukup membuat mereka terkejut.
Collin tak mau membuang tenaga untuk melakukan tindakan yang sia-sia, ia akhirnya berhenti memberontak dan memilih untuk pasrah mengikuti kemauan Kenneth, setelah yakin bahwa Collin tidak akan berontak lagi, Kenneth memutuskan untuk melonggarkan cengkramannya pada pergelangan tangan Collin.
Kenneth membawa Collin menuju atap sekolah, sesampainya di atap Kenneth baru melepaskan pegangannya pada Collin, kemudian ia mengunci satu-satunya pintu yang menuju ke atap.
Saat itu siang hari, angin berhembus cukup kencang di atas sini.
Keduanya berdiri saling berhadapan dengan jarak yang tidak terlalu jauh.
“Apa yang mau kau bicarakan ?” tanya Collin.
“Perkenalan di internet antara RedHawk dan BlueShark, itu bukan rencanaku..” kata Kenneth langsung ke inti pembicaraan.
Collin tertawa mencibir.
“Aku mengatakan yang sebenarnya.. aku juga sama terkejutnya denganmu saat tahu bahwa BlueShark itu adalah kau…” kata Kenneth lagi.
Collin terdiam sambil menatap mata Kenneth, mencari kebenaran.
“Kalau itu hanya bahan olok-olokku, kau pikir buat apa sekarang aku bersusah payah menjelaskannya padamu ??” tanya Kenneth.
“Kau tahu bahwa aku tidak akan bisa semudah itu percaya pada kata-katamu kan..” kata Collin.
“Ya aku tahu… tapi coba kau pikir… buat apa aku merencanakan hal itu ? agar aku bisa membuatmu menceritakan semua rahasia dan kelemahanmu padaku untuk nantinya kuceritakan pada orang-orang, begitu ?? apa sampai detik ini kau mendengar orang-orang bergosip tentang rahasiamu ?? apa aku pernah mengejekmu dengan kelemahan-kelemahan yang kau beritahukan pada RedHawk ?? tidak,kan ???” tanya Kenneth.
Collin masih terdiam.
“Ahh… dan kalau kau lupa, kuingatkan kau, aku juga menceritakan semua rahasia dan kelemahanku padamu,kan ??” tanya Kenneth lagi.
“Bagaimana aku bisa yakin kalau itu benar-benar rahasia dan kelemahanmu ? bisa saja kau hanya mengarangnya..” kata Collin.
“Oh ayolah Collin… aku tidak selicik itu…” kata Kenneth.
Collin kembali terdiam.
“Semua hal yang dikatakan RedHawk pada BlueShark adalah fakta… benar-benar fakta… dan… hanya ia beritahukan pada BlueShark seorang, tidak ada orang lain yang tahu…” kata Kenneth lagi.
Collin menatap tajam mata Kenneth, ia tidak menemukan kebohongan di situ, sedikit demi sedikit ia mulai mempercayai semua perkataan Kenneth.
“Seandainya aku percaya padamu, lalu kau mau apa ?” tanyanya memancing.
“Well… uhhmm..” Kenneth kebingungan.
Kenneth tidak tahu apa yang harus ia lakukan setelahnya, yang ia tahu hanyalah bahwa ia harus menjelaskan kebenaran pada Collin, tapi ia tidak tahu apa yang akan terjadi setelah Collin percaya padanya.
“Aku.. tidak tahu..” kata Kenneth.
Collin terdiam.
“Satu hal yang aku tahu…” Kenneth bicara, namun ia tampak ragu-ragu dan malu-malu, “bahwa seminggu terakhir ini, tanpa ngobrol dengan BlueShark… aku merasa bahwa ada sesuatu yang kurang… seperti ada lubang yang besar di hatiku..”
Wajah Kenneth berubah warna menjadi merah padam setelah ia menyelesaikan kalimatnya.
Mau tak mau Collin juga jadi ikut malu mendengar perkataan Kenneth barusan, karena ia juga merasakan hal yang sama.
Keduanya berdiri terdiam tampak canggung.
“Lalu… kau maunya bagaimana ?” tanya Collin akhirnya.
“Menurutmu baiknya bagaimana ??” Kenneth balas bertanya.
“Kalau aku… aku sudah terlanjur menganggap RedHawk sebagai sahabat, aku sudah merasa sangat cocok dengannya… aku… hhm… aku mau terus bersahabat dengannya… “ jawab Collin.
“Aku juga merasakan hal yang sama..” kata Kenneth.
Keduanya saling pandang.
“Lalu bagaimana dengan permusuhan kita selama ini ??” tanya Collin.
“Kita terlalu sibuk bermusuhan tanpa menyadari bahwa sebetulnya kita cocok berteman… aku pribadi… ingin menghentikan saja permusuhan kita..” kata Kenneth.
Collin tersenyum,
“Kau yakin ?” tanyanya.
“Sangat yakin.” jawab Kenneth sambil balas tersenyum.
“Tapi ada satu hal yang masih membuatku penasaran..” kata Collin.
“Apa itu ?” tanya Kenneth.
“Alasan kau membenciku… kau bilang ada sesuatu dalam diriku yang membuatmu membenciku… bagaimana dengan hal itu ?” tanya Collin.
Mendadak wajah Kenneth kembali menjadi merah.
“Lupakan saja tentang masalah itu…” kata Kenneth canggung.
“Mana bisa begitu… aku harus tahu alasanmu membenciku… agar aku bisa memperbaikinya, kan kau sendiri yang menyarankannya padaku ketika… tunggu dulu…” tiba-tiba Collin teringat sesuatu.
“Apa ?” tanya Kenneth.
“Kecenganmu… yang kau beritahu padaku… kau bilang orang-orang tahunya kalian adalah musuh bebuyutan.. sejauh yang kutahu… semua murid di sekolah ini*tahunya kau bermusuhan dengan…”
“Ayo kita turun sekarang… sepertinya jam istirahat akan segera berakhir..” kata Kenneth memotong kata-kata Collin, ia kemudian membimbing Collin kembali menuju lantai bawah.

