DISCLAIMER:

This story is a work of fiction. Any resemblance to any person, place, or written works are purely coincidental. The author retains all rights to the work, and requests that in any use of this material that my rights are respected. Please do not copy or use this story in any manner without author's permission.

The story contains male to male love and some male to male sex scenes. You've found this blog like the rest of the readers so the assumption is that material of this nature does not offend you. If it does, or it is illegal for you to view this content for whatever the reason, please leave the page or continue your blog walking or blog passing or whatever it is called.



Cerita Secangkir Kopi Chapter 2h

Chapter Two Next -Nightmare 105,9 ARDAN FM Bandung -
by Caramel_machiatto

Hoahm...entah sudah yang kesekian kalinya gw menguap disepanjang perjalanan. sekarang gw sedang berada di jalan banteng yang masih ramai dipenuhi orang yang berlalu-lalang di dekat sebuah kedai mi kocok yang sangat terkenal di bandung, mi kocok mang dadeng.

macetnya jalan akibat mobil yang diparkir sembarangan membuat gw semakin mengantuk padahal argi dan teman-teman yang ada di belakang terdengar ramai membicarakan sesuatu sambil sesekali tertawa keras. mungkin karena hari ini benar-benar terasa melelahkan buat gw. ulangan kimia di jam pertama masuk sekolah yang langsung dilanjut ulangan matematika membuat otak gw habis diperas sarinya, baru sekarang gw benar-benar merasa otak gw kosong melompong karena sudah dipakai habis-habisan.

melihat argi dan teman-temannya yang asik bercanda membuat gw iri,
mereka selalu bisa santai dan tertawa lepas tiap hari walau ada ulangan apapun yang menghadang, mereka tetap tegar tertawa. mungkin mereka tidak merasakan perasaan aneh seperti gw, merasa aneh ketika kepala dan otak ini terasa kosong dan tidak mampu berpikir apa-apa lagi, atau memang mereka mah sudah terbiasa membawa otak yang kosong setiap harinya? hehehe.

hari ini hari kamis, besoknya hari jumat (ya iyalah sop!). yang membuat gw senang hari ini adalah karena besok, hari jumat merupakan hari terakhir dari pekan ulangan. yeah! akhirnya satu minggu penyiksaan ini akan segera berakhir dan besok hanya tinggal tersisa satu buah ulangan hura-hura, ulangan sejarah.

biasanya ulangan sejarah mah ngga ada yang belajar soalnya pasti ada yang dapet bocoran soalnya. guru sejarah kita mah terkenal ngga kreatif, semua kelas soalnya sama persis, jadi kelas yang paling terakhir kebagian jatah pasti nilainya paling besar karena soal dan contekannya sudah dipersiapkan dengan sangat matang. dan karena besok adalah hari hura-hura, malam ini, argi dan beberapa teman yang lain memutuskan untuk menginap rame-rame di rumah gw.

buat gw, ini pengalaman pertama kalinya ada temen-temen gila macam mereka mau nginep di rumah gw. ya gw tau sih, mereka nginep karena ada argi, tapi seenggaknya gw juga sekarang udah dianggap temen sama
mereka yang ternyata dibalik kegilaannya, mereka semua termasuk anak yang baik dan sangat setia kawan.

ada lima orang yang akan menginap, rashid, danu, febi, seno dan kemal. sebenarnya, selain gw dan argi, lima orang yang lainnya salig berbeda kelas, cuma danu dan kemal saja yang satu kelas. tapi lucunya mereka terlihat sangat kompak, mungkin karena sudah sama-sama nyekrup jadi klo orang gila ya cocoknya sama orang yang gila lagi. hehehe.

sesampainya di rumah, mereka berlima disuruh beberes rumah dulu sama argi dan untungnya mereka nurut-nurut aja, sementara gw sendiri terlebih dahulu menina-bobokan ata dan ita.

setelah semuanya rapih, bersih, aman dan terkendali, kita beramai-ramai menggotong tiga buah kasur ke ruang keluarga. tiga kasur itu disusun sedemikian rupa sehingga membentuk huruf 'U'. di tengah-tengah kasur, kita sudah menyiapkan sesajen berupa martabak telor san frans spesial pakai telor bebek ditemani segelas minuman spesial buatan kita ; susu beruang dicampur dengan milo kemudian dihangatkan.

semua persiapan ini dilakukan untuk menemani kita semua yang sedang menunggu sebuah acara favorit anak-anak sma di bandung pada waktu itu, NIGHTMARE 105,9 ARDAN FM.

Jadi sewaktu di rumah sakit, argi dan danu mempunyai usul untuk mengajak teman-teman nginep di rumah gw kemudian mendengarkan siaran NIGHTMARE beramai-ramai. bukannya apa-apa tapi klo dengerin acara itu sendirian mah ngga berani euy soalnya acara NIGHTMARE nya ardan adalah siaran cerita horor! tiap hari kamis malam jumat, ardan selalu menyiarkan cerita-cerita horor yang terjadi di sekitar kota bandung dan biasanya diilhami dari kisah nyata.

gilanya lagi, suasana malam ini sangat-sangat mendukung untuk mendengarkan radio ardan. rumah gw yang kebetulan sedang sepi, sementara di luar, hujan gerimis serta udara kota bandung yang dingin membuat suasana semakin mencekam. radio gw letakkan di tengah, sementara posisi kita semua tiduran mengelilingi radio sembari menutupi badan dengan selimut. lampu ruang keluarga sengaja dimatikan setelah sebelumnya pintu kamar dan pintu ke ruang dapur kita tutup semua, habisnya klo ngga ditutup bawaannya takut waktu liat ke arah kamar/ruangan yang kosong. tepat pukul 22.00 , acara pun dimulai.
22.00 pm




(On Air)

Halo, ketemu lagi dengan saya Inge Lestari dalam acara Nightmare side Ardan FM pada malam jumat ini, seperti biasa kita akan mendengarkan kisah-kisah mencekam dari insan muda Bandung selama satu jam kedepan, Sebelum kita mendengarkan pengalaman mencekam dari seseorang yang telah mengirimkan ceritanya ke Radio Ardan, sebelummya Inge akan memutarkan sebuah lagu 'Abang Pulang' dari Benyamin S dan Ida Royani, biar yang di rumah tidak pada tegang.


……………………….(Play)


Nah, abang pulang, bakul nasi goyang-goyang…

Dik, abang pulang, dari kota pulang kandang…

Abang bawa apaan?
Abang bawa bungkusan…
E bungkusannye apaan?
Beginian…
Apaan sih isinye, Bang?
Ntar aje lu liat…
Buka dong, aye liat…
Lu liat pasti melotot!

Buka dong, Bang, buka…
Udeh gak sabar nih aye, Bang… Apaan sih isinye?
E eh, sabar, sabar… Nyebut…

Duh, Abang sayang, pulang pasti banyak uang…
Duh, Adik sayang…
Hahah, gua gak bisa bilang dah… Terseraaah… Ha…

Abang bawa apaan?
Abang bawa bungkusan…
E bungkusannye apaan?
Beginian…
Apaan sih isinye, Bang?
Ntar aje lu liat…
Buka dong, aye pengen liat nih, Bang…
Lu liat pasti melotot…
Nih!
Hmmh… Sepatu butut!


……………………….(Stop)
(On Air)

kembali lagi bersama Inge Lestari dalam acara nightmare side ardan fm , sekarang kita akan mendengarkan sebuah cerita dari Agus di Cisitu Lama yang dikirim melalui faks ke radio Ardan FM Bandung, kisah ini merupakan pengalaman yang dikirim oleh Acep pada hari Senin Kemarin, cerita ini akan dibacakan oleh rekan saya, Victor Dyan Sandy… oh iya, sekali lagi Inge ingetin jangan pernah dengerin nightmare side ini sedirian………. kenapa jangan sendirian? karena nanti ada yang nemenin. (background sura ketawa kuntilanak)
(Voice Over Victor Dyan Sandy)



Halo insan muda ardan bandung, perkenalkan, nama gw Agus Gurniwa, alhamdulillah gw baru aja diwisuda. okey, gw tau itu ngga penting. tapi klo insan muda bandung mau tau bahwasanya kejadian yang gw alamin ini berlangsung cukup lama, selama gw mengerjakan tugas akhir gw.

ceritanya begini, gw adalah salah seorang seorang mahasiswa teknik elektro itb yang gemar bermalam di lab, bukan karena gw ngga punya kosan, tapi karena gw sedang mati-matian mengejar deadline TA (tugas akhir) 5 bulan kedepan. selama 4 tahun gw kuliah di itb, hampir tiap minggu gw pernah nginep atau sekedar mengerjakan tugas di lab. dan gw ngga cuma sendiri, banyak teman, senor dan junior gw melakukan hal yang sama. dan gw sudah tidak merasa takut lagi berjalan kaki di sekitar kampus itb yang menurut teman-teman gw, angker!

kejadian ini gw alami sekitar 2 bulan yang lalu, saat gw mengerjakan bab III dari TA gw. disuatu malam, kira-kira hari senin, gw berjalan dari kosan teman gw yang berada di daerah kebon bibit, awalnya gw berjalan berdua dengan teman gw itu, kita sempat melewati jalan gelap nyawang yang suasana nya waktu itu sangat hening dan mencekam. singkat kata, gw dan teman gw berpisah di dekat salman, karena teman gw berjalan menuju arah dago, sedangkan gw berjalan menuju kampus.

biasanya, gw langsung menuju Labtek VIII yang berada di lantai tiga, tapi
entah kenapa malam ini gw memutuskan untuk menengok ruangan himpunan elektro, yang terletak di basement. niat gw tadinya mau mengambil buku yang gw jadikan sumber dalam penulisan TA gw ini.

setelah sampai di ruang himpunan, kemudian mengobrol bersama beberapa teman yang ada disana, gw segera mengambil buku yang dimaksud dan bergegas keluar menuju ruangan lab. gw melihat arloji di tangan, waktu menunjukkan pukul 10 malam. ah masih sore fikir gw. tiba-tiba, gw berhenti di depan lift. gw bimbang, antara naik lift atau tidak.

akhirnya setelah sepersekian milisekon, gw memutuskan naik lift yang
anehnya pada waktu itu pintunya langsung terbuka padahal gw tidak memencet tombolnya sama sekali. waktu itu, tanpa berpikiran macam-macam, gw langsung naik lift dan memencet tombol 3 karena labtek VIII berada di lantai tiga.

anehnya, baru sampai lantai 2, lift tiba-tiba berhenti. kemudian pintu lift terbuka sendiri memperlihatkan suasana lorong yang gelap di lantai dua. gw mengeluarkan kepala dan menengok ke kanan dan ke kiri. karena tidak ada orang, gw memutuskan untuk menutup lift.
akhirnya, pintu lift pun terbuka tepat di lantai 3, ketika gw berjalan keluar dari lift, tas yang gw selempangkan di bahu tiba-tiba terasa seperti ada yang menyenggol. gw sempat terdiam beberapa saat tetapi karena terburu-buru, gw mengacuhkan kejadian barusan.

setibanya di labtek, gw sedikit terkejut karena ternyata teman-teman gw sudah ada disana. mereka nampak sibuk mengutak-atik beberapa alat, gw sempat mengucap salam tapi anehnya tidak ada yang menjawab. mungkin mereka sedang serius, fikir gw dalam hati. karena tidak mau menganggu akhirnya gw memutuskan untuk duduk di depan sebuah komputer dan mulai tenggelam dalam kegiatan menulis TA.

tak terasa, sudah hampir 3 jam gw menikmati suguhan layar monitor model lama dan komputer lab yang sudah usang itu. gw melihat sekeliling, ternyata teman-teman masih asyik mengerjakan tugasnya. aneh juga sih sedari tadi gw tidak mendengar suara apapun, padahal biasanya selalu terdengar celotehan-celotehan kecil ketika seseorang sedang gagal bereksperimen. tapi lagi-lagi gw mengacuhkannya. dengan penuh rasa lelah, gw mengambil tas, kemudian berjalan keluar dari lab, meninggalkan teman-teman gw di sana.

hampir 2 bulan lebih gw melalui hari-hari di lab dengan suasana sunyi seperti itu, padahal teman-teman gw ada disana. gw sebenarnya merasa heran kenapa selama berada di lab, mereka mengacuhkan gw ya? tetapi karena otak gw dipenuhi deadline TA, gw menafikan pikiran-pikiran aneh tersebut sampai akhirnya datang lah hari dimana gw sidang, dan alhamdulillah lulus dengan nilai memuaskan. singkat cerita, sewaktu hari wisuda, di sabuga, hati gw merasa tergelitik untuk bertanya kepada teman- teman.
"hey, kalian kok sombong sekali waktu ada di lab? tiap aku salam ndak pernah dijawab?" tanya gw kepada tiga orang teman gw yang juga lulus bersamaan dengan gw.



