DISCLAIMER:

This story is a work of fiction. Any resemblance to any person, place, or written works are purely coincidental. The author retains all rights to the work, and requests that in any use of this material that my rights are respected. Please do not copy or use this story in any manner without author's permission.

The story contains male to male love and some male to male sex scenes. You've found this blog like the rest of the readers so the assumption is that material of this nature does not offend you. If it does, or it is illegal for you to view this content for whatever the reason, please leave the page or continue your blog walking or blog passing or whatever it is called.



Ninja Next Door - Extra Chapter

EXTRA CHAPTER 1

Harris :
Dear Diary Journal



Gambar   

by Coatwest


ntry 01

No. You’re not a diary.

Diary is just too girly, and I hate girly things.

Let just call you Journal.

Journal lebih terkesan umum, unisex, bisa dipakai cowok dan cewek.

Sebenarnya bingung mau nulis apa. Aku bukan tipe yang suka ngebagi rahasia ama orang lain, jadi kenapa aku harus nyeritain semua rahasiaku ke sebuah buku?

Tapi sayang juga bukunya kalau dibiarin.

Hmmmm .. nulis apa ya enaknya.

Sekarang aku sedang duduk sendirian di pojokan ruang tamu, anak-anak lagi nonton tv. Sebenarnya aku bisa aja nulis di kamar, tapi aku nggak mau dikatain cowok anti-sosial, nggak mau bergaul, jadi ya walaupun aku nggak ikut gabung nonton tv sama yang lain (acara tv sekarang semuanya nggak ada yang menarik) tapi paling enggak aku kan udah satu ruangan sama mereka.

Wait!!

Did Liam just wave at me?

Did he shouting my name just now?

Ah that poor kid. Always asking for help.

But I must not help him!!!

I do not want to be involved in whatever going on there.

Because I have an image and reputation to protect here.

As the almighty awesome cool boy.

Besides, Liam always lead to trouble.

And I hate trouble.

I will not let myself.



Entry 02

Wazzup Journal.

Sorry for the delay and leaving you under the sofa for so long.

Did you asked why I leave you under the sofa?

Of course because I don’t want anyone to read you.

You know what ..

I thought I was strong enough mentally and physically to defense myself against Liam’s puppy-eyes-attack.

Yang begini ini nih aku paling nggak suka, tatapan berbintang-bintang kayak Shinchan. Itu sama aja maksain kehendak ke orang lain tapi secara halus. Tapi tetep aja intinya maksa. Makanya aku nggak suka. It’s cheating.

Tapi akhirnya aku bantuin dia juga.

Aku nggak tahan diliatin Liam kayak gitu.

Ternyata Ferli nyuruh dia untuk ngisi data anak baru di asrama.

Ada empat anak baru. Aku, Liam, Sam dan Kaka.

Liam diberi semacam notebook yang isinya data anak Wisma Indah Empat dari jaman asrama itu pertama berdiri sampai sekarang. Lengkap sama foto segala. Data itu ditulis berdasarkan kamar, masing-masing satu lembar untuk satu kamar. Itu artinya aku harus berbagi satu halaman sama Kaka.

Liam bingung harus ngisi apa.

Aku suruh aja isi yang standar. Ngikutin data yang diisi senior sebelumnya. Padahal data yang diisi senior tuh sama sekali nggak jelas. Tidak bisa dibilang data. Isinya cuman nama, umur, zodiak, trus tulisan testimoni. Kesannya malah jadi kayak semacam yearbook.

Trus dia juga bingung harus ngisi apa di data punya Sam.

Sam kan masih belum balik.

Di sms juga susah.

Masalah lain ada di Kaka.

Waktu Liam minta fotonya untuk ditempel di notebook, Kaka bilang dia nggak punya foto.

Waktu itu Kaka sedang masak di dapur.

Tapi dibilang masak juga sebenernya nggak bisa.

Soalnya dia cuman manasin dan nyampur makanan yang ada di dapur.

Dia campur sayur kacang panjang punya Yudha, mie goreng nyolong dari kamar Sam, rendang kiriman orang tuanya Liam, gudeg yang dibeli Ferli pun dimasukin juga, dan nggak lupa ditambah sama nasi putih.

Semuanya tumplek blek di wajan.

Jadinya aneh.

Tapi enak.

Kamu pernah makan nasi goreng campur buatannya Kaka?

Kamu mau?

I bet you haven’t even tasted one.

Have you?

That’s impossible ‘cause you’re a book.

Books don’t eat.

Aku nggak mau ganggu Kaka masak, soalnya itu kan buat makan malamku juga.

Lagian Kaka kalo dibantu malah jadi menyebalkan.

Jadi sok penting.

Pake ngebego-begoin orang yang bantu dia.

Yeah, Liam cuman perlu fotonya Kaka kan?

Bisa diambil pake hp. Dan itu yang aku lakukan.

Waktu Kaka sedang asik masak aku jepret dia.

Kaka kaget. Tampangnya jadi bloon nggak ketulungan.

Setelah itu Kaka marah-marah minta di retake fotonya.

Aku ambil lagi beberapa jepretan biar dia diem.

Di kamar Liam ada printer. Dia emang yang paling lengkap fasilitasnya.

Aku print foto Kaka yang pertama, yang muka Kaka keliatan paling bego.

Terus kalau fotoku aku pakai foto waktu perpisahan SMA dulu.

Soal foto Sam aku ambil langsung dari kamarnya dia. Kebetulan ada satu.

Waktu aku nyamperin Liam ternyata dia dan Kaka sedang nulisin notebook.

Mending kalo nulisnya bener.

Lah ini malah pakai digambarin segala.

Seperti yang aku duga, Kaka ngamuk waktu aku ngasih liat fotonya yang aku print.

Dia minta print lagi foto yang lain.

Langsung aja aku tempel fotonya di notebook.

Hahhhh ..

Kapan ya Sam pulang?

Kalau Sam ada disini pasti dia yang ngurusin semua ini.

Bukan aku.

Sam is one of those people who are natural leaders.

If you were ever trapped in a burning building, you would turn to Sam and ask, "What do we do?"

Dan dia pasti punya solusinya.

Yang pasti kamu nggak akan minta saran dari Kaka.

Dia malah akan membuatmu terbunuh.

Dan Liam?

Don’t even think about it.

Instead, you must help him in the first place.

Malam ini aku capek sekali.

Mungkin gara-gara tadi siang aku keluyuran ke rumah sakit.

Ah iya jadi inget cincin keramat yang dipakai Kaka.

Tapi kapan-kapan aja ya aku ceritanya.

I’m really worn out now.





Love,
Your awesome master, Me.
 
 
--------------------------------------------------------------

0 comments:

Post a Comment