Hari-hari pasca pembicaraan Kenneth dan Collin di atap benar-benar tidak pernah terbayangkan sebelumnya, baik oleh keduanya, maupun oleh orang-orang di sekitar mereka, dari anjing dan kucing keduanya mendadak berubah menjadi sepasang sahabat dekat, Kenneth jadi sering mampir ke kelas Collin, jam-jam istirahat mereka habiskan bersama, pergi ke kantin bersama, nongkrong bersama, tak jarang Kenneth mengantar Collin pulang dengan motornya, anak-anak lain yang melihat ini tentu turut senang, tak terkecuali Julian.
Saat ini keduanya sedang berada di kantin, bel tanda sekolah usai sudah berbunyi beberapa menit yang lalu,
“Jadi,” kata Kenneth yang saat itu sedang menyantap nasi goreng pesanannya,”si fucking asshole yang kau ceritakan itu ternyata tentang aku, ya..”
“Yep.” jawab Collin.
“Baik sekali kau mau susah-susah memberikanku julukan sebagus itu..” kata Kenneth.
“Jangan tersinggung, dude… kau memang orang brengsek dulu..” kata Collin.
Kenneth mengangkat bahunya,
“Lihat siapa yang bersahabat dengan orang brengsek sekarang..” katanya.
Collin tertawa terbahak-bahak.
“Kapan kau mau mengenalkanku pada ibu dan adikmu ?” tanya Kenneth memecah tawa Collin.
Kenneth sudah tahu keadaan keluarga Collin, Collin sudah menceritakan tentang perceraian orang tuanya pada Kenneth ketika RedHawk dan BlueShark masih rajin chatting.
Collin kembali tertawa mendengar pertanyaan Kenneth,
“Kau ini sahabatku atau pacarku sih ? buat apa aku mengenalkanmu pada keluargaku segala… maksudku… nantinya juga kalau kau main ke rumahku kau akan bertemu mereka…” katanya.
Wajah Kenneth bersemu merah mendengar jawaban Collin.
“Lagipula Elliot sedang berlibur di rumah ayahku sekarang..” kata Collin lagi.
Elliot adalah adik laki-laki Collin yang umurnya hanya terpaut satu tahun dari Collin.
Kenneth terdiam sambil*melanjutkan menyantap makanannya.
“Kau sendiri… kau belum pernah mengajakku ke rumahmu… aku tidak tahu apa-apa tentang keluargamu…” kata Collin.
“Di sini aku tinggal sendirian… keluargaku semuanya ada di kota sebelah…” jawab Kenneth.
“Keluargamu ?” tanya Collin.
“Orang tuaku masih lengkap… aku 3 bersaudara, kakak perempuanku Gabriella, umurnya 3 tahun di atasku, lalu aku, dan terakhir adik laki-lakiku, Samuel…” jawab Kenneth.
“Kakak dan adikmu juga tinggal di kota sebelah ?” tanya Collin.
Kenneth mengangguk.
“Kenapa hanya kau sendiri yang sekolah di sini ?” tanya Collin lagi.
Kenneth mengangkat bahunya,
“Entahlah… aku hanya ingin mencari sesuatu yang berbeda… dan aku juga ingin hidup mandiri..” katanya.
“Memangnya kau tidak kesepian tinggal sendirian ?” tanya Collin.
“Lumayan kesepian sih… tapi kadang-kadang keluargaku datang berkunjung kok.. Sam dan Gab apalagi…. Mereka hampir setiap minggu datang menginap…” jawab Kenneth.
Collin menatap sahabat barunya ini, ternyata banyak hal tentang Kenneth yang tidak ia ketahui sebelumnya, hal-hal yang menarik baginya, yang selama ini tertutupi oleh permusuhan mereka.
“Ok. I’m done… ayo kita pulang… kuantar kau ke rumahmu… “ kata Kenneth yang sudah menghabiskan nasi gorengnya.
“Uhhmm.. Ken..” kata Collin pelan.
“Apa?” tanya Kenneth.
“Malam ini… bolehkah aku menginap di rumahmu ?” tanya Collin.
Kenneth terdiam sedikit kaget mendengar perkataan Collin, wajahnya kembali bersemu merah,
“Ahh.. ya.. ya.. boleh.. tentu saja boleh…” jawabnya canggung.
“Kau bilang kau besok ada ujian mata pelajaran yang paling kau tidak bisa kan ?? malam ini aku mau membantumu belajar..” kata Collin.
Kenneth menepuk dahinya,
“Astaga aku lupa !!! ah untung kau ingatkan… ya… aku memang ada rencana untuk meminta bantuanmu untuk mengajariku… kebetulan kau menawarkan…. Ayo kalau begitu…” katanya.
“Tapi sekarang aku harus pulang dulu, nanti malam kau mau menjemputku ke rumahku ?” tanya Collin.
“Ok. Tak masalah… ” jawab Kenneth.
Keduanya kemudian beranjak pergi.

to be continued




0 comments:

Post a Comment