"di lab? memang kapan gus?" tanya adri, teman asal jakarta.



"iya, memangnya kapan kau pernah menyapa aku?" tanya uli, teman asal sibolga dengan logat bataknya yang kental.



"lho...tiap kali aku datang ke lab, aku kan selalu menyapa kalian? mengajak ngobrol kalian tapi kalian malah diam saja. sombong benar." tanya gw dengan kesal.



ketiga teman gw saling berpandangan satu sama lain, kemudian dengan tatapan heran mereka memandangku.



"memang kapan kamu ke lab?" tanya tito, teman asal pekalongan.



"lho...selama 2 bulan terakhir ini kan aku selalu mengerjakan TA di lab, bersama kalian kan? masa lupa? parah betul kalian ini." tanya gw tak kalah heran.



"heh...jangan asal bicara kau. aku pergi ke lab hanya berdua dengan tito. tidak pernah bertemu kau." teriak uli dengan nada tinggi.



"iya gus, saya juga 3 bulan terakhir ini tidak pernah bertemu kamu di lab, hanya bertemu senior saja." jawab adri yang menatap lekat ke arahku.



"wong edhan! lha wong aku tiap hari bertemu kalian koq." jawab gw.



"lha...memang kau pergi ke lab jam berapa?" tanya uli.



"jam 10 atau jam 11." jawab gw.



"bodoh kali kau, aku saja jam 8 sudah pulang! mana mungkin aku bertemu kau jam 10!" teriak uli yang disambut oleh anggukan tito.



"saya juga gus, sebelum isya sudah pulang ke kosan. pernah sekali waktu telat kemudian bertemu uli dan tito, tapi tidak pernah bertemu kamu." ucap adri.



"masa? tapi aku jelas-jelas melihat kalian di...." jawab gw dengan nada bicara yang mulai ragu.



"di mana?" tanya uli.
gw tidak menjawab pertanyaan uli, gw langsung tenggelam dalam lamunan gw sendiri, berusaha memutar balik kejadian-kejadian aneh yang terjadi selama 2 bulan terakhir gw mengerjakan TA. iya, gw ingat sekarang, lift yang pintunya selalu terbuka sendiri, teman-teman yang ada di lab begitu hening tak bersuara sedikitpun, dingin nya tangan uli waktu kupegang di lab, entah itu benar tangan uli atau bukan yang kupegang.

kemudian entah bau wangi aneh yang sesekali menusuk hidung ketika gw sedang asik mengetik dan pernah suatu waktu gw mengerjakan TA sampai subuh, tiba-tiba ketika adzan subuh berkumandang, semua orang yang ada di lab tiba-tiba menghilang. awalnya gw sempat berpikir mereka solat subuh di salman, tapi....aneh, karena gw tidak mendengar suara pintu dibuka atau langkah kaki mereka ketika meninggalkan ruangan.

untuk menuntaskan rasa penasaran, gw kemudian mengajak 3 orang teman gw untuk mendatangi kembali labtek VIII di malam hari, tepat pukul 10 malam, kami mendatangi lab tersebut dan ternyata, normal. tidak ada sesuatu hal yang mencurigakan. ketika berjalan keluar dari lab gw tiba-tiba merasakan sesuatu yang aneh, kenapa lorong ini terasa berbeda dari tempat yang biasa gw lewati tiap malam?

kecurigaan gw semakin bertambah, dengan rasa cemas, gw menaiki lift kembali diikuti teman-teman gw, ketika memencet angka 2, ternyata tidak bisa karena tombol lift hanya bisa berhenti pada lantai-lantai tertentu saja. gw mengajak ketiga teman gw untuk menaiki tangga menuju lantai dua, dan benar saja, suasana di lorong lantai dua yang gelap dan sepi itu terasa jauh lebih familiar dibandungkan dengan suasana di lorong lantai tiga.

gw lalu tersadar, kenapa akhir-akhir ini pintu lift selalu terbuka di lantai dua, dan kenapa gw terkadang merasa asing dengan suasana labtek. ternyata, selama 2 bulan terakhir ini gw tidak pernah mengerjakan TA di ruang labtek. gw bahkan tidak pernah sampai di lantai tiga karena entah bagaimana caranya, selama dua bulan gw mengerjakan TA di lantai 2!

tiba-tiba sewaktu kami berempat terdiam di tengah lorong, tiba-tiba pintu lift kembali terbuka disertai bunyi berisik dari dalam ruangan kelas di sebelah. setelah beberapa detik kami saling berpandangan, akhirnya kami berempat langsung lari terbirit-birit menuruni tangga meninggalkan gedung fakultas kami tercinta ini. untung kita semua sekarang sudah lulus!!!
(Voice Over Inge Lestari)


kembali lagi bersama Inge Lestari dalam acara nightmare side ardan Fm. baru saja kita mendengarkan sebuah cerita yang mencengangkan dari saudara agus gurniwa. memang terkadang kita tidak menyadari suasana
yang ada di sekeliling kita dan bersikap acuh tak acuh saja. untuk saudara agus gurniwa, selamat atas kelulusannya dan segera mendapatkan pekerjaan yang diingnkan. pesan saya untuk saudara agus, kalau sudah suksed, silahkan datang ke rumah saya, saya siap untuk dilamar anda.

baiklah insan muda bandung semuanya, inge akan putarkan sebuah lagu yang akan melemaskan syaraf otak kita yang sempat tegang. kembali sebuah lagu lawas yang melegenda, 'Aryati' karya komposer legendaris indonesia, ismail marzuki. selamat mendengarkan.


……………………….(Play)

Aryati,
dikau mawar asuhan rembulan
Aryati,
dikau gemilang seni pujaan

Dosakah hamba mimpi berkasih dengan tuan
Ujung jarimu kucium mesra tadi malam
Dosakah hamba memuja dikau dalam mimpi
Hanya dalam mimpi

Aryati,
dikau mawar di taman khayalku
Tak mungkin
tuan terpetik daku
Walaupun demikian nasibku
Namun aku bahagia seribu satu malam

……………………….(Stop)
105,9 Ardan Fm Bandung, bersama saya Inge Lestari yang akan membawa anda menikmati detik demi detik suasana mencekam malam ini. sudah siapkah insan muda bandung mendengarkan kisah selanjutnya?

cerita selanjutnya kali ini dikirim oleh seorang wanita bernama tantya, seorang remaja yang sedang diliputi perasaan takut yang amat sangat karena kejadian yang baru saja menimpanya. insan muda bandung, pastikan jendela kamar anda tertutup rapat sebelum mendengar cerita ini karena bisa saja jendela anda tiba-tiba terbuka dengan sendirinya.

selamat mendengarkan kisah selanjutnya.
(voice Over Kristy Nelwan)



nama aku tantya. umurku sekarang sudah menginjak 17 tahun yang kata orang-orang umur yang sakral, sweet seventeen istilahnya. aku sekarang bersekolah di sman 3 bandung, kelas tiga. awalnya aku takut untuk menceritakan kembali peristiwa yang sudah lama aku pendam dalam hati. sebuah peristiwa yang berlangsung sekian lama tapi anehnya, kemarin aku kembali bermimpi tentang kejadian waktu itu. hal itulah yang membuat aku ingin menceritakan kisah yang kualami.

hari itu sama seperti hari ini, hari kamis. aku yang sudah kelas tiga ini, sepulang sekolah dari jalan belitung langsung menuju ssc yang terletak di daerah sumur bandung. ya, aku sedang mengikuti kelas intensif sebagai persiapan mengikuti uan dan spmb. sebenarnya, kelas baru dimulai setelah magrib, tapi biasanya bersama teman-teman yang sebagian besar bimbel disana sepulang sekolah langsung ke sini. sambil menunggu waktu masuk kelas, biasanya kami berjalan-jalan di sekitar simpang dago atau mencari makanan di daerah tubagus ismail.

biasanya aku pulang bimbel sekitar jam 9 malam. tapi hari itu, sampai jam menunjukkan pukul 21.45, aku masih tinggal di ssc. bukannya tidak mau pulang, tapi kebetulan diluar hujan deras dan aku lupa membawa payung. menunggu hujan yang tak kunjung reda, aku memutuskan untuk menelfon ibu, meminta untuk dijemput disana. biasanya, aku selalu pulang naik angkot caheum-ledeng karena rumahku berada di di jalan citarum, yang berdekatan dekat dengan de risol. hampir setengah jam lamanya aku menunggu, tapi jemputan tak kunjung datang.

perlahan-lahan hujan pun mulai reda dan beberapa anak yang belum pulang pun berhamburan keluar untuk segera pulang ke rumahnya masing-masing. hanya ada beberapa anak dan seorang satpam yang
masih tinggal di ssc, mungkin anak-anak itu juga seedang menunggu jemputan seperti aku. satu persatu dari mereka dijemput oleh orang tuanya, tinggal aku sendirian yang ada disana. masih ada
pa satpam sih, tapi kan tetap saja aku tidak ada teman seumuran. tiba-tiba aku mendapat telfon kalau mobil yang menjemputku ban nya bocor dan sedang berhenti di sekitar jalan diponegoro untuk
diganti ban nya. jujur aku kesal sekali waktu itu karena sudah menunggu lebih dari setengah jam. tiba-tiba aku melihat ada sebuah angkot caheum-ledeng berhenti persis di depan ssc. angkot itu
kosong, mungkin sedang ngetem menunggu penumpang.
daripada menunggu jemputan lama-lama, aku memutuskan untuk naik angkot itu. dan berencana turun di jalan diponegoro, tempat mobilku yang sedang mengganti ban yang bocor baru kemudian nanti pulang ke rumah bersama jemputan. waktu aku naik angkot, entah kenapa suasana nya agak berbeda dari biasanya. agak seram dan aneh saja. mungkin karena angkotnya kosong, pikirku.

tiba-tiba aku melihat pa satpam berjalan ke luar, maka aku pun melambai ke arah nya dan berteriak kalau aku pulang duluan. anehnya, pa satpam itu tiba-tiba jatuh terduduk di atas lantai sambil tangannya gemetaran menunjuk kearahku. pa satpam nampak sangat ketakutan. aku bingung, dan melihat ke arah sopir, tapi sopir itu lempeng-lempeng saja koq.

dalam keadaan yang masih diliputi perasaan heran,angkot yang aku naiki tiba-tiba berjalan. supirnya nampak tenang dan kalem, anehnya, pak supir hanya menatap lurus ke depan. biasanya kan supir suka tengok kanan-kiri mencari penumpang. tapi kali ini tidak. radio yang bisanya dinyalakan pun kali ini mati.

angkot pun berjalan perlahan melewati sabuga, batan kemudian kebun binatang di jalan taman sari. lagi-lagi aku merasa aneh. biasanya, angkot kalau melewati daerah ini langsung memacu gas dengan kecepatan tinggi karena daerah ini sangat angker di malam hari. bahkan supir angkot pun enggan melewati daerah ini kalau angkotnya kosong, pokoqnya harus ada penumpangnya. tapi pak supir yang satu ini lain daripada yang lain. dengan santai nya dia melewati daerah taman sari yang ditutupi pohon rimbun, dan gelap disana sini. bulu kudukku sebenarnya sudah merinding dari tadi, tapi aku tahan karena merasa ada teman.

akhirnya sampai juga aku di daerah jalan sulanjana, kemudian berhenti di perempatan dukomsel karena ada lampu merah. sewaktu lampu hijau menyala dan melewati perempatan dse (dago stok eksport), tiba-tiba aku mendengar teriakan beberapa orang waria yang memang biasa mengamen disitu. dari dalam angkot, aku melihat mereka lari terkocar-kacir sambil berteriak ; setan! setan! setan! setan!

aku mengerenyitkan dahi, kenapa mereka teriak setan ya? aku pun melihat-lihat sekeliling, tidak ada setan sepertinya. atau jangan-jangan mereka lari sambil berteriak histeris karena melihat kamtib? entahlah, yang jelas, banyak sekali pertanyaan yang menggantung di pikiranku saat itu.

di dekat jalan arya jipang, aku melihat papah sedang menunggu di luar mobil, di depan sebuah bengkel kecil. aku pun refleks bilang 'kiri' kepada supir angkot. di dalam angkot, kubuka jendelanya, kemudian aku berteriak kepada papah dan melambaikan tangan. anehnya, papa yang waktu itu sedang memegang hp, refleks menjatuhkan hp dari tangannya. air muka papah pun berubah pucat sambil melihat ke arahku.

aku mendengar papah berteriak memanggil tukang bengkel yang ada disitu. ketika tukang bengkel melihat ke arahku, dia jauh lebih terkaget-kaget lagi. sama seperti pa satpam di ssc, tukang bengkel itu kembali terjatuh di atas aspal dengan mulut yang menganga, kemudian, pingsan.
aku yang keheranan, langsung turun dari angkot, dan ketika akan menyerahkan ongkos kepada supir, tiba-tiba angkot itu berjalan sendiri. aku sempat terjatuh di trotoar karena kaget. koq supirnya langsung pergi, padahal aku belum bayar? ah entahlah, terlalu banyak kejadian ganjil malam ini.

dengan semangat aku menyebrang ke arah papah yang langsung disambut papah dengan pelukan yang erat, sangat erat bahkan seakan-akan tidak bertemu selama beberapa tahun. aku mendengar papah mengucapkan istighfar dan doa-doa lainnya. sesampainya di rumah, papah masih belum bercerita banyak kepadaku tentang apa yang sebenarnya terjadi.

aku menceritakan semua keanehan-keanehan yang terjadi tetapi papah hanya diam saja sambil melihat serius ke arahku. aku pun mengalah dan akhirnya masuk ke dalam kamar untuk istirahat.

keesokan paginya saat sarapan, dengan sangat berhati-hati sekali ayah bercerita tentang apa yang dilihatnya semalam dengan mata kepalanya sendiri, dan mungkin juga sama dengan apa yang dilihat dengan pa satpam, waria di perempatan dan tukang bengkel. saat papah mulai bercerita, aku refleks menjatuhkan sendok yang sedang aku pegang.

aku terhenyak mendengar cerita papah. mamah langsung memegang
punggung tanganku dan mengusap-ngusap tanganku agar aku tenang. papah bercerita kalau tadi malam tidak melihat aku sedang naik angkot! yang papah lihat dengan mata kepalanya sendiri adalah waktu itu aku sedang digendong oleh P*C*NG!!!!

entah kenapa, seketika itu juga tubuhku mendadak merinding dan terasa dingin dan tak berapa lama kemudian aku jatuh pingsan.
(Voice Over Inge Lestari)



insan muda bandung, kembali bersama saya, Inge Lestari, masih dalam acara Nightmare Side Ardan Radio Bandung. sungguh pengalaman yang luar biasa menyeramkan yang baru saja dialamai oleh saudari tantya.
insan muda sekalian pasti pernah dong merasakan yang namanya digendong oleh seseorang. tapi apakah anda semua pernah merasakan digendong p*c*ng? kalau belum, maka pertanyaan nya adalah apakah anda mau digendong p*c*ng?

berhati-hatilah pada guling disamping anda yang bisa berubah menjadi bentuk yang menakutkan dan menyeramkan. jangan ikat kencang tali guling anda. kenapa? karena kalau insan muda sekalian mengikatnya dengan kencang, guling itu akan berubah dan meminta anda untuk melepaskan ikatannya. selamat malam semuanya, sampai berjumpa lagi minggu depan dalam Nightmare Side 105, 9 Ardan Fm Bandung. saya Inge lestari undur diri. selamat menikmati malam jumat yang mencekam.
*CTEK*



gw langsung mematikan radio. sambil menahan nafas, kami berdelapan saling berpandangan satu sama lain. tidak ada yang berani berbicara saat itu. semuanya ketakutan! mereka yang bisanya suka bercandapun sedari tadi hanya bisa berkomentar seadanya, dan ketakutan. tidak ada yang berani beranjak dari kasur, semuanya meringkuk ketakutan.



"wanjessss...eta cerita horor pisan! aing sieun nyaan! sumpah aing sieun pisan! ucap rashid.

(wanjrittt...itu cerita horor banget! sumpah gw takut banget!)



"sarua shid...aing ge ti tadi nggeus babacaan." balas seno.

(sama shid...gw juga daritadi udah baca-baca.)



"baca naon maneh? alfatehah wae teu apal!" hina febi.

(lo baca apaan? alfatehah aja ngga apal!)



"anjis! aing apal siah alfatehah! ngan tadi mah maca ayat kursi." jawab seno membela diri.

(anjis! gw apal tau alfatehah! cuma tadi mah baca ayat kursi.)



"emang mane apal ayat kursi no?" tanya danu.

(emang lo apal ayat kursi no?)



"nya maca wae kursi kursi kursi. mudah bukan?" sahut kemal asal.

(ya baca aja kursi kursi kursi. mudah bukan?)



"gelo siah mal! anjis aing ti tadi hayang boker ngan sieun!" teriak argi.

(dasar gila lu mal! anjrit dari tadi gw pengen boker tapi takut!)



"ari ayeuna masih hayang boker gi?" tanya gw.

(klo sekarang masih pengen boker gi?)



"teu ayeuna mah. pan nggeusan bokerna mah." jawab argi

(sekarang mah ngga. kan udah bokernya mah.)



"hah? iraha gi? asana mah maneh di dieu wae. teu kamamana." ucap danu.

(hah? kapan gi? perasaan mah lo di sini aja. ngga kemana-mana)



"tadi barusan." jawab argi.




"dimana?" tanya gw heran.



"eta di calana."

(itu di celana.)[/i]



"Gobl*g maneh! jorok!!!! geuleuh!!! buru maneh ka kamar mandi!!! tong deukeut2 urang!!!" teriak gw sambil bergeser menjauh dari argi.

(goblo*k lo! jorok!!!! jijik!!!! cepetan sana ke kamar mandi!!! jangan deket2 sama gw!!!)




"hahahaha....heureuy atuh sop." jawab argi sambil nyengir ngga jelas.

(hahahaha....becanda atuh sop.)



"ah maneh mah pengecut gi. sieun ka jurig! lemah maneh!" teriak kemal.

(ah lo mah pengecut gi. takut koq sama setan! lemah lo!)



"anjis sompral maneh! di imah batur tong ngomong lalawora siah!" balas argi.

(anjrit lo sompral banget! di rumah orang jangan ngomong sembarangan tau!)



"bae weh aing mah pemberani dan tangguh."

(biarin aja gw kan pemberani dan tangguh.)



*BRAKKKK*


tiba-tiba terdengar suara barang jatuh dari arah dapur yang langsung mengagetkan kita semua. kita semua langsung terdiam dan tidak ada yang berani mengucap sepatah katapun. karena ketakutan, kita semua memutuskan untuk langsung tidur sampil menutupi badan dengan selimut sambil menahan kencing saking ketakutan.
NISTA MAJA UTAMA -






"Sop...kamu hari ini mau ke sanggar?" tanya argi.



"iya gi. kenapa gitu?" tanya gw.



"jam berapa sop?" tanya argi lagi.



"ya beres pulang sekolah atuh gi. emang kenapa?" tanya gw lagi.



"aku ada kumpul panitia bazaar euy. kamu nunggu sebentar mau nggak sop?" tanya argi untuk yang kesekian kalinya.



"eh kirain teh ada apa. ya udah atuh aku naik angkot aja gi." jawab gw.



"atulah sop...aku kan mau nganter kamu."



"kamu lama ngga rapatnya?"



"ngga tau sop. takutnya sih agak lama. kamu nungguin aja atuh sebentar. biar aku bisa nganter kamu."



"hmm...aku naik angkot aja deh. takut kamunya lama gi, nanti aku bisa telat latihan."



"ya udah atuh aku ngga ikutan kumpul panitia aja sop." ucap argi dengan raut muka yang sedikit cemberut.



"jangan atuh gi, nanti kamu dimarahin. udah, daripada kamu repot mah mending ngga usah nganter. naik angkot mah udah biasa gi." jawab gw sambil menarik-narik pipi argi.



"graoooow...." ucap argi dengan lemas sambil dagu nya memukul-memukul meja.



"ahahaha...meni leuleus kitu ucing aku teh."

(ahahaha...kucing aku koq loyo gitu sih.)



"pengen nganterrrrrrr"



"maneh mah siga budak leutik gi."

(kamu mah kaya anak kecil aja gi.)



"wae...budak leutik oge nu penting kasep."

(biarin...anak kecil juga yang penting ganteng.)



"hahaha. gandeng siah gi. nggeus ah urang rek indit." ucap gw sambil merapikan buku kemudian memasukkannya ke dalam tas.

(hahaha. berisik kamu gi. udah ah aku mau pergi.)



"sooooop..."



"apa sih gi? nanti klo aku udah beres latihan pasti sms kamu da." ucap gw sambil beranjak dari kursi.



"sooooop..."



"apa sih gi?"



"urang hayang modol. mun maneh euweuh saha nu dek ngombehan?" tanya argi dengan muka memelas.

(aku mau boker. klo kamu ngga ada nanti siapa yang mau nyebokin?)



"GELO SIAH! JUG WEH SORANGAN!" jawab gw sambil meninggalkan argi di kelas.

(dasar gelo! cebok sendiri sana!)



"hahahahahahaha." suara tawa argi mengiringi langkah gw ketika pergi keluar kelas.
15 menit sudah gw menunggu angkot di depan rumah makan padang 'trio jaya' yang berada persis di depan sekolah gw. tetapi tiap angkot yang lewat semuanya penuh. pasti susah sih dapet angkot klo berbarengan dengan waktunya pulang sekolah. apalagi angkot antapani-ciroyom yang gw tunggu biasanya terlebih dahulu ngetem di dekat perempatan sekolah sebelah yang waktu pulang sekolahnya berbarengan dengan sekolah gw.

akhirnya gw memutuskan untuk berjalan kaki menuju perempatan yang ada di depan sekolah sebelah. benar saja, di perempatan itu terdapat banyak sekali anak dari sekolah sebelah yang terlihat bergerombol ditambah beberapa anak berseragam smp. sialnya gw waktu itu cuma sendirian jadi sewaktu ada angkot kosong, langsung diserbu anak-anak yang bergerombol.

cukup lama juga gw menunggu angkot disitu, dari yang semula terdapat kerumunan anak sekolah sampai tinggal tersisa dua orang saja, yaitu gw dan seorang laki-laki dari sekolah sebelah, terlihat dari seragam batik yang dikenakannya. sekilas gw perhatikan anak laki-laki itu sewaktu menunggu angkot lain yang datang.

ia terlihat sedang asik membaca sebuah buku yang lumayan tebal. mungkin novel, karena melihat buku yang ukurannya lebih kecil dibanding buku cetak pelajaran. sesekali ia menoleh ke samping, melihat siapa tau ada angkot yang berhenti. tak beberapa lama kemudian ada sebuah angkot antapani-ciroyom berwarna coklat muda berhenti di depan anak itu.

gw lalu berjalan mendekat ke arah angkot yang lumayan penuh itu, tinggal 2 bangku tersisa, satu di depan bersama seorang ibu-ibu, satu lagi di belakang, di sebuah kursi kayu kecil yang terletak di pinggir pintu. anak itu memilih untuk duduk di depan, sementara gw mendapat sisa tempat duduk di belakang.

angkot yang sedang berjalan cukup kencang karena penumpangnya penuh itu tiba-tiba berhenti mendadak di dekat jalan gandapura. ternyata ibu-ibu yang duduk di depan itu turun disini. setelah ibu itu turun, angkot kembali berjalan dengan kencang.

namun lagi-lagi angkot berhenti mendadak, kali ini karena ada penumpang yang menyetop. seorang perempuan yang mengenakan jilab panjang hitam bercadar dengan bajunya yang longgar dan panjang itu terlihat seperti menyapu jalan saat berjalan mendekat ke arah angkot yang berhenti.

sewaktu melihat angkot hanya menyisakan satu tempat kosong di depan, perempuan itu tidak mau naik. mungkin dia tidak mau duduk bareng laki-laki (anak sma yang tadi).
supir pun akhirnya menyuruh gw untuk pindah ke depan agar perempuan itu mau naik angkot.dan benar saja, sewaktu gw pindah di depan, perempuan itu mau naik angkot.

sewaktu angkot sudah kembali melaju, gw mulai mencuri-curi pandang ke arah sebelah melalui kaca spion. "gila nih anak, daritadi masih baca aja", gumam gw dalam hati. dan sewaktu angkot melewati daerah kandaga, arus lalu lintas mulai sedikit macet. biasanya kemacetan di daerah cicadas dimulai dari sini sampai pasar yang ada di depan.

karena tidak ada kerjaan lain, gw kembali mengamati anak yang ada disebelah gw itu. walaupun mukanya terlihat sedang serius membaca, sebenarnya wajahnya sangat manis. rambutnya yang dipotong cepak membuat wajahnya terlihat lebih ouval.

hidungnya yang kecil itu sesekali diusapnya dengan jari telunjuk, seolah-olah dia sedang berfikir layaknya seorang detektif. sementara bibirnya yang merah pucat itu sering tersenyum ketika membaca halaman demi halaman buku yang ia pegang dengan tangan kanannya itu.

yang gw suka dari dia adalah alis matanya yang tebal dan melengkung sesuai dengan gurat mukanya yang ouval itu. biasanya alis cenderung lurus dan hanya melengkung diujungnya saja tapi alisnya terlihat melengkung mengikuti bentuk kelopak matanya itu.

karena stres menunggu angkotnya yang tak kunjung maju akibat terjebak macet, pa supir menyalakan radio. beberapa kali pak supir mencari saluran yang menurut nya enak. akhirnya pilihannya dijatuhkan pada sebuah stasiun radio yang memutar lagu-lagu dangdut.

merasa sedikit terganggu dengan suara yang agak berisik, anak disebelah gw terlihat memperhatikan tangan pak supir yang sedang memutar-mutar tuning radio itu. tiba-tiba terdengar suara ; "GE-GE-GE-GE-GE-GE-GE-BOYYYY", sebuah jingle khas dari radio Rama FM Geboy Mania, sebuah radio yang kheuseus menyiarkan lagu-lagu dangdut yang terkadang suka diselingi lagu-lagu gentra pasundan atau lagu pop di bandung.
anak yang ada disebelah gw tertawa sewaktu mendengar jingle radio tersebut, memperlihatkan barisan giginya yang tersusun rapih dan memakai behel. kemudian ia menutup buku yang sedang dibacanya itu.

pelan-pelan gw mengintip judulnya yang sedikit tertutup oleh jari tangannya. dengan susah payah gw membaca judul buku yang sampulnya sudah terlihat bergaris-garis karena dimakan usia.

buku yang dia baca berjudul "Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck", sebuah buku karangan pesohor di bidang sastra dan agama di Indonesia, Buya Hamka. "hmm...dasar anak sekolah sebelah, bacaannya berat euy." pikir gw dalam hati. agaknya anak itu menyadari kalau gw sedang mengintip-ngintip judul buku yang ia baca. dia pun menyodorkan buku itu ke arah gw
sambil berkata ; "mau baca?"

sontak gw kaget sewaktu dia menyodorkan itu. dengan rona muka yang tak jelas, campuran antara kaget dan malu, gw hanya bisa menggelengkan kepala untuk menolaknya. dia lalu tersenyum manis sambil menarik kembali buku yang tadi disodorkannya.

sambil menahan malu, gw membuang muka ke arah jalan raya sambil sesekali mencuri-curi pandang ke arahnya melalui kaca spion. sialnya sewaktu gw kembali tertangkap basah sewaktu sedang mencuri-curi pandang lewat kaca spion. mata kita berdua sempat berpandangan selama beberapa detik tapi lagi-lagi karena malu, gw langsung menunduk dan memalingkan muka ke arah jalan.

terlihat dari kaca spion, anak itu menahan tawanya sampai pundaknya berguncang ketika melihat ke arah gw. "sial! gw diketawain!", pikir gw dalam hati. susahnya jadi orang yang pemalu.
"KIRI!" teriak gw dan anak itu bersamaan.
gw sempat kaget juga ternyata sewaktu tahu kita turun di tempat yang sama. anak itu membayar dengan uang lima ribuan sementara gw membayar dengan uang lima puluh ribuan. karena tidak ada kembalian sopir itu berkata supaya ongkos gw dan anak itu digabung saja karena jumlahnya pas lima ribu, sesuai dengan uang yang ia serahkan.

anak itu kemudian mengangguk tanda setuju, sementara gw masih memandang dia dengan heran sekaligus bingung. heran karena dia mau saja membayar ongkos gw yang bahkan belum dikenalnya dan bingung karena gw niatnya menukar uang lima puluh ribuan dengan uang receh untuk nanti membayar ojek.
"Besok aja dibayar" jawab anak itu dengan santai sewaktu gw bertanya kepadanya. dengan segera dia menaiki ojek setelah sebelumnya terlihat terburu-buru berlari.
akhirnya gw memutuskan untuk segera naik ojek karena mengejar waktu latihan di sanggar. lucunya, setelah sampai di rumah tempat biasa gw latihan, gw melihat anak itu juga berhenti dan terlihat sedang membayar ojek.

nasib sial rupanya dua kali menghampiri gw hari ini, lagi-lagi tukang ojek tidak punya uang kembalian padahal dia sudah bertanya kepada temannya yang tadi membonceng anak itu. setelah kebingungan melanda gw dan tukang ojek, lagi-lagi anak itu dengan baik hati meminjamkan gw uang lima ribuan untuk membayar ojek. setelah transaksi dengan tukang ojek selesai, gw mengucapkan terima kasih kepada anak itu yang dibalas dengan senyuman manis.
"bayarnya gimana nih?" tanya gw.



"besok aja." jawab dia singkat.



"klo besok ngga ketemu gimana?" tanya gw.



"lusa." jawab dia singkat sambil membuka pintu pagar.



"klo lusa ngga ktemu juga?" tanya gw lagi.



"ngga usah bayar juga gpp. santai aja." jawab dia kalem.
mendengar gaya bicaranya yang santai, gw jadi teringat oleh sosok argi. entah kenapa tapi kesan cuek dan santai nya mirip pisan sama argi, cuma bedanya dia terlihat lebih jauh lebih kalem dibandingkan dengan argi yang berisik itu.

yang membuat gw lebih kaget lagi, ternyata anak itu juga ikut latihan di sanggar! padahal selama beberapa tahun gw latihan disini, baru satu kali ini gw melihat dia.

setelah masuk ke sebuah ruangan tempat kita biasa latihan sudah berkumpul banyak sekali orang yang sedang serius mendengarkan arahan dari guru gw, seorang penari handal yang semasa presiden soekarno terpilih menjadi penari istana, beserta seorang laki-laki yang merupakan perwakilan dari SAU (Saung Angklung Udjo).

kebetulan bulan depan akan diadakan event yang akan digelar di pendopo kota bandung (tempat kediaman walikota bandung) dalam rangka menyambut tamu dari perwakilan beberapa negara di eropa. rencananya sanggar kami akan berkolaborasi bersama dengan SAU. dari situ gw baru sadar klo anak yang tadi bersama gw pasti termasuk dalam tim yang dibentuk oleh SAU.

sesi latihan dibagi menjadi dua, giliran pertama dari sanggar gw, yang dilanjutkan latihan dari SAU. sewaktu latihan dari SAU dimulai, dengan semangat gw mencari-cari anak yang tadi naik angkot bareng gw. tapi sampai akhir latihan, anak itu masih belum terlihat juga.

latihan terakhir dari SAU menampilkan salah satu tarian favorit gw, yaitu tari topeng. penarinya keluar langsung memakai topeng, padahal biasanya tidak seperti itu. mungkin karena waktu latihan yang sudah mendekati selesai. tari topeng yang ditampilkan yaitu tari topeng kelana gandrung, sebuah tarian yang sangat lincah, enerjik dan terlihat garang karena menggambarkan sosok rahwana yang identik dengan sifat angkara murka. sekilas gw mengamati penarinya yang ternyata seorang laki-laki. pantas saja gerakannya dari tadi cukup enerjik dan tegap khas laki-laki.
setelah tarian yang dibawakannya selesai dan mendapat applause yang meriah dari penonton yang ada di sanggar, penari itu membuka topengnya. kali ini gw dibuat tercekat ketika melihat wajah yang terbuka di balik topeng itu. itu kan anak laki-laki yang tadi! anak laki-laki yang satu angkot dengan gw!
senyumnya terkembang, memperlihatkan kembali barisan giginya rapih yang tertutup sebagian oleh behel yang dipakainya, ketika menerima tepuk tangan dari kami.

jujur, gw langsung jatuh hati sewaktu tahu dia yang menarikan tarian barusan. bukan apa-apa, tapi cuma ada tiga hal yang gw suka dari daerah cirebon : mangga gedong gincu, sirup tjampolay dan tari topeng!

dan sewaktu melihat ada anak seumuran gw yang juga turut serta dalam pagelaran kali ini benar-benar mengaduk-aduk perasaan gw. hanya dalam waktu beberapa jam saja bertemu dia sudah mampu membuat hati ini tak karuan rasanya, ada rasa kagum, suka dan simpatik.

sekali lagi gw mengkhayal tentang anak itu, "pembawaannya yang kalem serta santai, baik dan karena dia anak sekolah sebelah, sudah pasti pintar" , ucap gw dalam hati.

bola mata gw mengikuti kemanapun dia bergerak seolah-olah seekor singa yang tak mau melepaskan pandangan terhadap mangsanya. melihat dia sedang bercanda bersama teman-temannya, melihat dia sedang menengguk air mineral atau sekadar melihatnya mengusap keringat.

sial, padahal namanya aja gw belum tau siapa. otak kanan gw sedang berpikir keras memikirkan cara supaya gw bisa ngobrol dengan dia, ya walaupun sekadarnya. parah juga nih orang, bisa bikin hati gw jadi ngga karuan gini padahal baru sekali ini liatnya. dengan cepat gw berusaha membayangkan wajah argi dan berusaha mengalihkan pandangan dari anak itu. gw melihat hp kemudian membuka folder gambar, tempat dimana gw menyimpan foto argi, kemudian memandanginya lekat-lekat.
"eh...duluan ya." ucap sebuah suara yang terdengar berat tiba-tiba mengganggu kedamaian gw.



sewaktu gw melihat ke arah datangnya suara tersebut seketika itu juga gw langsung kaget. ternyata anak itu yang menyapa gw! dengan senyum manisnya itu dia mengangkat tangan kanannya pertanda dia akan pamit.



"i...i...iya. ma...ma...mangga." jawab gw terbata-terbata saking kagetnya.



kembali dia tersenyum lebar, mungkin karena melihat tingkah konyol gw yang kaget sewaktu melihat dia. setelah itu dia pun pergi bersama temannya, meninggalkan gw yang sedang mematung akibat efek melihat senyumnya itu. "dasar medusa!" umpat gw dalam hati.

setelah mengatur nafas yang sempat terhenti karena melihat senyumnya yang memabukkan itu, gw kembali menatap layar hp, melihat foto argi yang juga sedang tersenyum. orang seperti dia harus dilawan sama orang yang ganteng, fikir gw dalam hati. susah payah menghilangkan wajah anak itu dan untungnyaberhasil. ternyata foto argi selain cocok sebagai pengusir tikus, cocok juga buat menentramkan hati. hehehe....
18.30




"Lagi ngapain sop?" tiba-tiba sebuah suara yang berasal dari arah belakang kembali mengagetkan gw.




"eh...kamu gi. kirain siapa." jawab gw.



"kamu lagi ngapain sih ay? koq serius amat mukanya." tanya argi sambil merebut hp yang ada di tangan gw.



"eh...ja..jangan gi."



"HUAHAHAHAHAHAHA...." argi pun tertawa dengan kencang.



"kenapa ketawa gi? sini atuh balikin hp nya."



"kamu kangen berat sama aku ya ay?"



"ngga ih. enak aja."



"trus ngapain kamu liatin foto aku segala?"



"emangnya ngga boleh liatin foto kamu?"




"hahahaha...boleh2. nih mumpung ada orangnya, puas-puasin deh ay."



"ngga mau ah...udah bosen liat orangnya mah."



"hihihihi...kamu mah ada-ada aja. nanti kamu aku kasih deh foto aku yang super gede biar puas liatinnya."



"males banget! udah ah cepetan pulang gi."



"hihihihi...malu nih yang ketangkep basah."



"berisik!"



"hahahaha."
*Keesokan Harinya*




gw berlari secepat mungkin ke arah sebuah angkot yang sedang berhenti. "gw harus naik angkot itu", teriak gw dalam hati.

sebenernya sih angkot masih ada banyak. di belakang nya juga masih terlihat dua angkot yang sama sedang berjalan perlahan. tapi gw ngga peduli, setelah berlari dengan kencang, gw langsung menyerobot masuk ke dalam angkot, menghalangi seorang bapak-bapak yang tampak kesal karena gw menyerobot seenaknya.

beberapa menit kemudian angkot pun mulai berjalan dan mempercepat lajunya melewati jalan belitung yang suasananya pada waktu itu sedikit ramai. sambil mengipas-ngipas badan gw dengan tangan dan menyeka keringat yang bercucuran sehabis berlari kencang.

setelah kondisi mulai tenang dan terkendali, mata gw dengan awas langsung mengamati ke satu titik di pojokan sana. gw mengamati seseorang yang sedang serius membaca novel tanpa memperdulikan keadaan di sekitarnya yang penuh sesak.

ya anak itu, anak yang kemarin satu angkot dengan gw, adalah alasan mengapa gw ngotot harus naik angkot ini. tadi, dari kejauhan gw melihat sosoknya yang sedang berdiri menunggu angkot. maka dari itu gw berlari sekuat tenaga mengejar angkot ini.

setelah beberapa jalan terlewati dan keadaan angkot sedikit kosong, gw pindah tempat duduk ke pojok satunya lagi, maksudnya sih supaya berhadap-hadapan dengan anak itu.

gw berdehem sedikit kencang, berusaha mengalihkan perhatian anak itu dari buku yang dia baca. tapi usaha gw ternyata sia-sia, dia tetap asik membaca novel tanpa peduli keadaan disekitarnya. gw akhirnya menyerah, pasrah menatap wajahnya saja.

tadinya sih gw pengen nyapa dia, tapi gw bingung gimana cara nyapanya. bisa-bisa nanti dikira sok akrab. yang jelas target gw hari ini yaitu bayar utang sama itu anak. kemarin ongkos angkot sama ojek gw dia yang bayarin, makanya hari ini gw gantian yang bayarin dia. tapi gw masih bingung gimana cara ngomongnya sama dia, nanti dikira sombong klo gw tiba-tiba ngomong mau bayarin.

mau langsung ngasih duitnya aja juga bingung, dikira ngga sopan. karena tidak ada pilihan lain selain menunggu, akirnya gw memilih untuk diam disepanjang perjalanan. gw hanya berani memandangi dia dari dekat, menilai dia dari ujung rambut sampai ujung kaki.

"anak ini bajunya rapih", celetuk gw dalam hati. bajunya dimasukkan ke celana dan benar-benar masih rapih, tidak kusut seperti punya gw atau argi.

ada sebuah hand-band berwarna hitam yang dia pakai di tangan kirinya. biasanya sih yang suka pakai hand-band itu anak basket, ditunjang dengan postur badannya yang cukup tinggi, sedikit lebih tinggi dari argi.

sewaktu dia membuka halaman buku, terlihat di ujung jari telunjuk dan jempolnya terdapat coretan pulpen dan bekas tip-ex, berarti dia tipikal anak yang rajin mencatat.

ketika gw sedang asik mengamati wajahnya, tiba-tiba matanya menatap lurus ke arah gw yang duduk persis dihadapannya. serta merta gw langsung mengalihkan pandangan ke samping, ke sebuah kaca belakang yang besar berpura-pura melihat pemandangan di jalan raya.

dia masih menatap gw selama beberapa menit, entah apa maksudnya tapi yang jelas gw merasa sangat grogi waktu itu. dia tersenyum tipis ke arah gw, dan gw membalasnya dengan senyum yang sedikit terpaksa, bukan karena gw sombong, tapi karena gw grogi. grogi tingkat akut.

dia kembali melanjutkan membaca novelnya dan gw kembali mencuri-mencuri pandang ke arahnya, memastikan dia sedang terfokus membaca. sebenernya nyesel juga sih tadi. kenapa gw ngga ajak dia ngobrol aja toh kemarin kan dia sempat pamit sama gw. pasti dia juga masih inget sama gw.

yang paling penting, klo tadi gw ajak dia ngobrol, gw pasti bisa tau namanya. nah sekarang, ngbrol pung ngga, tau namanya boro-boro. gw udah ngintip-ngintip sih badge nama dia di seragam, kebetulan sekarang lagi pake seragam putih abu biasa jadi pasti ada namanya dipasang di dada sebelah kanan. sayangnya, buku yang dia baca menutupi namanya di seragam.

haduh-haduh...gw koq jadi orang pemalu amat yaaaaa. padahal rugi jadi orang pemalu teh, mau kenalan, susah. mau ngobrol, takut. masa nasib gw cuma bisa ngeliatin dia aja sih. gw kan mau mengenal dia lebih jauh lagi.

pengen bisa ngobrol akrab sama dia, berbagi pengalaman sama dia karena gw merasa dia sama-sama penggiat seni seperti gw ini. gw mencoba berdehem sekali lagi dengan suara yang lebih keras dari sebelumnya. namun hasilnya sama saja, nihil. tidak sedikitpun dia bergeming apalagi melihat ke arah gw.
Terdiam -




mataku terus tertuju padamu
saat kulihat dirimu tersenyum
ingin aku menyapa
namun ku terdiam tak kulakukan

mungkinkah kau pun juga begitu
tahu kau masih malu mungkin
sungguh ingin ku sapa
namun ku terdiam tak kulakukan



*chorus*


apakah kau rasakan
getaranku pada dirimu
ku hanya duduk terdiam
menunggu untuk tahu namamu

ku menunggu untuk tahu namamu
namun ku terdiam tak kulakukan


*repeat chorus*


mataku terus tertuju padamu
inginku sapa dirimu
namun ku masih malu tuk hampiri dirimu
diriku terdiam, aku menunggu, aku terpaku


*repeat chorus*



.:by Maliq n D'Essentials
"biar gw yang bayar ongkosnya" ucap gw kepada anak itu, ketika dia hendak membayar ongkos kepada supir angkot.



dia hanya membalas ucapan gw dengan tersenyum sambil berdiri menunggu gw yang sedang menerima kembalian dari pak supir.



"ojek lo gw yang bayarin jg ya? kan kemarin gw punya utang.



lagi-lagi anak itu hanya tersenyum manis ke arah gw sambil berjalan menuju tukang ojek masing-masing. argh! itu anak bener-bener bikin gw melayang deh, ngga banyak omong, cuman sekedar senyum yang anehnya terasa hangat di dada gw.



"makasih ya." tiba-tiba anak itu berkata sambil sedikit menundukkan kepalanya dengan sopan.



"iya. sama-sama, makasih juga yah buat kemarin." balas gw dengan intonasi yang kurang jelas karena grogi melihat senyumnya itu.
anak itu kembali tersenyum ke arah gw dan mempersilahkan gw untuk masuk terlebih dahulu. masyaalloh...hati gw serasa mau meledak klo terus-terusan liat senyumnya dia. senyuman yang sangat manis dan benar-benar terasa sampai ke hati.

saat berjalan menuju ke dalam sanggar kami masih hening dalam diam. mungkin gw dan anak itu sama-sama bingung harus memulai obrolan dari mana. akhirnya kami tenggelam dalam latihan yang masing-masing kami jalani tanpa pernah bertegur sapa sedikitpun, padahal hati gw sudah panas saking tidak sabar untuk bisa berbincang-bincang dengannya.

ketika gw sedang berlatih rampak kendang, tiba-tiba gw melihat dia dan beberapa orang temannya sedang menonton kami. akhirnya karena merasa ingin unjuk gigi, gw pun mulai bersemangat latihan dan mempertunjukkan keahlian gw sebaik-baiknya. hasilnya? dia dan teman- temannya memberikan tepuk tangan yang meriah. dan lagi-lagi gw menangkap sebuah senyuman kecil menghiasi wajahnya yang manis itu.

entah untuk yang kesekian kalinya hati gw terdesak oleh perasaan yang aneh, perasaan yang sama ketika gw sedang senang saat berada di dekat argi.

setelah giliran sanggar kami latihan, tiba giliran yang gw tunggu daritadi, yaitu giliran dia dan teman-temannya dari saung angklung udjo latihan. lagi-lagi dia tampil di sesi latihan paling akhir. dia tampil sedikit berbeda dari kemarin, kali ini dia tampil bersama beberapa orang membawakan sebuah lagu kroncong yang liriknya sangat ciamik.

mulut gw hanya bisa menganga ketika anak itu dan seorang gadis belia berduet menyanyikan lagu keroncong. memang suara anak itu bukan tipikal suara yang sesuai untuk menyanyi lagu keroncong, tetapi suara 'bariton' nya terasa pas berpadu dengan suara lembut dari gadis belia itu. titi nada diatonis yang harmonis itu ditambah lagam keroncong yang lemah lembut benar-benar membuat gw semakin jatuh hati.

entah hanya perasaan kagum semata atau ada perasaan lain yang menghinggapi batin gw saat ini. lirik lagu yang dia nyanyikan waktu itu sebenarnya simpel sekali, hanya sebuah pantun lama, tapi terasa mengena di hati.
Keroncong Selayang Pandang - *Lagam Keroncong Kemayoran*




Dari Mana Datangnya Lintah


jiwa manis indung di sayang
la la la la la la la la laaa


ooooh...darilah sawah
darilah sawah turun ke kali


Dari Mana Datangnya Cinta
Darilah Mata Turun ke Hati


la la la la la la la la laaa


Dari Mana Datangnya Lintah


jiwa manis indung di sayang
la la la la la la la la laaa


ooooh...darilah sawah
darilah sawah turun ke kali


dari mana datangnya cinta
darilah mata turun ke hati


la la la la la la la la laaa


Kalau Ada Sumur di Ladang


jiwa manis indung di sayang
la la la la la la la la laaa


ooooh...bolehlah saya
bolehlah saya menumpang mandi


kecipir berayun-ayun
jangan dipikir berlarut-larut


la la la la la la la la laaa


Kalaulah ada umurku panjang


jiwa manis indung di sayang
la la la la la la la la laaa


ooooh...bolehlah kita
bolehlah kita berjumpa lagi


kedondong di atas peti
ini keroncong sampai disini
gw berjalan menuju tempat dimana pak taufik, sebagai perwakilan saung udjo, berada. gw bermaksud untuk menyerahkan sebuah kertas yang berisi not-not lagu yang akan digunakan SAU sebagai musik pengiring dari sanggar kami ketika akan pentas.

dengan penuh harap gw mencari anak itu, anak yang gw sangat kagumi, dan mampu membuat gw jatuh hati. gw sengaja menerima tugas untuk mengantarkan kertas ini karena rencananya gw tidak langsung menyerahkannya kepada pak taufik, melainkan kepada anak itu.

cukup bisa dijadikan alasan untuk mengobrol. sayangya sewaktu gw mendekat ke arah tempat dia berkumpul bersama teman-temannya, dia sedang tidak berada disana. tapi berhubung hati ini sudah tidak bisa kompromi lagi, gw nekat duduk menunggu di dekat tumpukan tas mereka. "mungkin mereka sedang ganti baju", fikir gw dalam hati.

sewaktu sedang menunggu, mata gw tertuju kepada sebuah tas punggung berwarna hitam mengkilat yang letaknya tidak jauh dari tempat gw berada. gw yakin dan hafal dengan persis klo tas yang gw liat adalah tas anak itu.

di atasnya, ada sebuah baju seragam yang dilipat degan rapih. sambil melihat sekeliling, dengan nekat gw duduk mendekat ke arah tas itu, kemudian menarik bajunya sedikit. sialnya, sewaktu gw tarik bajunya, baju itu malah jatuh ke lantai. dengan secepat kilat gw bersihkan debu yang menempel kemudian melipat bajunya kembali dengan rapih.

sewaktu melipat bajunya, gw iseng melihat nama yang biasanya dijahit di bagian atas sebelah kanan baju. wah, ternyata ada namanya. dengan seksama gw baca nama yang terjahit rapih di bajunya itu ; "PANJI K. PUTRA".
"ehem.." tiba-tiba terdengar suara seseorang di dekat gw.



"@#$*&%" saking gugup dan bingungnya gw mau jawab apa, mulut gw cuma bisa megap-megap ngga jelas.



"itu baju kamu?" tanya anak itu sembari mengerenyitkan dahinya sementara matanya menatap tajam ke arah gw.



"bu..bu..bu..kan. i..i..ni baju kamu. ta..tadi jatuh te..terus gw am..ambil." jawab gw dengan nada yang teramat sangat gugup sambil menyodorkan baju seragam yang tadi gw pegang.



muka nya yang semula nampak heran berangsur-angsur mulai terlihat bersahabat lalu kembali anak itu tersenyum manis sewaktu mengambil baju dari tangan gw.



"makasih ya. maaf ngerepotin." jawab anak itu kemudian.



"sa..sa..ma-sama." balas gw dengan suasana hati yang masih tak karuan saking terkejutnya.



"mau?" tanya anak itu sambil menyodorkan sebuah wadah tupperware kecil berbentuk persegi yang dia ambil dari dalam tas nya, tidak lupa terlihat sebuah senyum tipis sebagai pemanis.
"ini teh apa?" tanya gw dengan muka polos.



"kueh. itung-itung terima kasih." jawabnya singkat.



"terima kasih buat apa?" tanya gw seraya mengambil kueh yang dia tawarkan.



"koq cuma satu ngambilnya? yang banyak atuh." ucap dia lalu meletakkan wadah tupperware itu di antara kedua paha gw yang sedang duduk bersila.



"hehe...iya. makasih ya. kuehnya enak. bekel dari rumah ya?"



"harusnya aku yang bilang terima kasih bajunya udah dirapihin sama kamu. iya bawa dari rumah." jawab anak itu seraya sibuk membereskan barang-barang yang akan dimasukkan ke dalam tas.



"kueh nya enak banget. ibu kamu yang bikin ya?"



"bukan."



"oh...kirain. beli dimana kuehnya? nanti aku mau beli buat ibu sama abah."



"bukan beli juga sih." jawab anak itu sambil menutup resleting tas nya yang tampak menggembung karena penuh oleh barang.



"lho terus? dikasih?"



"ngga. bikin sendiri." ucapnya sambil tetap tersenyum manis sambil melihat ke arah gw.



"hah? baleg???"

(hah? seriusan???)
"hehe...jangan melotot gitu atuh." jawabnya sambil tersenyum.



"hahaha...masa sih melotot? eh seriusan kueh nya bikin sendiri?"



"iya serius. ngga enak ya kueh nya?"



"eh ngga, sumpah meni raos pisan kueh na."

(eh ngga, sumpah enak banget kueh nya.)



"hehe...klo enak mah dihabisin atuh kueh nya." ucapnya ramah. dan lagi-lagi tersenyum super manis.



"beneran boleh dihabisin?"



"mangga..."

(silahkan)
"eh iya lupa kita kan belum kenalan? hehe...maaf ya telat, padahal udah makan kueh nya. nama gw, eh aku, sofi." ucap gw sambil menyodorkan tangan kanan ke arah nya.



"panji." jawabnya singkat lalu tangan nya menggenggam tangan gw ditambah sebuah senyum terukir manis di wajahnya.



"oh iya lupa, ini ada titipan buat pa taufik nji." ucap gw sambil menyerahkan kertas partitur.



"oh...buat pentas ya. tunggu sebentar sof. mau ngasih partiturnya sama om taufik dulu." jawabnya sopan kemudian beranjak pergi.



fyuhhh....gumam gw merasa lega sewaktu panji beranjak pergi. asli gw gugup, grogi, stres, bingung deh namanya apa. yang pasti jauh di lubuk hati ini gw merasa teramat sangat senang bisa ngobrol sama panji. udah bisa kenalan, pegang tangan nya yang terasa hangat buat gw. gila nih anak, bikin gw jadi ngga jelas gini.

duh...argi mana ya? koq ngga dateng-dateng. bisa bahaya juga nih klo lama-lama ngobrol sama panji, bisa beneran suka nantinya. itu bibirnya mau gw plester aja deh supaya ngga bisa senyum lagi. ngga kuat gw liat senyumnya. tapi mau gimana lagi, suka ngga suka, gw emang suka! argh! lieur aing mah! (pusing gw!)
"sofi, kata om taufik, haturnuhun." tiba-tiba suara panji mengagetkan gw yang sedang asik bermonolog dengan diri gw sendiri.



"iya sama-sama nji. kamu ngga pulang?"



"ngusir ini teh ceritanya?"



"hahaha...ngga atuh nji. kemarin kan kamu jam segini udah pulang."



"hehe..iya bentar lagi. kamu ngga pulang?"



"nunggu dijemput."



"oh..."



"eh iya nji, tadi kamu nyanyinya bagus banget. suka banget waktu dengerin kamu nyanyi keroncong."



"makasih sof. tapi ngga sebagus kamu waktu main rampak kendang."



*JLEB*

jawaban yang diucapkan dengan santai tapi disertai senyuman manis langsung menusuk tepat ke sasaran. ternyata si panji satu spesies sama argi tapi dengan watak yang jauh lebih kalem. melihat gw yang sedang melamun, panji membuka kembali tas nya dan mengeluarkan dua buah buku tulis beserta tempat pinsil.
"mau ngapain nji?"



"ngerjain pr." jawabnya sambil mulai asik menulis.



"wah...aku juga ada pr yang belum dikerjain euy. ikutan ah."



"sok atuh." jawab dia singkat tetap dengan senyuman andalannya.



hampir setengah jam gw dan panji mengerjakan pr masing-masing. panji menegerjakan tiga buah pr sekaligus, fisika, matematika dan biologi. sementara gw mengerjakan pr bhs. inggris dan bhs. indonesia. tingkat keautisan panji sewaktu mengerjakan pr memang luar biasa. tangan kanannya sibuk menulis sementara tangan kirinya dia pakai untuk menghitung.

anehnya dia terkadang berhenti menulis dan terdiam selama beberapa menit, tapi setelah itu tangannya kembali menulis dengan lancar jawaban dari soal-soal yang menurut gw lumayan sulit kalau tidak melihat contoh soal dari buku cetak tapi panji malas membuka buku cetak, sudah khatam dibaca katanya. dasar anak sekolah sebelah.

akhirnya panji selesai terlebih dahulu dibandingkan gw yang masih berkutat mengerjakan pr bhs. indonesia.
"nji...mau tanya dong?"



"tanya apa?" jawabnya sambil kembali memasukkan buku dan tempat pinsil ke dalam tas punggung besar berwarna hitam miliknya.



"bhs. indonesia doang sih, tapi lagi males mikirnya."



"emang soalnya apa sof?" tanya dia sambil menengguk air mineral.



"cuma bikin pantun aja nji, aku paling ngga bisa ngarang pantun."



"oh...pantun nya berapa kerat?"



"kerat teh apa nji?"



"baris."



"oh...sory ngga tau. yang biasa aja nji, empat baris."



"jenisnya pantun jenaka, nasihat atau apa?"



"jadi gini nji, tugasnya teh disuruh bikin cerita, nah di tengah ceritanya harus disisipin pantun. ceritanya sih udah aku bikin, tinggal pantunnya aja."



"boleh liat buku nya?" tanya panji.



kemudian panji mulai membaca cerita yang gw tulis dengan seksama. cukup cepat juga sih bacanya. kebetulan cerita yang gw tulis temanya sedikit romantis.



"a-b-a-b atau a-a-b-b sof pantunnya?



"bebas nji."



"hmm...pantunnya asal ngga apa-apa ya?"



"emang pantunnya apa nji?"
"Layang-layang Selayang Pandang
Hati di Dalam Rasa Bergoncang
Layang-layang Jatuh di Kali
Sekali Pandang Langsung Jatuh Hati"
"........"



"ngga bagus ya?"



"bagus sih, tapi..."



"kenapa?"



"hahaha...ngga apa-apa nji. pantunnya asa menohok euy."



"menohok siapa?"



"hahaha..bukan siapa-siapa. udah ah lewat. makasih ya pantunnya nji."



"sama-sama."
*rrrt...rrrt...rrrt...*


hape gw bergetar, ternyata ada sms dari argi, katanya sih dia udah nunggu di depan dan gw disuruh langsung ke sana. dengan segera gw membereskan buku dan alay-alatnya kemudian bersiap-siap untuk pulang.



"nji, aku pulang duluan ya. udah di jemput."



"mangga..."



"kamu mau sekalian ikut ngga?"



"emang kamu mau ke arah mana?"



"buah batu. klo kamu ke mana?"



"wah beda arah sof. nanti aja bareng sama yang lain. makasih ya."



"oh...oke deh. duluan nji." ucap gw sambil beranjak pergi.



"mangga..."
22.30 pm





"Sop, besok pagi ke sabuga mau ga?" tanya argi.



"mau ngapain emangnya gi? tumben ke sabuga."



"mau jualan surabi."



"hah? seriusan? emang kamu bisa bikin surabi?"



"dasar onceu! dimana-mana ke sabuga teh pengen olahraga. dudul ih kamu mah."



"huhuhu...habisnya tadi kamu bilang mau jualan surabi. besok kan masih harus ke sekolah gi?"



"ah, besok kan hari sabtu ini, cuma ekskul doang. kita pagi-pagi aja ke sabuga nya sop. okeokeokeoke?"



"hmm...si ata sama ita gimana? masa ditinggal sendirian di rumah?"



"hih..dasar awewe. ribet amat diajakin teh. ya dibawa aja atuh ata sama ita mah. beres perkara."

(awewe = perempuan)



"huhu...maaf atuh gi. iya aja deh aku mah."



"nah gitu dong biar cepet. hehe..."
Pagi ini kabut masih menyelimuti daerah babakan siliwangi, tempat dimana sabuga berada. setelah membayar karcis masuk yang masih seharga 1000 rupiah per orang, gw, argi, bersama ata dan ita memasuki area SARAGA (sarana olah raga ganesha) terkadang ada juga yang menyebutnya SORGA, dengan akronim yang sama.

saraga mempunyai beberapa spot untuk olahraga yang berbeda, ada kolam renang, tenis court, lapangan basket, lapangan softball, lapangan bola dan pastinya jogging track yang mengelilingi lapangan bola. untungnya karena masih pagi, jogging track nya masih lengang, mungkin satu jam kemudian jogging track mulai dipenuhi banyak orang.
walaupun masih sedikit orang yang berolahraga tapi di dekat jogging track sudah dipenuhi oleh tukang jualan yang kebanyakan didominasi oleh tukang bubur,sesuai dengan nama tempatnya, sabuga (sarapan bubur sambil olahraga).

setelah stretching yang lebih mirip gerakan ngulet-ngulet dibanding pemanasan, kami berempat mulai berlari kecil melintasi jogging track yang sudah diberi garis yang membagi track menjadi 8 jalur. buat kami yang
cuma lari santai maka berlari di track 7 dan 8. kita cuma lari-lari kecil selama setengah putaran, sisanya sih jalan kaki soalnya ata sama ita bisa pingsan klo diajak lari keliling lapangan.

lelah mengelilingi lapangan, argi memutuskan untuk mencoba track refleksi yang berisi batu-batu kecil. katanya sih fungsinya untuk memperlancar peredaran darah tapi gw baru nyoba sebentar malah sakit kakinya habis batunya lancip-lancip banget. gw, ita dan ata akhirnya hanya melihat argi yang nampak senang bermain di track refleksi, mungkin cocok buat argi supaya peredaran darah ke otaknya lancar, klo lancar kan nanti 'gelo' nya bisa sedikit berkurang.
setelah argi puas bermain-main di tumpukan batu ngga jelas itu, kita berempat langsung pergi meninggalkan jogging track menuju area parkiran. tadinya mau sarapan bubur di deket jogging track tapi waktu liat bubur ayam nya memakai kuah gulai berwarna kuning, ata dan ita tidak mau. ata dan ita kebetulan suka nya bubur ayam yang polos atau kuah bening. sempat bingung juga sih mau makan dimana, tapi argi memutuskan untuk pergi di sekitar jalan ganeca atau gelap nyawang yang sering dijadikan tempat mangkalnya tukang bubur sekaligus bisa bersantai di taman ganesha, salah satu taman favorit ata dan ita selain taman lalu-lintas.

pusing karena cukup lama berputar-putar akhirnya kita menemukan si mamang bubur yang cocok dengan ata dan ita, lokasinya di jalan ganeca, persis di depan gerbang masuk itb. karena masih pagi dan kebetulan berbarengan dengan musim hujan, suasana di jalan yang dipenuhi grafiti-grafiti (baca : kotoran) burung ini masih sepi dan nampak kabut tipis menyelimuti ujung-ujung dahan pohon yang ada disepanjang jalan.
selagi kita berdua makan bubur, ata dan ita tampak asik berkejar-kejaran di lapangan rumput yang disampingnya ditancapkan sebuah papan bertuliskan : "do not walk on the grass". awalnya sempet takut juga sih dimarahin sama petugas atau siapa gitu, tapi kata argi si ata sama ita ngga bakal dimarahin, soalnya mereka berdua kan lari di atas rumput, bukan jalan. kali ini gw setuju dengan pendapat argi. harusnya tulisan "do not walk on the grass" diganti sama "don't touch me"


selesai makan, gw dan argi mengantar ata dan ita ke rs. borromeus yang letaknya tak seberapa jauh dari situ. ata dan ita dititipkan ke sana karena ibu gw yang meminta supaya ada teman sewaktu menunggui abah. beres mengantar ata dan ita, kita berdua sempat mampir ke rumah argi sebentar untuk mandi dan berganti baju ekskul kemudian baru pergi ke sekolah, dimana seharian nanti kita tenggelam dalam kegiatan ekskul masing-masing.
16 tahun

Bandung, September 200x

KANTIN SEHAT




Dari Mana Datangnya Lintah
Darilah Sawah Turun ke Kali
Dari Mana Datangnya Cinta
Darilah Mata Turun ke Hati



sebuah lagu yang pertama kali kudengar dinyanyikan oleh seseorang yang saat ini sosoknya sedang menari-nari di alam bawah sadarku. pertama kali melihat dia di angkot, aku sudah menduga ada sesuatu yang spesial dari anak itu.

entah apa yang spesial, sampai saat ini aku belum bisa menemukan jawabannya. ada sedikit perasaan suka sewaktu melihat dia tersenyum, perasaan kagum sewaktu melihat dia menari topeng dan perasaan nyaman sewaktu mengobrol dengannya. sumpah aku bingung mau nulis apa di buku harian ini.

hari ini, setelah selesai kegiatan ekskul aku menyempatkan diri duduk di kantin ini, kantin yang letaknya ada di sekolah sebelah. aku sudah sering pergi ke kantin ini sebelumnya, tapi kali ini ada perasaan lain yang menggerakkan kaki untuk duduk dan mengamati suasana kantin ini.

tidak ada alasan lain lagi! anak itu, yang membuatku kagum, seharusnya juga ada di kantin ini, karena ini kantin sekolahnya. tapi sayang, sedari tadi aku duduk lama disini, tidak ada tanda-tanda kalau dia ada. sebenarnya aku juga bingung, andaikan dia ada, apa yang mesti aku perbuat. mau menegur, takut.

apa aku suka anak itu? tapi bisa jadi hanya sebuah kekaguman sesaat. entahlah yang mana yang benar. aku bingung.

pelan tapi pasti, aku juga mendengar suara supaya aku tidak terlalu terbawa arus ini. mungkin perasaan aneh ini hanya sebuah kesan sesaat yang membahayakan. aku harus berhati-hati bermain arus, bisa-bisa nanti hanyut.

anak itu tidak salah. mungkin dia memang tersenyum kepada semua orang yang dia kenal, tidak hanya kepadaku saja. bukan salahnya kalau aku merasa kagum yang teramat mendalam. terkadang yang namanya perasaan itu sulit dibendung, mudah-mudahan perasaan ini tidak meluap.

aku harus ingat, disisi aku sekarang sudah ada seseorang yang luar biasa baiknya. aku tidak ingin meminta lebih dari apa yang sudah aku terima. mudah-mudahan perasaan aneh terhadap anak itu segera sirna.

13.00 pm
setelah selesai menulis di buku harian, gw memasukkannya kembali ke dalam tas dan melihat keadaan di sekeliling kantin, berharap akan kehadiran seseorang. sudah satu setengah jam lebih gw disini, tapi hasilnya nihil.

ketika gw memutuskan untuk membayar roti bakar yang tadi gw makan, tiba-tiba terdengar teriakan beberapa orang anak yang memanggil-manggil nama seseorang yang terdengar tidak asing di telinga gw. dengan cepat gw mengalihkan pandangan ke arah gerbang, ternyata benar, anak itu ada disitu.

dia baru saja masuk dari jalan kalimantan menuju ke kantin ini, membawa kantong kresek berwarna hitam ukuran sedang. tak beberapa lama kemudian tampak beberapa orang anak mendekati dia dan terjadi sedikit
kehebohan disitu.

panji terlihat sedang membuka tas nya dan mengeluarkan sebuah boks plastik berukuran sedang berwarna biru gelap. anehnya, sewaktu boks dibuka, ada beberapa anak yang langsung menyerbu isinya. setelah cukup lama melihat kejadian aneh itu, gw memberanikan diri untuk mendekat ke arah panji, yang waktu itu terlihat sedang sibuk menghitung lembaran uang ribuan dan menumpuk beberapa buah koin di atas meja.
"hei nji..." sapa gw sambil mencolek pundaknya.



"sofi?" tanya dia heran ketika membalikkan badannya dan melihat ke arah gw.



"iya nji. lagi sibuk nih kayanya." tanya gw sembari duduk di kursi sebelahnya.



"oh...ngga juga. koq ada disini sof?" tanya dia sambil tetap sibuk menghitung lembaran uang ribuan yang ada ditangannya.



"emang biasanya juga gw makan di kantin sini nji. cie...banyak duit nih kayanya."



"emang di sekolah sebelah ngga ada kantin ya?" tanya dia sambil melipat uang kertas dan memasukkannya ke dalam dompet yang terbuat dari kain yang berwarna hitam.



"hahaha...ada lah, emang gw sering kesini aja kali. tiap istirahat juga seringnya makan disini."



"oh..pantes kantin di sini penuh terus klo istirahat, anak sebelah juga makannya ke sini." jawab dia, kali ini sambil menghitung uang logam yang ditumpuk di atas meja.



"haha...sinis gitu jawabnya nji. sibuk banget daritadi, emang lagi ngapain sih?"



"oh...lagi ngitung duit. hehehe."



"adeuh gaya yang banyak duit. eh, ini dikantong kresek apaan nji? koq banyak komik gini sih?" tanya gw sambil membuka kantong plastik hitam yang ditaruh di atas meja.



"oh...itu mah barang dagangan." jawab dia sambil tersenyum ke arah gw.



"barang dagangan?" tanya gw heran.
"kamu suka baca komik ngga sof?"



"suka dong. emang kenapa nji? ini komik nya mau dikasihin ke gw?"



"hehe...bisa aja kamu sof. ngga,siapa tau ada komik yang kamu baca disitu."



"hmm...ada nih, gw baca harlem beat. yang barunya ada ngga nji? ini mah nomor lama semua."



"aku jualnya komik bekas semua sof, ngga ada yang baru. hehe." jawabnya sembari melebarkan senyumnya yang malas aku lihat itu. bukan apa-apa, tapi takut kesambet.



"oh..ini teh dijual??"



"iyalah...gimana sof? barangkali kamu mau koleksi komik-komik lama."



"harga satu komiknya berapa nji?" tanya gw sambil mengangkat beberapa komik yang sudah gw pilih.



"klo beli satu mah 3000, tapi klo beli lima, aku kasih diskon jadi 10.000 aja sof. hehe."



"wah...mending beli 5 sekalian dong. ntar ya gw pilih-pilih dulu."



"mangga..." jawab panji sambil tetap tersenyum
"eh, klo yang di wadah biru itu apa nji? komik juga?"



"bukan sof, itu mah kueh. kamu mau beli juga?"



"hah? kamu jualan kueh juga??"



"iya sof, ngga kalah enak lho sama kueh yang tadi malem. sok atuh diliat dulu." ucapnya sambil membuka boks berwarna biru tua itu.



"wah, tinggal tiga biji nji. berapaan tuh?"



"hehe...iya, habis kamu telat, tadi mah masih banyak. harga penghabisan deh, 2000 aja."



"wuih...murah amat. mau dong, gw udah makan sih, tapi nanti mau gw kasih sama temen aku aja deh, pasti suka."



"buat pacar ya sof? hehehe. dijamin suka deh pacar kamu." jawab panji sambil membungkus kueh itu dengan tisu dan menyerahkan nya ke gw.



"ada deh. eh, ini sekalian sama komik nya 5, jadi berapa nji?"



"12.000 sof. diskon spesial ini teh."



"gitu atuh dikasih diskon, biar laku dagangannya. nih uang nya nji, 15.000" ucap gw sambil menyerahkan uang kepada panji.



"sip bos, ini kembalian nya 3000. haturnuhun sof. hehe." balas panji sembari merapihkan kembali barang dagangannya yang sudah gw acak-acak.
"lo tiap hari jualan nji?"



"klo komik mah iya sof, tapi klo kueh mah jarang, klo sempet bikinnya aja."



"ari kueh teh bikin sendiri???"



"iya sof. ngga parah-parah amat kan rasanya?"



"ngga tau yang ini mah belum dicoba. tapi yang tadi malem mah enak banget. demi ini mah."



"hehe...nanti deh klo aku bikin kueh, aku bawain lagi, tapi harus beli ya?"



"hahaha...iya-iya. padahal tadinya mah mau minta aja."



"gampang itu mah sof."



"emang kamu teh jualan apa aja nji?"



"ya ngga tentu juga sof, tergantung pesenan."



"maksudnya?"
"misalnya komik, klo udah banyak yang pesen, baru aku beliin. tapi kadang2 ada komik sisa juga sih yang aku jualin."



"oh, berarti gw bisa pesen juga nih?"



"bisa banget. sok kamu mau komik apa sof? nanti aku cariin. tapi ngga semuanya ada lho, soalnya komik bekas jadi agak susah nyarinya."



"wah asik tuh... komik harlem beat dulu aja. aku udah tamat sih, tapi koleksinya belum lengkap. aku pesen nomer 10-20 ya?"



"oke bos. tapi sedapetnya ya sof. ngga janji lengkap dari nomor 10-20."



"iya ngga apa-apa. terus kamu teh jualan apa lagi nji?"



"macem-macem sof."



"macem-macem teh apa aja?"
"hmm...kamu ke sekolah naik motor atau mobil?"



"motor nji. emang kenapa?"



"nah...klo misalnya kamu mau ganti knalpot atau mau beli body kit, atau mau modif, bilang sama aku aja sof."



"lho, emang kamu punya bengkel ya nji?"



"ngga sih, tapi aku kerja di toko spare part gitu sof. klo lewat aku mah, nanti dapet harga khusus." ucap panji dengan nada yang sedikit berbisik.



"seriusan? dimana toko nya nji?"



"itu di banceuy. dijamin cincay deh harganya sof."



"hahaha...udah kaya kokoh-kokoh aja kamu mah nji. emang kamu kerja jadi apanya?"



"aku mah cuma nyari orang yang mau ngemodif aja, nyari pelanggan sof."



"ooh...kirain kamu yang buka toko."



"hehe...ya ngga atuh. nanti klo mau ngemodif, bilang sama aku aja ya sof."



"hahaha...beres nji. trus kamu teh jualan apa lagi? masih ada lagi ya?"



"masih dong. hehe"



"waw, dagang apalagi? narkoba? ato miras?"
"hehehe...parah ah kamu mah. gini sof, klo misalnya kamu mau bikin jaket atau kaos angkatan, bisa pesen sama aku juga."




"wah, yang bener? kamu buka toko apalagi emangnya nji? banyak bener."



"hehehe..ngga atuh. aku punya kenalan aja sama orang yang usaha sablon kaos."



"ohh...nanti desain nya gimana?"



"ya bisa sendiri sof. tapi bisa juga kita yang desain, dijamin bagus hasilnya. aku punya contoh bahan nya, nanti klo kamu mau liat, aku bawain."



"ngga sekarang atuh nji. kan cuma nanya aja ini teh."



"iya sof, siapa tau nanti kamu mau bikin kaos atau jaket kelas atau angkatan. bisa hubungin aku. harga, cincay deh."



*rrrt...rrrt...rrrt...*



hp yang gw simpan di saku celana tiba-tiba bergetar, sewaktu gw cek, sms dari argi yang isinya ajakan untuk segera pulang karena argi sudah menunggu di lapbal."



"nji, gw pulang dulu yah. udah ditungguin soalnya."



"mangga...." jawabnya santai sambil tersenyum manis.



"oh iya, boleh minta no hp kamu ngga? siapa tau mau pesen komik atau pesen knalpot?"



"hahaha...oke bos. nih, aku punya kartu nama, mangga..." ucapnya sembari menyodorkan sebuah kartu nama berwarna biru dongker.



"buset...punya kartu nama segala. udah kaya om2 aja nji."



"hehe...klo orang dagang, harus punya kartu nama sof."



"sip deh. nanti gw sms klo mau pesen komik."



"mangga. makasih banyak ya sof."



"iya nji." jawab gw kemudian berjalan pergi meninggalkan panji sambil membaca kartu namanya dengan perasaan girang. =D 

"lama banget ay. habis ngapain gitu?" tanya argi di dalam mobil.



"maaf atuh, tadi habis beli komik."



"hah? beli komik dimana? gramed?"



"bukan, di temen aku. dia kan jualan komik bekas gi. lumayan buat koleksi."



"wah...ada komik apa aja sof? gong ada ngga? di gramed waktu aku cari mah ngga ada yang nomer-nomer awalnya, padahal aku juga mau koleksi."



"tadi mah ngga ada gi, tapi kita bisa pesen lho mau komik apa, nanti dia yang cariin."



"wew, boleh tuh. berapaan harganya? "



"klo satu mah 3000, tapi klo kaya aku langsung beli lima, cuma sepuluh ribu. murah banget kan gi?"



"hah? murah pisan itu mah. aku mau dong ay pesen komik gong. yah yah yah."



"oke deh, ntar aku sms-in. mau nomer berapa aja gi?"



"hmm...dari nomer 1-10 dulu aja deh ay. tolong yah pang-sms-in."



"iya gi. eh, mau langsung pulang ini teh?"



"ke rumah aku dulu yah, mandi. terus aku mau jalan-jalan. malem minggu nih."



"oh iya, ntar malem teh malem minggu. emang kamu mau jalan-jalan kemana gi?"



"ngga tau ay, liat ntar aja deh. eh, kayanya aku nyium bau wangi apa gitu yah..." ucap argi sambil hidung nya mengendus-ngendus sesuatu.



"hahaha...dasar ucing!!! tau aja klo aku bawa kueh. nih, aku beliin kueh buat kamu." ucap gw sambil menyerahkan kueh yang langsung dilahap ucing argimon.



"ngeunah euy. ti kantin sabelah ini teh ay?"

(enak euy. beli dari kantin sebelah ini teh ay?)



"bukan. beli dari temen aku juga yang jualan komik gi. enak kan?"



"ngeunah pisan ay. emang temen kamu buka toko ya disebelah?"



"hahaha...nanti deh aku ceritain di jalan."



"oke." jawab argi sambil menyalakan mesin mobil dan memacu mobil meninggalkan sekolah menuju rumahnya.

to be continued 

0 comments:

Post a Comment